Internalisasi Pancasila pada Tataran Nilai, Bukan Formalitas
Jakarta
--- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, mengatakan,
Pancasila yang sudah dirumuskan para pejuang sebagai ideologi negara
Indonesia harus dipertahankan. Bukan sekadar dalam makna Pancasila saja,
tapi internalisasinya mutlak dilakukan.
“Pancasila yang sudah dirumuskan para sesepuh
harus dipertahankan. Disaat batas-batas negara tidak jelas, dan pengaruh
media internasional begitu kuat, maka internalisasi nilai menjadi
mutlak,” demikian disampaikan Mendikbud usai upacara Peringatan
Kesaktian Pancasila, di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Senin
(1/10).
Mendikbud menegaskan, internalisasi Pancasila
jangan sampai terjebak pada formalitas semata. Tapi harus dilihat dari
segi nilai. Untuk itu, dalam penyempurnaan kurikulum yang akan dilakukan
pada 2013 mendatang, akan dirumuskan kembali mata pelajaran yang
terkait dengan nilai-nilai Pancasila. Urusan ideologi dan internalisasi
Pancasila akan ditata kembali dan disempurnakan.
“Misal lulusan SD, mereka diharapkan setelah lulus
SD kompetensinya apa? Apa hanya hafal Pancasila saja? Tentu tidak. Itu
yang saya maksud jangan terjebak formalitas yang hanya hafalan saja,”
katanya.
Empat hal dikemukakan Mendikbud tentang kurikulum.
Yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan
standar evaluasi. Dalam standar kompetensi, ada tiga aspek yang terkait
yaitu, attitude, skill, dan knowledge atau disingkat ASK.
“Jadi derajat masing-masing ASK di setiap jenjang penekanannya beda-beda. Di perguruan tinggi attitude nya beda dengan anak SD. Knowledge dan skill-nya juga. Dia sebagai inspirasi,” katanya. (AR)
Sumber