Flag Football Mulai Dikenalkan Di Indonesia
Siang itu Sabtu (21/1) bertempat di salah satu lapangan sepak bola
Batununggal, Bandung, puluhan anak nampak asyik bertanding. Namun
meskipun berada di lapangan sepakbola, mereka rupanya tidak sedang
bermain sepakbola.
Dua tim, masing-masing berjumlah 8 orang sekilas nampak tengah
memainkan semacam olahraga American Football. Ini terlihat dari cara
mereka bermain dan juga bola yang mereka gunakan yaitu football (bola
kaki), berbentuk oval dan berwarna coklat.
Tim melakukan penyerangan dengan membawa bola menggunakan tangan
sambil berlari atau dilemparkan kepada rekan satu tim. Sedangkan tim
yang lainnya berusaha menghentikan gerak maju mereka. Skor dicetak
dengan cara membawa atau meletakkan bola di luar garis gawang pada sisi
endzone lawan, atau menendang bola hingga melewati gawang lawan.
Namun anehnya, meskipun yang mereka lakukan sama persis dengan
American Football, namun mereka tidak mengenakan perlengkapan seperti
seharusnya. Mereka hanya mengenakan kaus dan celana training tanpa
menggunakan peralatan pengaman apapun seperti layaknya American
Football. Selain itu, masing-masing pemain mengenakan bendera yang
diikatkan pada pinggang.
Ya, ternyata itu bukan American Footbal, melainkan Flag Football.
Puluhan anak tersebut merupakan peserta yang sedang bertanding dalam
Indonesia Flag Football Association (IFFA) National Friendly Game I.
Delapan tim dari lima kota di Indonesia yaitu Semarang, Bogor, Bandung,
Jakarta, dan Surabaya bertanding dalam kompetisi yang baru pertama
kali diselenggarakan di Bandung itu.
Apa Itu Flag Football? Flag Football sebenarnya adalah versi “aman”
dari American Football. Kenapa dikatakan aman? Seperti diketahui,
American Football adalah olahraga yang cukup keras karena mengandalkan
kekuatan fisik.
Dalam permainannya, American Footbal juga mempertontonkan kontak
fisik yang keras, karena masing-masing pemain berusaha menahan
pergerakan lawan dengan adu badan. Karenanya, dalam American footbal
setiap pemainnya menggunakan alat pengaman mulai dari pakaian khusus
dan juga helm pelindung.
Flag Football disebut sebagai versi aman dari American Footbal karena
dalam olahraga ini kontak fisik dihilangkan. Sebagai gantinya, pemain
mencabut bendera (Deflagging) yang diikatkan di pinggang pemain untuk
menghentikan pergerakan. Karena itulah olahraga ini disebut flag
football.
Di Indonesia, olahraga ini masih belum begitu umum di telinga
masyarakat. Padahal, di negara-negara lain, termasuk negara-negara
Asean, olahraga ini sudah cukup populer. Presiden IFFA Denny Yustiadi
menuturkan, sampai saat ini memang baru segelintir orang yang tertarik
untuk memainkan olahraga yang kategorinya masih olahraga rekreasi itu.
“IFFA sendiri berdiri awalnya dari komunitas-komunitas kecil flag
Football terlebih dulu. Pertama lahir pada tahun 2002 di Jakarta, tapi
kemudian kami vakum dan baru kembali aktif 2009 lalu,” ucapnya ketika
ditemui “PR”, Sabtu (21/1) lalu.
Flag Footbal dibawa ke Indonesia oleh sekelompok orang-orang yang
baru mengenyam pendidikan di luar negeri sekitar tahun 2000 lalu.
Namun, karena hanya sekedar dimainkan oleh mereka saja dan tidak ada
sosialisasi apapun terhadap masyarakat, maka tidak terjadi regenerasi
pemain sehingga akhirnya Flag Football saat itu vakum begitu saja.
Kemudian pada tahun 2009, muncul keinginan dari Denny dkk. yang
berhasrat menghidupkan kembali olahraga tersebut di Indonesia dan
memasyarakatkannya. “Kami mulai dengan acara nonton bareng liga
profesionalnya yang kebetulan saat itu ditayangkan. Kami juga banyak
melakukan diskusi-diskusi melalui internet,” ucap Denny. Dari sana,
minat masyarakat rupanya cukup bagus. Berbagi pengetahuan membuat
mereka tertarik dan akhirnya Flag Football mulai menggeliat.
Saat ini, selain di Jakarta sebagai kota lahirnya IFFA,
komunitas-komunitas Flag Football mulai bermunculan di kota-kota
lainnya di Indonesia. Diantaranya Bandung, malang, Pekanbaru,
Balikpapan, hingga Palembang. “Tapi rata-rata mereka masih kurang paham
dengan peraturan dalam flagfootball ini. Karena itu di ajang kompetisi
pertama ini kami namakan National Flag Football Friendly Game. Karena
juara bukan tujuan utamanya, melainkan sama-sama berlajar untuk lebih
memahami olahraga ini,” ungkapnya.
Peluang Flag Football untuk menjadi olahraga yang diminati masyarakat
sangatlah besar. Meskipun saat ini baru beberapa kelompok saja yang
memainkannya, namun bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun kedepan
Flag Football menjadi olahraga yang tidak asing lagi di telinga
masyarakat.
Olahraga tersebut terbilang olahraga yang sangat mudah karena tidak
membutuhkan fasilitas dan peralatan pendukung yang rumit. “Pakaian
bebas bisa kaus dan celana pendek atau training, tidak ada pakaian
khusus. Lapangan yang kita gunakan juga fleksible, bisa gunakan
lapangan bola, lapangan basket, dan ukurannya juga bisa disesuaikan
karena bisa dimainkan 8 lawan 8, atau bahkan 5 lawan 5,” tutur Denny.
Selain itu, olahraga ini juga tidak memandang postur tubuh. Jika
dalam American Football bisa kita lihat para pemainnya berbadan besar
dan tinggi, dalam flagfootball postur tubuh tidak dilihat. “Mereka yang
kurus, gendut, kecil, besar, bisa memainkan olahraga ini. Tidak perlu
takut, karena masing-masing ada posisinya. Yang penting selama dia
masih bisa lari dan memiliki semangat bermain yang tinggi, bisa
banget,” ucapnya. (P-08)***
Sumber