Turun, Minat Kuliah di Peternakan

SLEMAN - Ketertarikan lulusan SMA/SMK untuk kuliah di peternakan dari tahun ke tahun semakin berkurang. Padahal, sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang tersebut sangat diperlukan. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi mengembangkan sektor peternakan. 
”Bekerja di sektor peternakan kini dianggap tidak menjanjikan. Bidang tersebut masih dipandang kelas kedua,” kata Dekan Fakultas Peternakan UGM, Profesor Ali Agus, kepada wartawan usai dies natalis ke-43 Fakultas Peternakan UGM di Auditorium Fakultas Peternakan UGM kemarin (12/11).
Menurut Ali, berkembangnya perusahaan bidang jasa dan industri yang kaya modal dan teknologi menyebabkan lulusan sekolah menengah memilih kuliah di jurusan ekonomi atau teknik. Akibatnya, fakultas peternakan mengalami penurunan peminat.
Di UGM misalnya, pada 2011 peminat untuk kuliah di Fakultas Peternakan sebanyak 1.571 orang. Dan yang diterima 240 orang. Yang kembali mendaftar hanya 228 orang atau 95 persen. Pada 2012, jumlah peminat 881 orang. Dari 243 diterima seleksi ternyata yang kembali mendaftar sebanyak 213 orang.
”Dari tahun ke tahun, minat mahasiswa cenderung stagnan dengan rasio angka penerimaan sekitar 25 persen. Yang mendaftar kembali pun hanya sekitar 80-90 persen,” jelasnya.
Ali berkeyakinan, faktor lain penyebab menurunnya minat kuliah di peternakan adalah belum seriusnya perhatian pemerintah memajukan sektor tersebut. Ini sangat berbeda ketika Indonesia di masa pemerintah Orde Baru. Ketika itu sarjana-sarjana lulusan peternakan, pertanian, dan perikanan mendapat perhatian serius dari pemerintah. “Sarjana pertanian termasuk peternakan menjadi idola waktu itu,” terangnya.
Yang menjadi keprihatinanya adalah belum banyak pihak yang proaktif meyakinkan bahwa prospek dunia bisnis peternakan sangat menjanjikan. Padahal, dalam tiga tahun terakhir sektor peternakan memiliki pertumbuhan sekitar 7 persen dibandingkan dengan pertanian dan perikanan.
”Di Indonesia, pertumbuhan ayam potong saja mecapai 2,4 miliar di tahun 2012. Ini setara dengan konsumsi 10 kg daging ayam per kapita per tahun. Itu baru dari ternak ayam, belum ternak-ternak yang lain. Tandanya peluang bisnis di peternakan sangat menjanjikan,” ungkapnya.
Menurutnya, serapan tenaga kerja juga lebih menjanjikan, karena lulusan Fakultas Peternakan masa tunggunya lebih pendek, hanya tiga hingga empat bulan. ”Untuk itu promosi yang kuat agar masyarakat kembali berminat kuliah di peternakan menjadi satu-satunya jalan yang harus dilakukan,” terangnya. (bhn/iwa)
 
Sumber
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar