Banyak Penolakan, Kemendikbud Tetap Maju
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap akan melanjutkan proses penyusunan kurikulum pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meski aksi penolakan terhadap kurikulum baru terus dilakukan oleh beberapa organisasi peduli pendidikan. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, mengatakan bahwa pro dan kontra wajar muncul terhadap sebuah rencana kebijakan.
Namun pada kenyataannya, masyarakat yang menyambut baik dengan perubahan kurikulum ini juga cukup banyak. Jika ada yang tidak setuju, masyarakat juga memberi masukan terhadap konsep kurikulum baru.
"Penolakan ini dari mana dan mewakili berapa banyak suara? Karena kalau saya lihat dari uji publik dan masukan yang ada di website, tanggapannya positif," kata Musliar pada Kompas.com, Sabtu (8/12/2012).
Ia menjelaskan bahwa perubahan kurikulum yang ada saat ini tentu ditujukan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Sasarannya sudah pasti adalah siswa dan guru agar memiliki kompetensi yang memadai dalam menjawab tantangan masa depan.
"Kami hanya berupaya yang terbaik untuk pendidikan Indonesia. Kurikulum ini batal, kami tidak rugi. Anak-anak Indonesia yang akan rugi," jelas Musliar.
Untuk itu, ia meminta pada berbagai pihak agar mau melihat urgensi perubahan kurikulum ini. Ia menegaskan bahwa masukan apapun akan diterima dan dikaji dengan baik untuk kemudian dikombinasikan ke dalam konsep yang ada sekarang. Dengan demikian, konsep kurikulum baru akan menjadi sempurna.
"Beri masukan akan kami dengar dan kami lihat sama seperti yang lain. Jangan apa saja yang kami buat selalu disalahkan," tandasnya.
Namun pada kenyataannya, masyarakat yang menyambut baik dengan perubahan kurikulum ini juga cukup banyak. Jika ada yang tidak setuju, masyarakat juga memberi masukan terhadap konsep kurikulum baru.
"Penolakan ini dari mana dan mewakili berapa banyak suara? Karena kalau saya lihat dari uji publik dan masukan yang ada di website, tanggapannya positif," kata Musliar pada Kompas.com, Sabtu (8/12/2012).
Ia menjelaskan bahwa perubahan kurikulum yang ada saat ini tentu ditujukan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Sasarannya sudah pasti adalah siswa dan guru agar memiliki kompetensi yang memadai dalam menjawab tantangan masa depan.
"Kami hanya berupaya yang terbaik untuk pendidikan Indonesia. Kurikulum ini batal, kami tidak rugi. Anak-anak Indonesia yang akan rugi," jelas Musliar.
Untuk itu, ia meminta pada berbagai pihak agar mau melihat urgensi perubahan kurikulum ini. Ia menegaskan bahwa masukan apapun akan diterima dan dikaji dengan baik untuk kemudian dikombinasikan ke dalam konsep yang ada sekarang. Dengan demikian, konsep kurikulum baru akan menjadi sempurna.
"Beri masukan akan kami dengar dan kami lihat sama seperti yang lain. Jangan apa saja yang kami buat selalu disalahkan," tandasnya.
Sumber