Rekayasa Nilai Siswa, Akses 10 SMA Ditutup
| Inggried Dwi Wedhaswary |
PADALARANG, KOMPAS.com -
Sekitar 10 SMA tidak memperoleh kesempatan mengikuti jalur undangan
seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri karena terbukti
merekayasa nilai rapor siswa tahun lalu. Akses sekolah-sekolah itu
diblokir oleh panitia seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri.
Ketua
Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), yang
juga Rektor Institut Teknologi Bandung, Akhmaloka mengatakan, sekolah-
sekolah itu berada di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
”Lamannya diblokir sehingga sekolah itu tidak bisa mengakses. Kata kuncinya (password)
dinonaktifkan,” kata Akhmaloka seusai mendampingi Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Rabu (22/2) malam, di Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Padalarang, Kabupaten Bandung
Barat.
Salah satu bukti kecurangan diperoleh panitia SNMPTN dari
pengakuan siswa yang direkomendasikan mengikuti jalur undangan. Menurut
pengakuan siswa itu, nilai-nilai yang diterima panitia bukanlah nilai
asli. Kecurangan ini ditemukan tahun lalu dan sanksi diberikan tahun
ini. Beberapa sekolah curang itu sudah mengklarifikasi temuan itu dan
membantah telah berbuat curang. Yang terjadi semata-mata kesalahan
pengisian data.
”Jumlahnya sekarang mungkin tidak sampai 10.
Masih ada beberapa sekolah yang tidak bisa memberi jawaban atau data
yang meyakinkan. Mereka diblokir sampai ada klarifikasi yang
meyakinkan,” kata Akhmaloka.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mohammad Nuh menegaskan, sekolah yang terbukti curang akan diberi
sanksi tegas seperti pemblokiran itu. Sanksi itu otomatis akan
menghambat atau bahkan menutup kesempatan siswa masuk ke PTN melalui
jalur undangan.
”Sejak awal sudah diingatkan agar selalu jujur.
Jangan berlaku curang dengan merekayasa nilai siswa. Sudah diberi
kesempatan kok malah curang. Harus diberi hukuman,” kata Nuh.
Meski
termasuk tindak kriminal karena memalsukan data, kata Akhmaloka,
panitia tidak memiliki wewenang menindak sekolah, guru, atau kepala
sekolah yang terlibat. Dari sisi hukum, kasus kecurangan ini diserahkan
sepenuhnya kepada pihak yang berwajib.
”Yang akan rugi jelas
siswa. Tahun lalu kasus ini pernah ribut karena orangtua merasa anaknya
sudah dikorbankan oleh sekolah. Tolong pikirkan siswanya,” ujarnya.
Sampai
saat ini sudah ada 6.400 sekolah yang mendaftarkan atau
merekomendasikan siswanya melalui jalur undangan. Adapun siswa yang
telah mendaftarkan dirinya setelah diusulkan sekolah mencapai 1.400
siswa. Hasil SNMPTN jalur undangan akan diumumkan pada 28 Mei 2012
pukul 18.00 WIB. (LUK)