Tips Mencegah Sekolah Kita Cupu (Bagian2)
Setelah membahas
beberapa tips dibagian sebelumnya, banyak sekali hal menarik yang perlu
diperbaiki
demi perbaikan kita. Jesaba News Portal akan kembali membahas tips-tips penting lainnya untuk mencegah Sekolah kita Cupu yaitu:
demi perbaikan kita. Jesaba News Portal akan kembali membahas tips-tips penting lainnya untuk mencegah Sekolah kita Cupu yaitu:
1. Jangan Mengkultuskan Status Sekolah
Saat
ini banyak sekali sekolah yang memiliki berbagai status misalnya
predikat sebagai sekolah A, B, C, sampai tak terhitung dikarenakan
banyak juga predikat yang terkesan hanya jual-beli. Dikarenakan hal
tersebut, banyak sekolah yang memanfaatkan status sekolah tersebut
sebagai ajang promosi. Namun penting sekali kita ketahui bahwa mayoritas
sekolah justru mengagung-agungkan status tersebut secara berlebihan
sampai terkesan tanpa status tersebut sekolah tidak bakal maju dan
perintis status tersebut bagaikan dewa. Hal
ini yang akan menimbulkan apa yang disebut dengan mengkultuskan status
sekolah, tindakan ini amat berbahaya karena walaupun tujuannya untuk
mempertahankan status sekolah, bila dilakukan dengan membabi-buta itu
akan membahayakan kreatifitas siswa. Banyak kasus sekolah yang memiliki
status tertentu mendorong siswanya secara berlebihan agar sesuai dengan
apa yang harus diharapkan status sekolah. Ini dapat menyebabkan siswa
kehilangan kreatifitas terutama pada hal yang lain yang tidak sejalan
dengan status sekolah. Misalnya sekolah kita memiliki status unggulan
dalam bidang akademik sedangkan kita memiliki kemampuan di bidang
olahraga. Tentunya dorongan yang dilakukan secara membabi buta akan
membunuh kreatifitas siswa karena waktu untuk berprestasi di bidang
olahraga menjadi terbengkalai kerana bidang tersebut dianggap tidak
penting bagi sekolah.
2. Perampingan Jumlah Anggota OSIS
OSIS
merupakan kegiatan siswa untuk melatih keorganisasian, kedispilanan,
maupun rasa tanggung jawab. Namun mayoritas OSIS di Indonesia masih
terkendala oleh beberapa hal misalnya banyak anggota OSIS yang tidak
kompeten dan terlalu banyak. Rata-rata anggota OSis di Indonesia
mencapai angka diatas 40 siswa bahkan ada yang sampai 60 orang, namun
biasanya yang aktif dalam rapat dan kegiatan hanya 10-20 siswa saja. Hal
ini cukup memprihatinkan karena OSIS cukup berperan untuk menentukan
apakah sekolah itu berhasil atau tidak. Konsep sekolah berhasil saat ini
adalah sekolah yang tidak hanya menciptakan output yang baik secara
akademis namun juga secara organisasi sehingga konsep sekolah yang
mengejar nilai sudah usang ditelan jaman. Kembali lagi ke permaslahan,
solusi yang tepat untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan
perampingan jumlah anggota OSIS. Idealnya anggota OSIS yang baik
berkisar antara 20-30 Siswa dengan 8 Pengurus Inti dan sisanya Sie
Bidang dengan pembatasan anggota per sie 2 siswa. Selain itu,
perampingan ini juga harus di iikuti dengan open recruitment anggota
OSIS yang baik dan sistem yang baik pula. Hal ini penting untuk
menumbuhkan semangat organisasi yang baik. Juga jadi catatan penting
untuk menciptakan suatu Zaken OSIS yang diisi bukan oleh orang yang pintar secara akademik namun oleh orang yang memang sesuai dengan bidangnya.
3. Jangan bertumpu pada OSIS bila melakukan Kegiatan
Maksud
dari pernyataan diatas bukan untuk mengecilkan peran OSIS namun
menempatkan OSIS sebagai koordinator utama dan pengawas jalannya
kegiatan. Fungsi sebagai koordinator utama adalah dengan menepatkan
pengurus OSIS yang ahli dalam bidang tersebut dalam pengurus utama dan
pengurus lainnya ditentukan dengan mekanisme open recruitment yang adil
dan transparan tanpa harus membedakan antara siswa biasa dengan pengurus
OSIS lainnya. Hal ini penting untuk menciptakan kaderisasi siswa yang
baik dan meringankan beban OSIS perihal Laporan Pertanggungjawaban yang
sering sekali menganggu jalannya system kerja OSIS.
Bersambung