Mendikbud Siap Hormati Putusan MK Soal RSBI
SURABAYA, KOMPAS.com —
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh berjanji siap menghormati
apa pun keputusan Mahkamah Konstitusi tentang rintisan sekolah bertaraf
internasional.
"Saya menghormati masyarakat yang mengajukan uji
materi RSBI ke MK. Apa pun putusan MK akan kita taati bersama," katanya
di sela-sela pembukaan Lomba Cipta Elektroteknik Nasional (LCEN) 2012 di
Surabaya, Jumat (18/5/2012).
Didampingi Rektor ITS Prof Dr Ir
Triyogi Yuwono DEA yang juga hadir dalam lomba yang digelar Mahasiswa
Teknik Elektro ITS itu, ia menjelaskan, bila MK memutuskan RSBI
bertentangan dengan UUD 1945, pihaknya akan menghormati putusan itu.
"Selama
ini, pemerintah melaksanakan RSBI karena melaksanakan UU (UU
Sisdiknas), kecuali dibatalkan dengan putusan MK yang menilai UU itu
bertentangan dengan UUD 1945," katanya.
Namun, kata mantan Rektor
ITS Surabaya itu, RSBI dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
bertujuan untuk meningkatkan kualitas. Karena itu, bila MK menolak
RSBI/SBI, maka peningkatan kualitas sekolah harus tetap dilakukan dengan
segala upaya.
Di depan finalis dan panitia LCEN 2012, Mohammad
Nuh menegaskan bahwa pihaknya telah memetakan kebutuhan pendidikan untuk
mewujudkan kebijakan Master Plan Percepatan Pembangunan ekonomi
Indonesia (MP3EI).
"Hasil pemetaan itu, kami menemukan bahwa kita
kekurangan tiga jenis pendidikan, yakni teknik, sains, dan agrikultur.
Di bidang teknik, kita hanya memiliki ITB dan ITS sejak merdeka hingga
sekarang, karena itu akan kita tambah," katanya.
Menurut dia,
mahasiswa Indonesia saat ini mencapai 5,3 juta orang, tetapi sarjana
teknik hanya 11 persen, sarjana sains (MIPA) hanya 3 persen, dan sarjana
pertanian/agrikultur juga hanya 3,5 persen.
"Karena itu, kami
akan menargetkan hingga 2015 menjadi 15 persen sarjana teknik (dari 5,3
juta mahasiswa), 7 persen sarjana sains, dan 10 persen sarjana
agrikultur," katanya di depan pelajar dan mahasiswa yang mengikuti LCEN
2012 bertema "Green Technology for Better Nation" (18-20 Mei) itu.
Untuk
mencapai target itu, ia mengatakan, Kemdikbud akan melakukan tiga
langkah, yakni memperlebar ekspansi universitas teknik, sains, dan
agrikultur yang sudah ada.
"Cara lain, kami akan membangun lembaga pendidikan baru, yakni institut teknik baru, politeknik baru, dan akademi komunitas (community college),
bahkan akademi komunitas akan dibangun minimal satu unit pada setiap
kabupaten/kota yang saat ini berjumlah 505 kabupaten/kota," katanya.
Selanjutnya,
cara lain lagi adalah melakukan konversi swasta menjadi negeri, seperti
politeknik yang ada di masyarakat dan diterima masyarakat akan
dijadikan politeknik negeri. "Target kami, 15 persen sarjana teknik itu
akan menjadi 25-30 persen pada 2025," katanya.
Ia menambahkan,
institut teknologi akan dibangun lagi dua unit, yakni di Sumatera dan
Kalimantan, sedangkan akademi komunitas akan dibangun 40 unit dengan
prioritas pada "kantong" TKI, bahkan dananya sudah disiapkan Rp 200
miliar, yakni Rp 100 miliar dari APBN-P dan Rp 100 miliar dari APBN
2012.
"Untuk politeknik juga ada beberapa, tapi tiga lokasi sudah dipastikan, yakni Fakfak, Subang, dan Sampang," katanya.
Sumber