"Penyakit" UKG yang Berulang di Gelombang Kedua"



JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan yang dihimpun Forum Komunikasi Guru Indonesia (FSGI) dari daerah menunjukkan masih banyaknya masalah dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi Guru (UKG) gelombang kedua yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak 2 Oktober lalu. Sekjen FSGI, Retno Listyarti, menyebutkan laporan dari 14 daerah menunjukkan kesalahan yang pernah terjadi pada UKG gelombang satu kembali terulang pada UKG gelombang kedua.


"Persoalan substansi yang terjadi kembali yaitu persoalan salah ketik soal, tidak adanya jawaban, kemudian soal yang merujuk gambar, tabel, atau bagan gambar tidak muncul pada layar, sehingga peserta pun bingung menjawab, dan yang terakhir, persoalan teknis berupa minimnya sosialisasi dan tidak terkoneksi dengan server pusat juga masih terjadi," ungkap Retno kepada Kompas.com, Kamis (11/10/2012) sore.

Retno mengatakan, untuk tahap awal, FSGI akan terus menerima laporan penyelenggaraan UKG di daerah sebelum disampaikan kepada publik pada hari Minggu (14/10/2012) bersama Indonesian Corruption Watch (ICW). Seluruh laporan, lanjutnya, juga akan disampaikan langsung ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh, sehari setelahnya.

Untuk pelaksanaan UKG gelombang kedua di wilayah DKI Jakarta, Retno mengatakan aduan kesalahan teknis tidak lebih banyak dari daerah. Sudah tiga hari UKG di ibu kota berlangsung dan sejumlah komplain masuk.

"Kalau untuk DKI, laporan dari tanggal 9-11 Oktober ini menyebutkan, ada data guru mata pelajaran yang salah jurusan, terutama di SMK sangat banyak. Misalnya guru TIK diberi soal bahasa Jepang, Guru KKPI atau Komputer diberi soal Ekonomi, jurusan Wirausaha juga dapatnya soal Akuntansi," paparnya.

Retno juga menyebutkan, beberapa peserta yang sempat komplain kepada panitia atau pengawas ruang mengatakan, namun pengawas tak peduli dan membiarkan peserta untuk mengerjakan soal yang sudah dapat terakses.

"Pengawasnya mengatakan, sudah kerjakan saja, kan Bapak dan Ibu sudah dapat tunjangan, kalau nilainya kurang bisa diklat lagi," tuturnya.

Selain itu, Retno juga mengungkapkan bahwa kesalahan cetak tentang kompetensi guru pun masih tidak sesuai dengan bidangnya. Dia mencontohkan, pengalaman guru lulusan FPTK Teknik Elektro Umum yang sudah bersertifikat pendidik. Dia memperoleh undangan untuk mengikuti UKG namun dimasukkan ke dalam bidang Teknik Transmisi Instalasi Listrik. Menurut Retno, instrumen tes yang tidak relevan seperti ini menyulitkan para guru.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, UKG kedua di DKI Jakarta juga diwarnai masalah sosialisasi UKG, termasuk soal penyampaian undangan. Salah satunya, sejumlah guru yang mengikuti UKG pada tanggal 9 Oktober lalu mengaku baru mendapatkan undangan satu hari sebelum pelaksanaan. Retno menyayangkan hal ini. Menurutnya, guru akan kurang persiapan untuk mengikuti tes tersebut.

Laporan lainnya, lanjut Retno, berasal dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Data laporan FSGI menunjukkan, para guru di daerah ini memperoleh soal yang tidak sesuai dengan sertifikasi dan kompetensinya. Akibatnya, para guru kebingungan.

"Yang di Bukit Tinggi itu paling banyak salah mata pelajaran, seperti guru mata pelajaran muatan lokal dapatnya Bahasa Jepang, ada juga yang salah jenjang, misal guru SMP dapat soal SMA dan guru olahraga dapat soal guru kelas SD. Sementara laporan ini masuk, instansi terkait masih tidak mampu memberikan penjelasan ini," tandasnya.                              

Sumber
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar