Prestasi Non-akademik Kurang Dihargai
| Inggried Dwi Wedhaswary |
S
JAKARTA, KOMPAS.com -
Sekolah belum punya tradisi mengakui, menghargai, dan mengembangkan
bakat non-akademik siswa. Bahkan, sekolah kerap tak mendukung prestasi
itu, seperti bidang kesenian dan olahraga. Oleh karena itu, sekolah
didesak mengubah pola pikir, terutama sekolah negeri yang dinilai
kurang memiliki model kepemimpinan yang baik.
”Sekolah negeri
terlalu kaku memahami aturan. Sifatnya seperti manager yang hanya bisa
patuh aturan sehingga tak ada terobosan baru dan keberanian mengambil
risiko,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Suyanto seusai menemui siswa berprestasi bidang catur
di Jakarta, Selasa (3/1).
Menurut Suyanto, bakat siswa dalam
bidang non-akademik juga penting. Bahkan, masih banyak ditemui kasus
siswa berprestasi non-akademik yang sulit memperoleh izin dari sekolah
ketika akan mengikuti ajang-ajang nasional dan internasional.
”Banyak
guru dan kepala sekolah yang tidak ramah untuk urusan izin. Perlu
pendekatan khusus. Pembinanya harus pintar meyakinkan sekolah,”
katanya.
Ketua Komisi Catur Sekolah Pengurus Besar Persatuan
Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Hendry Jamal, yang menjadi pembina
siswa berprestasi bidang catur, berharap pemerintah memberi perhatian
sama dengan siswa berprestasi bidang akademik. Banyak siswa mengeluh
kerap disuruh memilih sekolah atau catur oleh pihak sekolah.
”Ada
juga kasus siswa yang tidak diberi rapor oleh sekolahnya karena tidak
punya nilai. Siswa itu harus sering izin karena ikut turnamen catur di
dalam dan luar negeri. Sekolah sering susah beri izin, padahal sudah
dilampiri surat dari pemerintah daerah,” kata Hendry.
Grand Master
Dari
ajang Singapore 8th International Chess Championship, 26-31 Desember
2011, tim Indonesia meraih dua emas, tiga perak, dan satu perunggu.
Medali emas diraih Medina Warda Aulia (15), pelajar SMPN 1 Bekasi, yang
juga mendapat gelar Women International Master dan Norma Grand Master.
Andrean Susilodinata (22), mahasiswa Nanyang Singapore program S-2,
juga mendapat emas di kelompok Open Senior Putra. (LUK)
Kompas Edukasi