84,30 Persen Kantin Sekolah Belum Sehat
BOGOR, KOMPAS.com - Sekitar 84,30 persen kantin dari 640 sekolah di 20 provinsi di Indonesia belum memenuhi syarat kesehatan. Angka itu dikemukan Prof Siti Madanijah, dosen Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB, Minggu, berdasarkan hasil penelitian tentang sekolah sehat, yang dilakukan Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas pada 2007.
"Keberadaan kantin sehat di sekolah penting dalam menyediakan makanan dan minuman yang aman dan sehat untuk anak-anak," kata Prof Siti Madanijah, salah satu pembicara dalam seminar kantin sehat di Kampus IPB Dramaga, Minggu (17/2/2013).
Siti menjelaskan, masih ditemukan banyak pangan jajanan anak sekolah yang belum memenuhi persyaratan mutu kebersihan, kesehatan dan keamanan sehingga dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan. "Kantin sehat sekolah merupakan salah satu indikator sekolah sehat," ujarnya.
Fakta di lapangan, lanjut Siti, menjadi latar belakang pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional mengadakan program pembinaan kantin sehat sekolah di Indonesia guna mendorong sekolah sadar akan pentingnya pangan atau jajanan di sekolah yang bergizi dan sehat (higienis) serta aman dikonsumsi.
Sejumlah peraturan diterbitkan guna melaksanakan program tersebut diantaranya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 39 pada 2008 tentang pembinaan kesiswaan.
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang SNP, pasal 42 ayat 2 bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana antara lain ruang kantin. Peraturan lainnya Permendiknas nomor 57 tahun 2009, tentang pemberian bantuan pengembangan sekolah sehat.
"Sudah saatnya kepala sekolah, guru, orang tua, siswa dan pedagang jajan untuk terlibat dalam mengadakan katin sehat ini, sesuai yang diatur dalam peraturan pemerintah tadi," katanya.
Siti mengatakan, pangan jajajanan yang beredar di masyarakat berpotensi tidak bergizi, mengandung bahan pewarna, bahan pengawet dan penyajian kurang higienis.
Sementara itu, peran kantin sehat menyediakan makanan sehat dan aman, selain menyediakan sehat dan aman kantin sekolah juga sebagai media pendidikan mewujudkan pesan-pesan pendidikan.
"Perilaku makan siswa melalui pola makan sehat diperoleh dari kantin sekolah yang menyediakan makanan sehat bagi siswa bila tidak sempat sarapan di rumah," katanya.
Siti menambahkan, kantin sehat haruslah memenuhi persyarakat diantaranya penyediaan bahan baku yang sehat, penyediaan pangan yang aman tidak tercemar secara biologis, kimia dan fisik. "Kantin menyediakan cemilan kering, makan siang dan berbagai jenis minuman," katanya.
Sementara itu, Pakar Gizi IPB, Prof Hadinsyah, Ms menyatakan, jajan sehat dapat mendorong terciptanya generasi muda yang andal dan berkualitas. "Sarapan atau jajanan sehat melwyih disiplin anak dan otak menjadi encer sehingga daya serap anak saat belajar juga tinggi," katanya.
Seminar kantin sehat diselenggarakan oleh Departemen Gizi Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB bekerjasama dengan Ajinomoto dalam program nutrisi (AINP) yan dihadiri oleh sejumlah peserta terdiri dari guru, siswa dan orang tua.
Seminar ini mengangakat tema "Kantin Sehat sebagai Media Pembentukan Anak Sehat dan Berprestasi" menghadirkan sejumlah pembicara dari IPB diantaranya, Dr Amiruddin dari Departemen Sains KPM FEMA yang membahas strategi komunikasi untuk peningkatan gizi, Pakar Gizi IPB, Prof Hadinsyah, Ms dan Prof Siti Madanijah dosen dari Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB yang membahas tentang peraturan terkait pengelolaan kantin sekolah.
Sumber
Kompas Edukasi
"Keberadaan kantin sehat di sekolah penting dalam menyediakan makanan dan minuman yang aman dan sehat untuk anak-anak," kata Prof Siti Madanijah, salah satu pembicara dalam seminar kantin sehat di Kampus IPB Dramaga, Minggu (17/2/2013).
Siti menjelaskan, masih ditemukan banyak pangan jajanan anak sekolah yang belum memenuhi persyaratan mutu kebersihan, kesehatan dan keamanan sehingga dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan. "Kantin sehat sekolah merupakan salah satu indikator sekolah sehat," ujarnya.
Fakta di lapangan, lanjut Siti, menjadi latar belakang pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional mengadakan program pembinaan kantin sehat sekolah di Indonesia guna mendorong sekolah sadar akan pentingnya pangan atau jajanan di sekolah yang bergizi dan sehat (higienis) serta aman dikonsumsi.
Sejumlah peraturan diterbitkan guna melaksanakan program tersebut diantaranya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 39 pada 2008 tentang pembinaan kesiswaan.
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang SNP, pasal 42 ayat 2 bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana antara lain ruang kantin. Peraturan lainnya Permendiknas nomor 57 tahun 2009, tentang pemberian bantuan pengembangan sekolah sehat.
"Sudah saatnya kepala sekolah, guru, orang tua, siswa dan pedagang jajan untuk terlibat dalam mengadakan katin sehat ini, sesuai yang diatur dalam peraturan pemerintah tadi," katanya.
Siti mengatakan, pangan jajajanan yang beredar di masyarakat berpotensi tidak bergizi, mengandung bahan pewarna, bahan pengawet dan penyajian kurang higienis.
Sementara itu, peran kantin sehat menyediakan makanan sehat dan aman, selain menyediakan sehat dan aman kantin sekolah juga sebagai media pendidikan mewujudkan pesan-pesan pendidikan.
"Perilaku makan siswa melalui pola makan sehat diperoleh dari kantin sekolah yang menyediakan makanan sehat bagi siswa bila tidak sempat sarapan di rumah," katanya.
Siti menambahkan, kantin sehat haruslah memenuhi persyarakat diantaranya penyediaan bahan baku yang sehat, penyediaan pangan yang aman tidak tercemar secara biologis, kimia dan fisik. "Kantin menyediakan cemilan kering, makan siang dan berbagai jenis minuman," katanya.
Sementara itu, Pakar Gizi IPB, Prof Hadinsyah, Ms menyatakan, jajan sehat dapat mendorong terciptanya generasi muda yang andal dan berkualitas. "Sarapan atau jajanan sehat melwyih disiplin anak dan otak menjadi encer sehingga daya serap anak saat belajar juga tinggi," katanya.
Seminar kantin sehat diselenggarakan oleh Departemen Gizi Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB bekerjasama dengan Ajinomoto dalam program nutrisi (AINP) yan dihadiri oleh sejumlah peserta terdiri dari guru, siswa dan orang tua.
Seminar ini mengangakat tema "Kantin Sehat sebagai Media Pembentukan Anak Sehat dan Berprestasi" menghadirkan sejumlah pembicara dari IPB diantaranya, Dr Amiruddin dari Departemen Sains KPM FEMA yang membahas strategi komunikasi untuk peningkatan gizi, Pakar Gizi IPB, Prof Hadinsyah, Ms dan Prof Siti Madanijah dosen dari Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB yang membahas tentang peraturan terkait pengelolaan kantin sekolah.
Sumber
Kompas Edukasi