Daftar ke PTN, Kenapa Ditanya Penghasilan Orangtua?
JAKARTA, KOMPAS.com —
Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
menuai kontroversi. Pasalnya, dalam formulir pendaftaran itu terdapat
kolom pertanyaan tentang penghasilan orangtua. Akibatnya, sejumlah siswa
merasa khawatir tak lolos SNMPTN karena berasal dari ekonomi lemah.
Menjawab
hal itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh
angkat bicara. Ia mengakui, data penghasilan orangtua memang terdapat
dalam formulir pendaftaran SNMPTN. Namun menurut dia, hal itu diperlukan
tidak lebih hanya untuk melengkapi data. "Itu data biasa, seperti
halnya tempat dan tanggal lahir," kata Nuh, Jumat (18/5/2012) di
Jakarta.
Dijelaskan Nuh, data itu akan digunakan Kemdikbud untuk
memetakan kemampuan ekonomi siswa yang berminat masuk ke PTN. Bahkan
nantinya, data tersebut dapat dikembangkan saat akan melakukan pemberian
beasiswa, jika siswa yang bersangkutan mendapat kesulitan membayar saat
menempuh kuliah.
Untuk itu, mantan Rektor ITS ini mengimbau agar
siswa mengisi data yang diminta dengan jujur dan apa adanya. "Jika kecil
penghasilan orangtua, sampaikan saja, tidak usah minder, begitu juga
sebaliknya. Tidak boleh ada cekungisasi, atau cembungisasi," terangnya.
Dengan
tegas ia menjamin data mengenai penghasilan orangtua itu tidak akan
memengaruhi proses seleksi penerimaan di PTN. Sepenuhnya, proses
penerimaan akan tertumpu pada hasil kemampuan akademik. "Penerimaan
didasarkan akademik, bukan kemampuan ekonomi," tegas Nuh.
Dihubungi
terpisah, Sekretaris Umum SNMPTN 2012, Rochmat Wahab, menambahkan, agar
seluruh calon peserta SNMPTN tidak khawatir dengan adanya data
penghasilan orangtua dalam formulir pendaftaran. Jaminan yang sama pun
ia berikan, bahwa jajaran rektor PTN di seluruh Indonesia tak akan
menjadikan penghasilan orangtua sebagai salah satu indikator penerimaan.
"Dalam
SNMPTN (kecuali ujian mandiri), semua proses penerimaan hanya
ditentukan oleh kemampuan akademik, bukan kemampuan ekonomi. Jajaran
rektor seluruh PTN menjamin hal itu. Siswa tak perlu khawatir,"
tuturnya.
Rochmat mengatakan, data itu menjadi penting lantaran
dapat digunakan oleh yang bersangkutan saat akan mengajukan permohonan
beasiswa. "Agar tidak salah sasaran, baik itu beasiswa bidik misi maupun
beasiswa lokal di masing-masing PTN," pungkas Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta ini.
Sumber