Olahraga
bola tangan merupakan salah satu olahraga yang sampai saat ini dapat ditelusuri
kebenaran sejarahnya dan telah berusia sangat tua. Sebuah fakta yang meyakinkan
telah menunjukkan bahwa seorang laki-laki akan senantiasa lebih mahir
menggunakan tangan dari pada kakinya. Sebagaimana telah ddiklaim oleh sejarawan
olahraga terkenal, bahwa ia memainkan bola tangan jauh lebih awal dari pada
sepakbola.
Permainan
bola tangan yang dimainkan pada masa Yunani kuno merupakan sebuah isyarat
terciptanya olahraga bola tangan modern. Dimana
bentuk permainan dan peraturannya masih sangat berbeda. Permainan “urania” yang dimainkan oleh orang-orang Yunani kuno dan Harpaston yang dimainkan oleh
orang-orang Romawi. Sebagaimana dalam
“Fangballspiel” atau permainan
“tangkap bola” yang diperkenalkan dalam sebuah lagu oleh seorang penulis puisi
Jerman bernama Walther Von der Vogelwiede, dimana semua keterangan tersebut
merupakan tanda-tanda pasti yang biasa
digambarkan sebagai bentuk kuno dari permainan bola tangan.
Di Perancis, seorang
yang bernama Rabelais menggambarkan
bentuk permainan bola tangan dengan “mereka bermain bola tangan menggunakan
telapak tangan mereka”. Lebih jauh lagi, pada tahun 1793 masyarakat Inuit yang
hidup didataran hijau menggambarkan dan membuat ilustrasi permainan bola dengan
menggunakan tangan. Pada
tahun 1848 seorang administrasi olahraga Denmark memberikan izin untuk
“permainan bola tangan” agar dimainkan di sekolah lanjutan di Ortup Denmark dan
mendorong untuk segera menyertakan aturan dalam permainan bola tangan.
Permainan bola tangan pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1890 oleh seorang tokoh gymnastic
dari Jerman bernama Konrad Koch. Akan tetapi permainan bola tangan ini tidak
dapat langsung populer pada saat itu karena berbagai alasan. Setelah perang
dunia ke-1 selesai, dua orang Jerman yang lain bernama Hirschman dan Dr
Schelenz, berusaha mempopulerkan kembali permainan bola tangan. Kemudian
permainan bola tangan mulai berkembang di Eropa dan menjadi suatu cabang yang
secara teratur dimainkan di sekolah lanjutan, klub dan perguruan tinggi.
Bolatangan yang sudah dikenal saat ini ada tiga macam
yaitu bolatangan dengan 11 pemain, yang dimainkan di lapangan seukuran lapangan
sepak bola, bola tangan pantai dengan 4 pemain, bola tangan dengan 7 pemain yang
dimainkan di dalam ruangan atau disebut juga bola tangan indoor.
Di Indonesia permainan bola tangan telah dilakukan sejak jaman penjajahan
Belanda, tetapi sayang sampai sekarang tidak banyak diketahui oleh masyarakat.
Hal ini ternyata dengan tidak adanya
organisasi bola tangan, perkumpulan bola tangan begitu pula
pertandingannya. Tetapi permulaan bola tangan telah dimasukkan dalam acara
pertandingan PON ke-II Jakarta tahun 1951 yang diikuti teman–teman dari
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur saja. Jadi permainan bola tangan
di Indonesia banyak dikenal oleh pelajar–pelajar sekolah lanjutan sebagai salah
satu pelajaran olahraga serta di kalangan angkatan bersenjata.
Permainan bola tangan Indoor
(dengan 7 pemain) berkembang pesat dan bertambah populer, karena pola permainannya sangat
menarik. Permainan berlangsung dengan tempo yang cepat, dinamis disertai taktik
dan teknik yang spektakuler dari para pemain dan juga bolanya diakhiri dengan
gerakan menembak yang dilakukan dengan cepat, keras dan tepat. Bolatangan memperlihatkan keterampilan gerak yang tinggi
gabungan dari lari, lompat dan melempar bola. Seorang pemain bola tangan harus
memiliki kemampuan tinggi dalam koordinasi, kelincahan, kecepatan dan daya
tahan serta kekuatan.
Permainan bola tangan pantai merupakan bola tangan yang
baru tetapi dimainkan di pasir pantai, jumlah pemain ada 4 ditambah sejumlah
pemain cadangan. Pola permainan bola tangan pantai tidak jauh beda dengan
bola tangan indoor, bola tangan pantai
memiliki besar lapangan, cara pergantian, dan mencetak angka yang berbeda
dengan bola tangan indoor. Dalam
permainan yang bola tangan indoor
setiap mencetak angka nilai pointnya 1 tapi bola tangan pantai ada yang disebut
spektakuler gol yaitu mencetak point dengan berputar 360o dengan
nilai 2 point. Selain dari spektakuler gol, kiper juga bernilai 2 apabila bisa
mencetak angka tanpa berputar dan juga dari titik penalti.
Pada tahun 2008 Indonesia mulai mengembangkan
cabang bola tangan. Indonesia yang terpilih menjadi tuan rumah Kejuaraan
Olahraga Pantai se-Asia (ABG- Asian Beach Games), karena yang dipertandingkan semua olahraga pantai maka
saat itu Indonesia memiliki pemain berawal dari bola tangan pantai. Bolatangan
memulai latihan pertama kali di FIK-UNJ (Fakultas Ilmu Keolahragaan-Universitas
Negeri Jakarta) dengan materi pemain masih dalam wilayah Jakarta. Seiring
waktu, Bapak Mustafa selaku pelatih yang
ditunjuk untuk menangani timnas bola tangan Indonesia mengadakan seleksi pemain ke daerah seluruh Indonesia untuk menjadi
bagian tim Indonesia dalam rangka kagiatan kejuaraan pantai
se-Asia itu.
Berakhirnya Asian Beach Games 2008, atlet yang
mengikuti Asian Beach Games mulai mengembangkan
bola tangan, baik yang pantai maupun yang indoor.
Dengan mengadakan perkenalan ke sekolah-sekolah karena bola tangan ada dalam
kurikulum pendidikan. Selain itu juga bola tangan mulai dipertandingkan antar
sekolah dan universitas, tetapi dengan peserta yang belum banyak, masih dalam
kawasan pulau jawa. Kemudian berkembang dengan adanya Kejuaraan Mahasiswa
Bolatangan Indoor yang
diselenggarakan di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2009. Dan klub
bola tangan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta ikut bertanding
dalam kejuaraan tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu, olahraga bola tangan pun
semakin dikenal dikalangan pelajar dan mahasiswa. Oleh karena itu banyaklah
terlaksana kejuaraan-kejuaraan Nasional antar pelajar dan kejuaraan-kejuaraan
Nasional antar perguruan tinggi setiap tahunnya. Bukan hanya itu, dengan
semakin dikenalnya olahraga bolatangan, akhirnya provinsi Jawa Barat pun setiap
tahunnya mengadakan kejuaraan se-Jawa Barat atau yang dikenal dengan nama
“KEJURBAR”.
Pada tahun 2010 kembali Indonesia mengikuti kejuaraan
Olahraga pantai se-Asia (ABG- Asian Beach Games) yang ke-2, kejuaraan Olahraga
pantai se-Asia ini diselenggarakan di MUSCAT-OMAN. Berakhirnya Asian Beach
Games ke-2 ini membuat bola tangan semakin dikenal oleh kalangan pelajar dan mahasiswa,
apa lagi dengan diadakannya kejuaraan Nasional Bola tangan indoor tingkat pelajar dan mahasiswa ke-3 yang diadakan oleh
Universitas Negeri Jakarta Fakultas Ilmu Keolahragaan pada bulan Juli 2011.
Dengan adanya
kejuaraan-kejuaraan Nasional ini
diharapkan mampu menyaingi cabang olahraga yang populer lainnya seperti futsal,
basket, voli dan kedepannya tim bola tangan Indonesia bisa bersaing dengan
negara-negara lainnya, tidak hanya di ASEAN tapi juga belahan dunia
lainnya.
Sumber