2013, DIY Uji Coba Kurikulum HIV/AIDS
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Penanggulangan AIDS DI Yogyakarta bersama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga setempat berencana melakukan uji coba kurikulum HIV/AIDS di 600 sekolah menengah atas atau sederajat mulai 2013.
"Saat ini, kami bersama dengan guru-guru sedang menyusun materi pembelajaran untuk melaksanakan kurikulum tersebut karena kurikulum tersebut sebenarnya sudah ada sejak 2006," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DIY A Riswanto di Yogyakarta, Selasa (27/11/2012).
Menurut dia, kurikulum tersebut sebenarnya sudah masuk dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas XI khususnya untuk materi kesehatan, baik kesehatan pribadi, lingkungan, maupun pencegahan penyakit berbahaya. Namun, dia mengatakan, diadakannya pembelajaran mengenai HIV/AIDS secara khusus bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa terkait bahaya HIV/AIDS, termasuk cara penularannya.
"Selain itu, melalui pembelajaran tersebut, anak didik diharapkan mampu memahami cara menghindari penularan HIV/AIDS," lanjutnya.
Riswanto mengatakan, pengenalan HIV/AIDS melalui kurikulum di sekolah akan semakin memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait penyakit tersebut secara lebih baik.
"Stigma kepada pengidap HIV/AIDS masih kerap ditemui di masyarakat. Hal itu terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS," katanya.
Jika pengetahuan masyarakat terkait HIV/AIDS cukup baik, lanjut dia, mereka akan memiliki sikap yang lebih bijaksana saat berhadapan dengan pengidap penyakit tersebut.
Sementara itu, pada peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember, KPA DIY akan menggelar sejumlah kegiatan yang dipusatkan di Kantor Kepatihan Pemerintah DIY dimulai dengan Dance 4 Life yang diikuti sekitar 1.000 pelajar SMA/SMK di DIY. Setelah itu akan dilakukan penandatanganan deklarasi komitmen penanggulangan HIV/AIDS oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono (HB) X dan juga sejumlah muspida lain serta pentas wayang kulit.
Sumber
Kompas Edukasi
"Saat ini, kami bersama dengan guru-guru sedang menyusun materi pembelajaran untuk melaksanakan kurikulum tersebut karena kurikulum tersebut sebenarnya sudah ada sejak 2006," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DIY A Riswanto di Yogyakarta, Selasa (27/11/2012).
Menurut dia, kurikulum tersebut sebenarnya sudah masuk dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas XI khususnya untuk materi kesehatan, baik kesehatan pribadi, lingkungan, maupun pencegahan penyakit berbahaya. Namun, dia mengatakan, diadakannya pembelajaran mengenai HIV/AIDS secara khusus bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa terkait bahaya HIV/AIDS, termasuk cara penularannya.
"Selain itu, melalui pembelajaran tersebut, anak didik diharapkan mampu memahami cara menghindari penularan HIV/AIDS," lanjutnya.
Riswanto mengatakan, pengenalan HIV/AIDS melalui kurikulum di sekolah akan semakin memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait penyakit tersebut secara lebih baik.
"Stigma kepada pengidap HIV/AIDS masih kerap ditemui di masyarakat. Hal itu terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS," katanya.
Jika pengetahuan masyarakat terkait HIV/AIDS cukup baik, lanjut dia, mereka akan memiliki sikap yang lebih bijaksana saat berhadapan dengan pengidap penyakit tersebut.
Sementara itu, pada peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember, KPA DIY akan menggelar sejumlah kegiatan yang dipusatkan di Kantor Kepatihan Pemerintah DIY dimulai dengan Dance 4 Life yang diikuti sekitar 1.000 pelajar SMA/SMK di DIY. Setelah itu akan dilakukan penandatanganan deklarasi komitmen penanggulangan HIV/AIDS oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono (HB) X dan juga sejumlah muspida lain serta pentas wayang kulit.
Sumber
Kompas Edukasi