6 Siswi Batal UN karena Menikah
| Eko Hendrawan Sofyan
KOMPAS/ASWIN RIZAL HARAHAP
Siswa mengikuti hari pertama ujian nasional di SMP Frater, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (23/4/2012). Sebanyak 21.023 siswa
mengikuti ujian nasional di 280 SMP di Kota Makassar.
KALIMANTAN TIMUR, KOMPAS.com — Enam siswi SMP di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, dikabarkan mundur mengikuti ujian nasional (UN) karena menikah.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kutai Timur Imam Hidayat, dari jumlah 3.653 siswa SMP se-Kutai Timur, sebanyak 66 orang tidak bisa mengikuti UN sampai selesai, dan enam di antaranya absen karena menikah.
"Jumlah siswa 3.653 orang, sebanyak 66 orang tidak mengikuti UN, termasuk 6 orang di antaranya menikah dan ada yang mutasi, dan ada yang mengundurkan diri," kata Imam Hidayat di ruang kerjanya, Rabu (25/4/2012).
Sebelumnya, mereka sudah terdaftar sebagai peserta UN. Namun saat pelaksanaan, mereka tidak masuk. Ada yang mundur, menikah, dan bahkan ada yang dikabarkan akan melahirkan.
Imam Hidayat didampingi Kasi Kurikulum Susilo dan Kabis Pendidikan Dasar Dawud mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan keputusan siswi-siswi ini, yang terburu-buru menikah muda. "Saya menyayangkan juga kenapa mereka lebih memilih menikah muda, mengingat usia mereka sangat muda dan masa depannya masih panjang," kata Imam lagi.
Namun, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Keputusan itu merupakan pilihan keluarga dan siswi tersebut.
Terkait dengan pelaksanaan UN di Kutai Timur, Imam mengatakan bahwa proses UN pada hari pertama hingga selesai berjalan lancar dan aman. "Tidak ada halangan yang berarti selama proses UN tingkat SMP/MTs di Kutai Timur. Mudah-mudahan hasilnya juga lebih baik dari tahun sebelumnya," katanya.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kutai Timur Imam Hidayat, dari jumlah 3.653 siswa SMP se-Kutai Timur, sebanyak 66 orang tidak bisa mengikuti UN sampai selesai, dan enam di antaranya absen karena menikah.
"Jumlah siswa 3.653 orang, sebanyak 66 orang tidak mengikuti UN, termasuk 6 orang di antaranya menikah dan ada yang mutasi, dan ada yang mengundurkan diri," kata Imam Hidayat di ruang kerjanya, Rabu (25/4/2012).
Sebelumnya, mereka sudah terdaftar sebagai peserta UN. Namun saat pelaksanaan, mereka tidak masuk. Ada yang mundur, menikah, dan bahkan ada yang dikabarkan akan melahirkan.
Imam Hidayat didampingi Kasi Kurikulum Susilo dan Kabis Pendidikan Dasar Dawud mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan keputusan siswi-siswi ini, yang terburu-buru menikah muda. "Saya menyayangkan juga kenapa mereka lebih memilih menikah muda, mengingat usia mereka sangat muda dan masa depannya masih panjang," kata Imam lagi.
Namun, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Keputusan itu merupakan pilihan keluarga dan siswi tersebut.
Terkait dengan pelaksanaan UN di Kutai Timur, Imam mengatakan bahwa proses UN pada hari pertama hingga selesai berjalan lancar dan aman. "Tidak ada halangan yang berarti selama proses UN tingkat SMP/MTs di Kutai Timur. Mudah-mudahan hasilnya juga lebih baik dari tahun sebelumnya," katanya.
Sumber
Kompas Edukasi