Hasil UN Bukan Patokan
Merauke, Kompas -
Kelulusan ujian nasional jenjang SMA/MA/SMK di Kabupaten Merauke, Papua,
mencapai 95 persen. Namun, itu dinilai bukan patokan kualitas lulusan
yang sesungguhnya.
Dari total 2.211 peserta UN SMA dan sederajat di Merauke, 110 siswa di antaranya tidak lulus. ”Perbedaan kualitas dengan daerah lain sangat jauh. Jadi, hasil UN ini tak usah dibanggakan, tetapi tetap diusahakan supaya kualitas pendidikan di Merauke lebih baik,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke, Sabtu (26/5).
Ia mengakui, kualitas lulusan SMA/SMK/MA di Merauke kalah jauh dibandingkan daerah lain, seperti di Jawa. Secara sederhana, kualitas lulusan diukur saat ikut ujian seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri.
”Siswa dari Merauke kalau mau masuk PTN terkenal harus matrikulasi satu tahun dulu. Kalau tidak, jangan harap bisa bersaing,” katanya. Untuk meningkatkan kualitas lulusan, kualitas guru yang pertama kali ditingkatkan.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Nusa Tenggara Timur (NTT) Clemens Meba. Hampir 52 persen guru bukan lulusan sarjana. Laboratorium dan perpustakaan sekolah hanya dimiliki 10 persen sekolah, 90 persen sekolah SMA/sederajat tak memiliki sama sekali.
Sarana dan prasarana pendukung sangat kurang. Belum termasuk dukungan orangtua dan lingkungan sekitar yang rendah. ”Persoalan ini dari tahun ke tahun tetap sama. Kami sudah berusaha, tetapi belum mengatasi keseluruhan karena kami keterbatasan anggaran,” kata Meba.
Jumlah peserta UN di NTT 2012 sebanyak 36.228 orang. Sebanyak 1.924 siswa tidak lulus.
Wakil Ketua DPRD NTT Kasintus Ebu Tho menolak alasan keterbatasan anggaran. ”Masalah utama, mental dan perilaku pengelola dan pengambil kebijakan,” katanya.
Daerah lain
Ketidaklulusan juga terjadi di daerah lain. Di Temanggung, Jawa Tengah, 23 siswa tak lulus. Di Magelang, enam siswa tak lulus.
”Ada siswa yang nilai rata-rata ujiannya 6,8 terpaksa tetap dinyatakan tidak lulus, karena nilai Matematikanya 2,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung Ripto Susilo.
Siswa lulus UN jika nilai rata- rata yang diperoleh minimal 5,5. Nilai setiap mata pelajaran yang diujikan pun tak boleh di bawah 4. Secara nasional, dari 2.210 siswa tak lulus pada satu mata pelajaran, 822 siswa (mayoritas) tak lulus Matematika.
Hari Sabtu lalu, corat-coret masih mewarnai pengumuman kelulusan siswa. Konvoi kendaraan pun masih terlihat di sejumlah daerah.
Di Probolinggo, Jawa Timur, siswa SMKN 1 Sumber menggelar upacara adat Tengger Tirta Yatra. Mereka tak merayakan kelulusan dengan hura-hura. ”Upacara ini ucapan syukur kami kepada sang Hyang Widhi Wasa karena kami semua lulus tahun ini,” tutur Jundri, salah satu siswa. (RWN/KOR/EGI/DIA/ACI)
Dari total 2.211 peserta UN SMA dan sederajat di Merauke, 110 siswa di antaranya tidak lulus. ”Perbedaan kualitas dengan daerah lain sangat jauh. Jadi, hasil UN ini tak usah dibanggakan, tetapi tetap diusahakan supaya kualitas pendidikan di Merauke lebih baik,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke, Sabtu (26/5).
Ia mengakui, kualitas lulusan SMA/SMK/MA di Merauke kalah jauh dibandingkan daerah lain, seperti di Jawa. Secara sederhana, kualitas lulusan diukur saat ikut ujian seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri.
”Siswa dari Merauke kalau mau masuk PTN terkenal harus matrikulasi satu tahun dulu. Kalau tidak, jangan harap bisa bersaing,” katanya. Untuk meningkatkan kualitas lulusan, kualitas guru yang pertama kali ditingkatkan.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Nusa Tenggara Timur (NTT) Clemens Meba. Hampir 52 persen guru bukan lulusan sarjana. Laboratorium dan perpustakaan sekolah hanya dimiliki 10 persen sekolah, 90 persen sekolah SMA/sederajat tak memiliki sama sekali.
Sarana dan prasarana pendukung sangat kurang. Belum termasuk dukungan orangtua dan lingkungan sekitar yang rendah. ”Persoalan ini dari tahun ke tahun tetap sama. Kami sudah berusaha, tetapi belum mengatasi keseluruhan karena kami keterbatasan anggaran,” kata Meba.
Jumlah peserta UN di NTT 2012 sebanyak 36.228 orang. Sebanyak 1.924 siswa tidak lulus.
Wakil Ketua DPRD NTT Kasintus Ebu Tho menolak alasan keterbatasan anggaran. ”Masalah utama, mental dan perilaku pengelola dan pengambil kebijakan,” katanya.
Daerah lain
Ketidaklulusan juga terjadi di daerah lain. Di Temanggung, Jawa Tengah, 23 siswa tak lulus. Di Magelang, enam siswa tak lulus.
”Ada siswa yang nilai rata-rata ujiannya 6,8 terpaksa tetap dinyatakan tidak lulus, karena nilai Matematikanya 2,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung Ripto Susilo.
Siswa lulus UN jika nilai rata- rata yang diperoleh minimal 5,5. Nilai setiap mata pelajaran yang diujikan pun tak boleh di bawah 4. Secara nasional, dari 2.210 siswa tak lulus pada satu mata pelajaran, 822 siswa (mayoritas) tak lulus Matematika.
Hari Sabtu lalu, corat-coret masih mewarnai pengumuman kelulusan siswa. Konvoi kendaraan pun masih terlihat di sejumlah daerah.
Di Probolinggo, Jawa Timur, siswa SMKN 1 Sumber menggelar upacara adat Tengger Tirta Yatra. Mereka tak merayakan kelulusan dengan hura-hura. ”Upacara ini ucapan syukur kami kepada sang Hyang Widhi Wasa karena kami semua lulus tahun ini,” tutur Jundri, salah satu siswa. (RWN/KOR/EGI/DIA/ACI)
Sumber