Bahasa Daerah Dapat Menguatkan Karakter Bangsa

SOLO, KOMPAS.com - Bahasa daerah dapat mengarahkan siswa untuk berkembang dalam lingkungan lokalnya sehingga pembelajarannya juga penting karena dapat membangun dan menguatkan karakter bangsa, demikian dikatakan pengamat budaya Jawa Universitas Sebelas Maret UNS), Tunjung W Suturta.
Karena itu, katanya di Solo, Jumat, sudah sewajarnya pelajaran Bahasa Jawa tetap dipertahankan dalam Kurikulum 2013. Tunjung menyambut baik dipertahankannya pelajaran Bahasa Jawa dalam kurikulum 2013, karena pembelajaran bahasa daerah ini penting untuk pembinaan karakter siswa.
Tunjung juga tidak mempermasalahkan jika pelajaran Bahasa Jawa tersebut tidak berdiri sendiri sebagai satu mata pelajaran (mapel), melainkan masuk dalam mapel Muatan Lokal. "Tidak masalah, yang penting Bahasa Jawa diajarkan kepada siswa," katanya, di Solo, Jumat (15/2/2013).
Penerapan kurikulum pendidikan baru pada tahun ini dipastikan akan mecoret sejumlah mata pelajaran (mapel) dari daftar mapel yang akan diberikan kepada siswa.
"Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta memastikan tetap memasukkan pelajaran Bahasa Jawa dalam kurikulum baru 2013," kata Kepala Dispora Pemkot Surakarta Rahmad Sutomo.
Ia mengatakan, pelajaran Bahasa Jawa tersebut tidak dijadikan satu mapel tersendiri melainkan masuk dalam mapel Muatan Lokal. "Intinya Bahasa Jawa tetap diajarkan, namun masuk dalam mata pelajaran muatan lokal," katanya.
Meski demikian, dijamin hal tersebut tidak akan mengurangi esensi materi yang disampaikan kepada siswa. Dikatakannya, pihaknya menyadari pentingnya pembelajaran muatan lokal tersebut untuk memperkuat identitas bangsa di kalangan siswa sekolah.
Pemberian pelajaran Bahasa Jawa kepada siswa sekolah juga diharapkan dapat terus melestarikan kebudayaan tradisi di Indonesia dan tradisi Solo pada khususnya.
Kurikulum baru 2013 tersebut, lanjut dia, mulai diterapkan pada tahun ajaran baru tahun ini. Kurikulum tersebut akan diterapkan di semua jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP hingga SMA/SMK sederajat.
Ia mengatakan, meski demikian pihaknya akan menerapkan kurikulum baru tersebut secara bertahap. "Mulai dari kelas satu dulu di setiap jenjang. Untuk menerapkan secara keseluruhan ya kira-kira butuh waktu tiga tahun," katanya.

Sumber
Kompas Edukasi
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar