Pendidikan Sekolah Bermutu Tak Harus Mahal
JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Yayasan Soposurung yang mengelola SMA Negeri 2 Soposurung RSBI Balige, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Letjen (Purn) TB Silalahi mengatakan, sekolah bermutu tidak harus mahal. Ia mengkrtitik sekolah dengan status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional yang cenderung dikomersialkan.
"Sekolah yang bermutu tidak membeda-bedakan antara yang punya duit dan yang tidak punya. Kalau perlu, mereka disubsidi pemerintah atau swasta. Saya akui sekolah memang butuh duit, tapi jangan dibebankan ke murid. Mutu guru harus ditingkatkan namun biayanya jangan membebani siswa," katanya ketika dihubungi, Jumat (11/1/2013).
Ia menceritakan sejak berdiri pada tahun 1992, SMA Negeri 2 Soporung telah menerapkan penggunaan dua bahasa untuk sejumlah mata pelajaran. Guru yang alumni dari Inggris dan Singapura juga didatangkan untuk meningkatkan kemampuan prestasi siswa. Akan tetapi murid hanya dikenai uang sekolah Rp 90.000 per bulan. Siswa miskin bisa dibebaskan dari uang sekolah bila ada surat miskin dari kepala desa. Dari 500 siswa, sebanyak 100 siswa adalah anak dari keluarga miskin.
Sumber
Kompas Edukasi
"Sekolah yang bermutu tidak membeda-bedakan antara yang punya duit dan yang tidak punya. Kalau perlu, mereka disubsidi pemerintah atau swasta. Saya akui sekolah memang butuh duit, tapi jangan dibebankan ke murid. Mutu guru harus ditingkatkan namun biayanya jangan membebani siswa," katanya ketika dihubungi, Jumat (11/1/2013).
Ia menceritakan sejak berdiri pada tahun 1992, SMA Negeri 2 Soporung telah menerapkan penggunaan dua bahasa untuk sejumlah mata pelajaran. Guru yang alumni dari Inggris dan Singapura juga didatangkan untuk meningkatkan kemampuan prestasi siswa. Akan tetapi murid hanya dikenai uang sekolah Rp 90.000 per bulan. Siswa miskin bisa dibebaskan dari uang sekolah bila ada surat miskin dari kepala desa. Dari 500 siswa, sebanyak 100 siswa adalah anak dari keluarga miskin.
Sumber
Kompas Edukasi