Guru dan Murid Istimewa



Guru dan Murid Istimewa
Film Taare Zameen Par, ceritanya sangat inspiratif dan menggugah hati. Kisah hidup seorang guru berhati mulia. Mulia bukan karena semata berprofesi sebagai guru, tapi justru karena perilakunya yang patut digugu dan ditiru. 

Mengapa demikian? Profesi guru itu mulia. Kemuliaan itu semakin tampak ketika perilaku guru berkiblat pada kebajikan. Kehidupannya memberi inspirasi serta mampu menyentuh kehidupan murid-muridnya. Seperti yang dilakukan guru Nikumbh pada Ishaan. Mengubah jalan kehidupan Ishaan dari masa suram menjadi masa-masa yang membahagiakan.

Ishaan merupakan korban dari sistem pendidikan yang egois. Melihat kesuksesan melulu dari satu sudut pandang saja, prestasi akademik yang gemilang. Ketika nilai akademik Ishaan memprihatinkan, sistem seakan hendak menjatuhkan vonis bahwa Ishaan bermasa depan suram. 

Kepala sekolah maupun guru Ishaan sudah angkat tangan dengan kondisi Ishaan yang sangat payah dalam soal prestasi akademik. Naasnya, orang tua Ishaan pun selalu membandingkan Ishaan dengan kesuksesan kakaknya yang memang pintar secara akademik. 

Tak ada yang paham ada keistimewaan khusus pada diri Ishaan. Jika tereksplorasi, keistimewaan inilah yang justru akan mampu menjadikan Ishaan jadi sosok unik nan spesial. From nobody to somebody. Anak malang ini pun dikeluarkan dari sekolahnya. Ishaan begitu sangat terasing.  

Ishaan adalah anak istimewa, sehingga memang perlu dididik guru istimewa pula. Di tengah rasa keputusasaan atas nasibnya, hadir sosok manusia biasa yang melakukan hal luar biasa. Guru Nikumbh mencoba menguak misteri yang terjadi pada hidup Ishaan. 

Totalitas dan kecintaan pada murid, kunci sukses seorang guru bisa menjadi sosok spesial di mata murid-murid. Setiap kata dan perbuatan guru itu mesti bijaksana. Eloknya jika data serta fakta ikut dihadirkan dalam menyampaikan suatu hal. Guru Nikumbh sangat detil mencermati profil pribadi Ishaan. 

Guru Nikumbh mengenali Ishaan sebagai siswa berkebutuhan khusus. Ishaan punya masalah disleksia. Hal itu ditemukan pada buku catatan dan apa yang terjadi di masa lalu Ishaan. Bukti yang cukup valid untuk mengetahui sumber persoalan utama yang dihadapi Ishaan. 

Salah satu episode menarik dari film itu, ketika Nikumbh mencoba membahas persoalan Ishaan dengan orang tuanya. Nikumbh tak gentar untuk berdebat dengan orang tua Ishaan karena punya banyak bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. 

Dia tampilkan dirinya sebagai sosok yang tak sok tahu. Dia hindari sikap "merasa" paling benar. Argumentasinya cerdas dan bernas, lengkap dengan semua produk karya tulis dan hasil lukisan Ishaan. Berapa banyak guru yang bisa sadarkan orang tua untuk lebih kenal dengan kehidupan anaknya? Tak banyak, tapi yakinlah pasti ada.

Kalau bukan karena cinta pada sang murid, mustahil seorang guru datang ke rumah orang tua siswa yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer. Kalau bukan karena kesungguhan hati, sang guru pasti akan kehabisan akal serta kesabaran duluan sebelum persoalan berat yang menimpa muridnya dituntaskan. 

Guru Nikumbh sadar sepenuhnya, Ishaan punya persoalan disleksia yang turut memengaruhi prestasi akademiknya. Satu lagi, Ishaan tetaplah sosok istimewa andai diberi kesempatan untuk menunjukkan potensi terbaik dari dirinya. 

Guru itu hebat bukan hanya karena dia lulusan terbaik dari kampusnya. Guru itu hebat bukan karena melulu dia raih banyak gelar sebagai guru teladan. Belum tentu juga guru yang lulus sertifikasi digelari guru hebat. Jika dia tak mampu bakar semangat murid untuk belajar, tahan dulu anggap dirinya guru hebat. 

Guru hebat, dia mampu memotivasi serta menyadarkan murid untuk apa dan untuk siapa dia belajar dalam kehidupan ini. Kesannya begitu melangit. Tapi bagi guru seperti Nikumbh, hal itu bisa dipraktikkan. Dia bercerita tentang sosok-sosok hebat semacam Einstein, Pablo Picasso, Leonardo Da Vinci, serta tokoh hebat lainnya. 

Dia tak hanya sekadar bercerita tentang kisah sukses tokoh-tokoh itu. Tapi cerita tentang kepayahan mereka dalam hal membaca, menulis, berhitung, serta gagalnya menunjukkan prestasi akademik yang tak menghalangi kecemerlangan mereka menjadi bintang di bidang spesialisasinya. Itulah guru hebat. Ishaan, mulai tersadar hidup itu mesti terus berjalan. Perbaiki sisi lemah dari diri kita, dan berlatihlah terus untuk menunjukkan prestasi terbaik.

Guru Nikumbh menulis di papan tulis, satu demi satu huruf ditulis dari kanan ke kiri. “HMBUKIN RAKNAHS MAR IS EMAN YM”. Ayo dibaca apa? Bingung? Guru Nikumbh lantas membawa sebuah cermin dan mendekatkan cermin itu pada tulisan yang dibuatnya. Semua siswa girang bukan kepalang karena bisa membaca tulisan itu dengan jelas, “MY NAME IS SHANKAR RAM NIKUMBH”. Thinking out of the box, cara mengajarnya pun kreatif dan sangat kontekstual dengan kehidupan murid. 

Di satu kesempatan, Ishaan begitu sangat dimanjakan dengan cara mengajar guru Nikumbh. Dia bisa jawab pertanyaan guru Nikumbh, lantas kata-kata tulus meluncur dari guru Nikumbh mengapresiasi jawaban Ishaan. Sesuatu yang sangat jarang diberikan oleh guru-guru sebelumnya. Dia merasa sangat istimewa di mata guru Nikumbh. Rasa percaya dirinya berangsur pulih. Terlebih ketika Nikumbh dengan segenap rasa cinta mengajari Ishaan belajar membaca, menulis, dan berhitung. Hal istimewa yang dilakoni dua manusia spesial. 

Adegan yang paling menguras emosi di film itu hadir, ketika Ishaan mengikuti lomba melukis di sekolahnya. Lama ditunggu sang guru, Ishaan baru datang di saat peserta lain sudah mulai melukis. Ishaan lalu mulai melukis, begitu pun dengan guru Nikumbh. 

Setelah selesai melukis, Ishaan segera menyerahkan hasilnya ke guru Nikumbh. Guru Nikumbh sangat takjub dengan hasil lukisan Ishaan. Bahkan ketika Nikumb masih terpesona mencermati lukisan itu, Ishaan mencoba lebih dekat untuk melihat apa yang dilukis gurunya. Dia sangat penasaran akan hal itu. 

Ternyata sebuah lukisan indah yang menampilkan sosok dirinya yang sedang tersenyum bahagia. Ishaan berdiri mematung tak mampu berkata-kata. Mereka saling bertatapan, tak ada sepatah kata pun meluncur dari bibir mereka. Hanya ada rasa haru yang membuncah. Rasa haru yang tak sempat membuat Ishaan menangis bahagia.

Semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan, ketika nama Ishaan Nandkishore Awasthi dari kelas 3D disebut sebagai pemenang lomba lukis. Sang juara berjalan digandeng sang guru untuk menerima penghargaan.

Sesaat setelah menerima penghargaan, Ishaan langsung berlari memeluk Nikumbh. Mereka saling berpelukan dan menitikkan air mata. Pelukan dan air mata yang punya banyak arti bagi Ishaan dan Nikumbh. 

Itulah saat yang paling mengharukan bagi siapa saja yang menyaksikan adegan tersebut. Adegan yang mengabarkan tentang kuatnya ikatan cinta yang melandasi hubungan di antara murid dengan guru. 

Itulah perasaan cinta sang guru, yang bisa melakukan apa pun yang terbaik untuk muridnya. Dialah manusia pilihan, yang bersedia menjadi pijakan bagi kesuksesan dan kebahagiaan murid-muridnya. Kapan terakhir kita menyaksikan adegan mengharukan seperti ini? Saya sangat merindukan hadirnya sosok guru seperti Nikumbh. Bagaimana dengan Anda?




Asep Sapa'at

Teacher Trainer di Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa 


Sumber
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar