Cara Melestarikan Perdamaian Versi Alumni SMAN 70 dan SMAN 6 Jakarta Atas nama perdamaian, alumni kedua sekolah pun mengadakan diskusi.
Ternyata bukan cuma teman-teman siswa SMAN 6 Jakarta
dan SMAN 70 Jakarta saja yang membicarakan perdamaian pada Kamis (27/09)
kemarin. Sejumlah alumni dari kedua sekolah sepakat untuk berunding
tentang langkah yang harus dilakukan untuk melestarikan perdamaian.
Berlokasi di rumah seorang alumni SMAN 6 angkatan 1981, H.
MAS Alex Asmasoebrata . Rapat ini pun dihadiri oleh alumni dari berbagai
angkatan. Dari mulai tahun 1972 hingga angkatan 2008 ikut berdiskusi
tentang perdamaian. Beruntung, tim Hai pun bisa ikut hadir mendengarkan.
Dari pertemuan yang juga dihadiri oleh kepala sekolah kedua
sekolah itu pun menghasilkan beberapa langkah konkret yang diusulkan
untuk dilakukan. Dan solusi yang paling utama adalah memaksimalkan
kembali ekstrakulikuler serta peningkatan sarananya.
“Waktu di zaman saya, ekskul itu menjadi wadah siswa untuk
menyalurkan jiwa mudanya. Terutama ekskul boxing. Dulu, tiap ada masalah
biasanya diselesaikan satu lawan satu di situ, setelah damai,” cerita
Bayu Fajri, Alumni SMAN 70 angkatan 2008.
John Muhammad, lulusan SMAN 6 tahun 1994 juga menawarkan
sebuah solusi yang nggak kalah penting. Yaitu pendekatan alumni. “Selama
ini kan para junior itu sering di doktrin oleh alumni yang nggak bener.
Nah, udah saatnya alumni yang inspiratif dan sukses turun berbagi kisah
positif kepada para siswa,” ungkap John.
Selain dua poin tersebut, beberapa solusi yang diajukan
adalah melakukan orientasi pengenalan sekolah dengan Latihan gabungan di
markas marinisi, melakukan studi banding ke sekolah kejuruan (STM) yang
sudah sukses menghapuskan tradisi tawuran dan memaksimalkan fungsi pos
keamanan terpadu di tengah-tengah SMAN 6 dan SMAN 70 Jakarta.
Sumber