Pungut Uang Siswa untuk ke Swiss, Kepsek RSBI Dipecat

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Ratusan siswa SMA Negeri 5 sejak Kamis (20/9/12) pagi mogok belajar. Tindakan ini merupakan buntut kekesalan mereka terhadap dugaan pungutan liar yang marak dilakukan dalam 2 pekan terakhir oleh kepala sekolah mereka.
Dalam 2 pekan terakhir ini selain membayar uang pembangunan sebesar Rp 5 juta dan iuran komite sebesar Rp 300 ribu per bulan, siswa juga dibebani pungutan untuk pembelian mobil operasional kepala sekolah. Pungutan liar diduga dilakukan kepala sekolah dengan menggelar malam ramah tamah yang dirangkai dengan lelang lagu yang dinyanyikan siswa.
Pada malam ramah tamah tersebut hanya orangtua murid tertentu yang diundang. Kegiatan pengumpulan dana tersebut juga tidak diketahui komite sekolah sehingga siswa menilai telah terjadi pungutan liar yang dilakukan kepala sekolah mereka.
Salah seorang siswa, Dani Haposan mengatakan, malam ramah tamah digelar beberapa hari sebelum kepala sekolah berangkat ke Swiss, keberangkatan kepala sekolah dalam rangka mengikuti kunjungan kerja kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah yang menurut siswa tidak bermanfaat bagi sekolah mereka.
"Baru-baru ini kepala sekolah berangkat ke Wwiss, jadi uang pelelangan Rp 44 juta diduga untuk itu, yang ganjal undangannya untuk ekspo bunga. Inikan sekolah negeri akademik, bukan sekolah pertanian" ujar Dani.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Palangkaraya Ikhwanudin saat menemui siswa langsung merespon tuntutan siswa dengan memberhentikan kepala sekolah. Sejak hari ini kepemimpinan sekolah itu akan langsung diambil alih pihaknya.
"Sejak hari ini kepemimpinan sekolah ini kami ambil alih," tegas Ikhwanudin.
Saat hendak dikonfirmasi, Kepala SMAN 5 RSBI Rusnani Anggen yang berada di Swiss belum dapat dihubungi.

Sumber
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar