Mendikbud Targetkan 100 Politeknik Hingga 2015
SAMPANG, KOMPAS.com - Mendikbud Mohammad Nuh menargetkan pendirian 100 politeknik baru hingga tahun 2015, karena Indonesia membutuhkan jutaan "skill workers" (tenaga terampil) saat masuk "tujuh besar" negara maju pada tahun 2030.
"Karena itu, kami akan menyiapkan skill workers yang akan dibutuhkan pada saatnya nanti. Caranya, kami akan meningkatkan kapasitas universitas yang sudah ada, tapi kami juga akan mendirikan politeknik baru," katanya kepada Antara di Sampang, Madura, Jatim, Minggu (11/11/12).
Setelah meletakkan batu pertama Politeknik Negeri Madura (Poltera) di Sampang, ia menjelaskan alasan politeknik baru menjadi pilihan adalah untuk menggenjot akses masuk perguruan tinggi dan memenuhi kekurangan ’skill workers’.
"Yang tidak kalah pentingnya, perbaikan distribusi perguruan tinggi yang tidak tersebar di kota-kota besar, karena itu kami mendirikan politeknik baru di Jatim yakni di Sampang (tengah), Banyuwangi (timur), dan Madiun (barat)," katanya.
Secara nasional, katanya, pihaknya akan mendirikan politeknik pada kawasan 3-T yakni terluar, terpencil, dan termiskin, di antaranya Sangihe, Merauke, dan sebagainya. "Untuk memenuhi kekurangan ’skill workers’ itu, kami merencanakan pendirian 100 politeknik hingga 2015," katanya.
Ditanya anggaran pendirian politeknik itu, ia mengatakan pihaknya akan menganggarkan dalam APBN, karena anggaran pendidikan dalam APBN mengalami peningkatan.
"Kalau setiap politeknik membutuhkan Rp 100 miliar, maka untuk 100 politeknik akan dibutuhkan anggaran Rp 10 triliun," katanya.
Setelah meletakkan batu pertama Poltera, Mendikbud sempat memberikan kuliah umum yang dilakukan secara interaktif melalui dialog dengan enam mahasiswa Poltera yang "dititipkan" studi di PPNS dan PENS.
"Pendidikan itu ibarat lift. Kalau mau naik gedung, kita bisa saja menaiki dengan tangga biasa, tapi bisa dengan lift. Pendidikan itu ibarat lift yang berarti naik gedung atau naik jenjang lebih tinggi tanpa susah, karena tinggal pencet," katanya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya pendidikan sebagai kunci sukses. "Untuk masyarakat yang tidak mampu, kami menyediakan beasiswa agar mereka yang hidupnya terbatas juga bisa sukses. Yang penting adalah belajar, aktif berorganisasi, dan patuh kepada orang tua. Insya-Allah, sukses," katanya.
"Karena itu, kami akan menyiapkan skill workers yang akan dibutuhkan pada saatnya nanti. Caranya, kami akan meningkatkan kapasitas universitas yang sudah ada, tapi kami juga akan mendirikan politeknik baru," katanya kepada Antara di Sampang, Madura, Jatim, Minggu (11/11/12).
Setelah meletakkan batu pertama Politeknik Negeri Madura (Poltera) di Sampang, ia menjelaskan alasan politeknik baru menjadi pilihan adalah untuk menggenjot akses masuk perguruan tinggi dan memenuhi kekurangan ’skill workers’.
"Yang tidak kalah pentingnya, perbaikan distribusi perguruan tinggi yang tidak tersebar di kota-kota besar, karena itu kami mendirikan politeknik baru di Jatim yakni di Sampang (tengah), Banyuwangi (timur), dan Madiun (barat)," katanya.
Secara nasional, katanya, pihaknya akan mendirikan politeknik pada kawasan 3-T yakni terluar, terpencil, dan termiskin, di antaranya Sangihe, Merauke, dan sebagainya. "Untuk memenuhi kekurangan ’skill workers’ itu, kami merencanakan pendirian 100 politeknik hingga 2015," katanya.
Ditanya anggaran pendirian politeknik itu, ia mengatakan pihaknya akan menganggarkan dalam APBN, karena anggaran pendidikan dalam APBN mengalami peningkatan.
"Kalau setiap politeknik membutuhkan Rp 100 miliar, maka untuk 100 politeknik akan dibutuhkan anggaran Rp 10 triliun," katanya.
Setelah meletakkan batu pertama Poltera, Mendikbud sempat memberikan kuliah umum yang dilakukan secara interaktif melalui dialog dengan enam mahasiswa Poltera yang "dititipkan" studi di PPNS dan PENS.
"Pendidikan itu ibarat lift. Kalau mau naik gedung, kita bisa saja menaiki dengan tangga biasa, tapi bisa dengan lift. Pendidikan itu ibarat lift yang berarti naik gedung atau naik jenjang lebih tinggi tanpa susah, karena tinggal pencet," katanya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya pendidikan sebagai kunci sukses. "Untuk masyarakat yang tidak mampu, kami menyediakan beasiswa agar mereka yang hidupnya terbatas juga bisa sukses. Yang penting adalah belajar, aktif berorganisasi, dan patuh kepada orang tua. Insya-Allah, sukses," katanya.
Sumber