Kenapa Harus 9 September dan Di Pacitan?
JAKARTA, KOMPAS.com -
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan, pendirian
Akademi Komunitas (AK) jauh dari upaya pencitraan politik pemerintah.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan "launching" pendirian AK negeri
percontohan akan dilakukan pada 9 September, yang bertepatan dengan
tanggal lahir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Pacitan, yang juga
kampung halaman Presiden.
Nuh menjelaskan, waktu memulai
pendirian AK ditentukan berdasarkan selesainya proses tender dan
sesuai dengan keluangan aktifitasnya sebagai menteri.
"Tidak
ada unsur pencitraan politik dalam keputusan itu. Semua terjadi
alamiah," kata Nuh, Senin (27/8/2012), di Gedung Kemdikbud, Jakarta.
Pada hari pendirian 9 September mendatang, Kabupaten Pacitan, Jawa
Timur, dipilih sebagai lokasi pertama untuk dijadikan simbol pendirian
AK dengan menancapkan tiang pancang pertama.
Nuh mengungkapkan,
alasan Kabuaten Pacitan dipilih sebagai lokasi pertama pendirian AK
negeri percontohan dengan alasan urgenitas. Pasalnya, wilayah tersebut
memiliki populasi tinggi dan dikenal sebagai kantung penyuplai tenaga
kerja Indonesia (TKI) terbesar.
"Itu alasan mengapa kami pilih
Pacitan. Mengenai waktunya saya sesuaikan dengan waktu luang saya.
Karena saya selalu menggunakan hari Sabtu-Minggu untuk menyelesaikan
tugas luar kota," ujarnya.
"Sekarang ini masa sanggah tender,
jika sampai 29 Agustus tak ada yang menyanggah maka seminggu kemudian
pembangunan AK di Pacitan akan dimulai. Kebetulan akhir pekannya jatuh
di tanggal 8 dan 9 September," lanjut Nuh.
Seperti diberitakan,
pemerintah akan membangun satu AK percontohan di setiap kota besar di
seluruh Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, untuk awalnya, AK
percontohan akan dibangun di 20 kabupaten/kota, dan Kabupaten Pacitan
dipilih sebagai lokasi perdana untuk memulainya.
Nantinya, akan
ada beberapa program studi pada AK percontohan di Pacitan itu. Antara
lain pertanian, otomotif, dan perhotelan. Anggaran pembangunannya
mencapai Rp 50 miliar.
AK dimaksudkan pemerintah untuk
memperlebar akses dan mendongkrak angka partisipasi kasar (APK)
pendidikan tinggi, serta untuk mencetak sumber tenaga kerja yang andal
dan berdaya jual.
Sumber