Belajar Asal-Usul Kota Dengan 'Pop Up'


KREATIVITAS merupakan harga mati yang harus dipegang oleh mereka yang memang menekuni dunia kreatif. Tidak hanya kreatif, kita pun ingin memiliki kekhasan dalam setiap karya yang dihasilkan sehingga setiap melihat karya tersebut orang akan tahu jika produk tersebut merupakan hasil karya kita.


Berangkat dari keinginan untuk kreatif namun tetap memiliki keunikan, mahasiswa jurusan New Media School of Design Universitas Bina Nusantara (Binus) Oka Adrindra pun membuat karya yang 'tidak biasa.' Dia menciptakan sebuah buku yang bercerita tentang asal-usul nama kota di Tanah Air menggunakan ilustrasi pop up.
 
"Sumber inspirasinya ingin mencari yang unik dan enggak semua orang bisa bikin. Biar beda, makanya bikin pop up karena tidak diajarkan oleh kampus," ujar Oka ketika berbincang dengan Okezone di sela acara Fresh n Brite 2012 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.
 
Dia menyebutkan, sejak awal memang ingin mengusung tema local content dalam tugas akhirnya. Namun, Oka ingin sesuatu yang berbeda. "Wayang dan cerita rakyat sudah sering, sudah biasa dan semua orang sudah tahu. Saya melihat celah untuk mengambil tema tentang asal-usul kota-kota di Indonesia. Asal-usul kota itu masuk dongeng tapi enggak banyak orang tahu," tuturnya ramah.
 
Menurut Oka, memilih suatu bidang yang memang tidak dikenalinya merupakan sebuah tantangan. Dia pun menghabiskan banyak waktu untuk membuat sketsa dan mempelajari pop up dari buku tanpa ada yang mengajarkan.
 
"Pertama saya bikin sketsa dari kertas HVS dan sering banget gagal karena enggak ada yang ngajarin. Dari lima halaman dalam buku yang jadi sekarang, tadinya saya buat 7-8 halaman. Saya mulai buat ini dari Februari yang cuma sekadar konsep kemudian coret-coret di HVS dan Juni baru jadi buku," kata pria bertubuh tinggi itu.
 
Kesulitan yang dihadapi Oka dalam pembuatan buku tersebut tidak membuatnya menyerah. Meski terus gagal, dia tidak pernah berhenti mencoba. "Saya beli buku pop up untuk mempelajari bagaimana cara melipat agar sesuai desain yang diinginkan. Namun, contoh-contoh yang ada di buku tidak sampai saya bongkar karena sayang," imbuhnya.
 
Meski saat ini hasil karyanya baru satu, Oka mengaku tertarik jika ada memang kelak ide ini dikomersialisasikan. "Kalau bisa diterbitkan saya tertarik karena saat sidang dosen penguji juga pernah menawarkan. Tapi saya kan belum tahu bagaimana mekanismenya, jadi dipelajari dulu saja," tandasnya.
 
Selain mencintai dunia desain, ternyata Oka memiliki passion lain di bidang musik. "Ada sih keinginan untuk berkarir di bidang musik. Tapi karena desain juga salah satu passion saya, ya tekuni saja. Sampai saat ini saya belum apply ke perusahaan mana pun, masih menikmati masa libur," kata Oka sembari tertawa. (Okz/Ndw)
Sumber

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar