Ekstrakurikuler Disepelekan, Tawuran Merajalela

Jurnas.com | KOMUNITAS Salam Jari Kelingking mengkritisi kebijakan yang banyak dilakukan di sejumlah sekolah yang menjalankan program ekstra kurikuler tanpa arah yang jelas sehingga terkesan sekadarnya saja.

Meski terlihat sepele, hal tersebut dinilai turut menjadi cikal bakal maraknya praktik tawuran di kalangan pelajar. “Secara alamiah, harus disadari bahwa masa muda itu adalah masa-masa mencari wadah berekspresi. Pemuda itu suka melakukan hal-hal yang dianggapkeren dan membuat bangga. Ini harusnya adalah peran ekstra kurikuler di sekolah. Tapi yang ada kan program ekskul di sekolah cenderung disepelekan. Dananya pas-pasan. Pelaksanaannya juga terkesan sekadarnya saja. Maka wajar kalau pemuda-pemuda mencari pelampiasan di luar,” ujar koordinator Komunitas Salam Jari Kelingking, Nanda Putra, di Jakarta, Minggu (14/10).

Pernyataan tersebut diampaikan Nanda di sela aksi yang digelar Komunitas Salam Jari Kelingking dengan membawa bendera berukuran raksasa di Bundaran Hotel Indonesia (HI), pada Minggu (14/10) pagi, di tengah ramainya masyarakat yang menikmati program Car Free Day di sekitar kawasan tersebut.

Awalnya, menurut Nanda, kegiatan ekstra kurikuler memang diadakan untuk mewadahi kreatifitas dan semangat para pelajar dalam berekspresi. Namun kerap kali di banyak sekolah, eksistensi kegiatan ekstra kurikuler tersebut acap disepelekan dengan tidak adanya dukungan dana yang memadai dan juga ketersediaan pembina yang mumpuni.

Kalau memang diperlukan, lanjut Nanda, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) perlu membuat kebijakan dan arahan khusus untuk mengatur pelaksanaan ekstra kurikuler di semua sekolah di Indonesia.

Dengan demikian, diharapkan manajemen program ekstra kurikuler tidak lagi acak-acakan dan dapat secara maksimal mewadahi kreatifitas dan ekspresi pelajar. “Kami sih kurang paham masalah kebijakan-kebijakan. Sudah ada pemerintah yang lebih berkompeten masalah itu. Yang kami tahu, wadah-wadah kreatifitas pemuda di sekolah ini perlu diperbanyak. Jangan kesannya saja banyak untuk gaya-gayaan saat penerimaan siswa, tapi ternyata pengelolaannya nggak jelas. Kalau (ekskul) ini bisa dijalankan maksimal, kami yakin dampaknya akan besar untuk mengurangi praktik tawuran,” tegas Nanda.

Sumber
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar