Kurikulum Pendidikan Baru Tuntas Akhir 2012
BANDUNG, KOMPAS.com — Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim menyebutkan, pembahasan dan penyusunan kurikulum pendidikan yang baru telah mencapai 25 persen dan dijadwalkan tuntas pada akhir 2012.
"Proses penyusunan kurikulum terus dilakukan, saat ini sudah mencapai 25 persen. Akhir 2012 dipastikan sudah rampung," kata Wamendikbud di sela-sela pembukaan TOT Pembentukan Karakter pada Guru dan Kepala Sekolah di Bandung, Minggu (21/10/2012).
Tahun depan sudah ada buku dan penataan di beberapa sektor sehingga bisa digulirkan pada tahun ajaran baru 2013.
Meski demikian, dalam prosesnya masih terus menyerap aspirasi dan masukan dari masyarakat, pakar, dan juga dari beberapa stakeholderpendidikan di Indonesia.
Salah satunya yang mendapat respons dari masyarakat adalah terkait penyederhanaan kurikulum, termasuk melakukan pemadatan pada mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
"Penyederhanaan kurikulum menjadi salah satu yang mendapat respons cukup signifikan, termasuk adanya pengurangan mata pelajaran seperti di tingkat SD," katanya.
Hal itu untuk merespons adanya pendapat yang menyebutkan bahwa anak dijejali banyak pelajaran sehingga dilakukan penyesuaian dalam kurikulum baru.
Musliar mencontohkan, dalam kurikulum baru untuk tingkat SD diwacanakan hanya ada enam mata pelajaran, yakni Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
"IPA tidak ada, dalam kurikulum baru ilmu pengetahuan akan diintegrasikan dengan pelajaran lain, termasuk salah satunya ilmu bahasa dikemas dalam konteks yang lebih menarik," katanya.
Penjaskes juga diintegrasikan dengan penerapan nilai dan karakter, mendorong kerja keras dan cinta Tanah Air.
"Ini kesempatan menata kurikulum, jangan sampai ada istilah siswa terbebani. Mereka bersekolah, tetapi tetap bisa menikmati masa kanak-kanak," kata Musliar.
Dalam kurikulum baru, kata dia, peserta didik didorong untuk mengenali lingkungan sekitarnya dan potensi masing-masing.
Di sisi lain, kata Wamendikbud, model implementasinya juga masih akan dibahas kembali.
"Implementasinya belum disepakati, untuk tingkatan SD hingga perguruan tinggi, apakah ploting-nya di sekolah kabupaten atau provinsi. Masih akan disusun dan disepakati. Saya sendiri tidak sabar menunggu 2013, seperti apa sekolah-sekolah menerapkan kurikulum baru itu," kata Wamendikbud.
Sumber
Kompas Edukasi
"Proses penyusunan kurikulum terus dilakukan, saat ini sudah mencapai 25 persen. Akhir 2012 dipastikan sudah rampung," kata Wamendikbud di sela-sela pembukaan TOT Pembentukan Karakter pada Guru dan Kepala Sekolah di Bandung, Minggu (21/10/2012).
Tahun depan sudah ada buku dan penataan di beberapa sektor sehingga bisa digulirkan pada tahun ajaran baru 2013.
Meski demikian, dalam prosesnya masih terus menyerap aspirasi dan masukan dari masyarakat, pakar, dan juga dari beberapa stakeholderpendidikan di Indonesia.
Salah satunya yang mendapat respons dari masyarakat adalah terkait penyederhanaan kurikulum, termasuk melakukan pemadatan pada mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
"Penyederhanaan kurikulum menjadi salah satu yang mendapat respons cukup signifikan, termasuk adanya pengurangan mata pelajaran seperti di tingkat SD," katanya.
Hal itu untuk merespons adanya pendapat yang menyebutkan bahwa anak dijejali banyak pelajaran sehingga dilakukan penyesuaian dalam kurikulum baru.
Musliar mencontohkan, dalam kurikulum baru untuk tingkat SD diwacanakan hanya ada enam mata pelajaran, yakni Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
"IPA tidak ada, dalam kurikulum baru ilmu pengetahuan akan diintegrasikan dengan pelajaran lain, termasuk salah satunya ilmu bahasa dikemas dalam konteks yang lebih menarik," katanya.
Penjaskes juga diintegrasikan dengan penerapan nilai dan karakter, mendorong kerja keras dan cinta Tanah Air.
"Ini kesempatan menata kurikulum, jangan sampai ada istilah siswa terbebani. Mereka bersekolah, tetapi tetap bisa menikmati masa kanak-kanak," kata Musliar.
Dalam kurikulum baru, kata dia, peserta didik didorong untuk mengenali lingkungan sekitarnya dan potensi masing-masing.
Di sisi lain, kata Wamendikbud, model implementasinya juga masih akan dibahas kembali.
"Implementasinya belum disepakati, untuk tingkatan SD hingga perguruan tinggi, apakah ploting-nya di sekolah kabupaten atau provinsi. Masih akan disusun dan disepakati. Saya sendiri tidak sabar menunggu 2013, seperti apa sekolah-sekolah menerapkan kurikulum baru itu," kata Wamendikbud.
Sumber
Kompas Edukasi