Setop Jadi Guru, Jika Tidak?
REPUBLIKA.CO.ID, PARUNG -- Disela kesibukannya berusaha memberikan sumbangsih kepada dunia pendidikan, praktisi pendidikan, Asep Sapa'at mencoba untuk tidak pelit berbagi ilmu. Saat ini ia menanti publikasi buku yang mencerminkan pemikirannya.
"Judulnya, Stop Menjadi Guru, Jika Tidak..," kata dia kepada ROL, Rabu (12/12).
Ia menuturkan menjadi guru di Indonesia itu bukan pilihan. Sebab, ada kemungkinan banyak guru Indonesia memilih untuk mengajar di luar negeri. Sebabnya, yang terjadi saat ini adalah memutuskan jadi guru di Indonesia itu pilihan.
"Saya paham, bagaimana hidup menjadi guru. Buku itu perjalanan hidup saya, ada satu dorongan membuat guru jadi lebih baik," kata pria yang pernah menjadi guru itu.
Melalui buku itu, lanjutnya, kalau tidak sanggup menjadi guru ya tidak usah. Profesi guru itu tidak terbatas pada kelas dan ruang tapi peranan lain, yang intinya berkaitan dengan pendidikan.
"Bagi saya, guru itu pelaku kehidupan. Banyak guru yang garing. Tentu itu ada yang salah dari guru. Disinilah, saya belajar, perbaiki diri, dan banyak pengalaman yang ingin dibagikan," kata dia.
"Judulnya, Stop Menjadi Guru, Jika Tidak..," kata dia kepada ROL, Rabu (12/12).
Ia menuturkan menjadi guru di Indonesia itu bukan pilihan. Sebab, ada kemungkinan banyak guru Indonesia memilih untuk mengajar di luar negeri. Sebabnya, yang terjadi saat ini adalah memutuskan jadi guru di Indonesia itu pilihan.
"Saya paham, bagaimana hidup menjadi guru. Buku itu perjalanan hidup saya, ada satu dorongan membuat guru jadi lebih baik," kata pria yang pernah menjadi guru itu.
Melalui buku itu, lanjutnya, kalau tidak sanggup menjadi guru ya tidak usah. Profesi guru itu tidak terbatas pada kelas dan ruang tapi peranan lain, yang intinya berkaitan dengan pendidikan.
"Bagi saya, guru itu pelaku kehidupan. Banyak guru yang garing. Tentu itu ada yang salah dari guru. Disinilah, saya belajar, perbaiki diri, dan banyak pengalaman yang ingin dibagikan," kata dia.
Sumber