Kurikulum 2013 Justru Guru Harus Menyesuaikan Diri
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dalam perubahan kurikulum yang tengah dilakukan saat ini, ada tiga elemen penting dalam pengem-bangannya yaitu peserta didik, guru dan buku pegangan untuk siswa dan guru. Namun yang selalu difokuskan saat ini adalah masalah kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum baru ini.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa yang terpenting sebenarnya adalah kesiapan psikologis peserta didik dalm menjalankan kurikulum ini. Namun kesiapan peserta didik tidak akan ada artinya jika guru yang mengaplikasikan kurikulum baru ini tidak paham dengan baik mengenai konsepnya.
"Seperti mobil saja, guru ini seperti sopir. Kalau tidak siap dan terlatih ya nabrak. Tapi kalau terlatih mau mobilnya seperti apa, jalannya pasti akan lancar dan sampai tujuan," kata Nuh saat Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta, Sabtu (1/12/2012).
Untuk itu, pihaknya akan menyiapkan pelatihan bagi para guru. Kemudian dokumen kurikulum yang sudah disempurnakan setelah uji publik ini juga akan disampaikan pada para guru agar dapat memahami konsep dan tujuan dari revisi kurikulum ini secara baik dan benar.
Menanggapi usulan bahwa sebaiknya guru disiapkan terlebih dahulu baru dilakukan perubahan kurikulum, Nuh menjawab bahwa guru yang harus menyesuaikan pada kurikulum. Karena jika kurikulum yang menyesuaikan pada kesiapan guru maka perubahan metode pembelajaran ini tidak dapat diperkirakan kapan dilakukan.
"Tidak bisaa menunggu guru siap dulu baru diganti kurikulumnya. Mau tahun kapan dan menunggu berapa lama," jelas Nuh.
Penerapan kurikulum yang dijalankan secara bertahap pada 2013 nanti juga dikarenakan alasan tenaga pendidik yang jumlahnya masih kurang. Selain itu, persiapan yang diselenggarakan juga tidak dapat menjangkau semua guru sehingga dipilih untuk melakukan pelaksanaan kurikulum ini secara bertahap.
"Ini pertimbangan juga kenapa tidak seluruh kelas dijalankan. Jadi tahun depan kelas I, IV, VII dan X. Tahun 2014, baru ditambah II, V, VIII dan XI. Untuk 2015 baru keseluruhannya," tandasnya.
Sumber
Kompas Edukasi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa yang terpenting sebenarnya adalah kesiapan psikologis peserta didik dalm menjalankan kurikulum ini. Namun kesiapan peserta didik tidak akan ada artinya jika guru yang mengaplikasikan kurikulum baru ini tidak paham dengan baik mengenai konsepnya.
"Seperti mobil saja, guru ini seperti sopir. Kalau tidak siap dan terlatih ya nabrak. Tapi kalau terlatih mau mobilnya seperti apa, jalannya pasti akan lancar dan sampai tujuan," kata Nuh saat Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta, Sabtu (1/12/2012).
Untuk itu, pihaknya akan menyiapkan pelatihan bagi para guru. Kemudian dokumen kurikulum yang sudah disempurnakan setelah uji publik ini juga akan disampaikan pada para guru agar dapat memahami konsep dan tujuan dari revisi kurikulum ini secara baik dan benar.
Menanggapi usulan bahwa sebaiknya guru disiapkan terlebih dahulu baru dilakukan perubahan kurikulum, Nuh menjawab bahwa guru yang harus menyesuaikan pada kurikulum. Karena jika kurikulum yang menyesuaikan pada kesiapan guru maka perubahan metode pembelajaran ini tidak dapat diperkirakan kapan dilakukan.
"Tidak bisaa menunggu guru siap dulu baru diganti kurikulumnya. Mau tahun kapan dan menunggu berapa lama," jelas Nuh.
Penerapan kurikulum yang dijalankan secara bertahap pada 2013 nanti juga dikarenakan alasan tenaga pendidik yang jumlahnya masih kurang. Selain itu, persiapan yang diselenggarakan juga tidak dapat menjangkau semua guru sehingga dipilih untuk melakukan pelaksanaan kurikulum ini secara bertahap.
"Ini pertimbangan juga kenapa tidak seluruh kelas dijalankan. Jadi tahun depan kelas I, IV, VII dan X. Tahun 2014, baru ditambah II, V, VIII dan XI. Untuk 2015 baru keseluruhannya," tandasnya.
Sumber
Kompas Edukasi