Tak Harus Pilih PTN
UJIAN NASIONAL telah berlalu. Sekira 2,58 juta siswa
SMA sederajat telah mengikutinya. Pengumuman kelulusan pun sudah
diinformasikan 26 Mei lalu. Bagi mereka yang ingin kuliah, memilih
perguruan tinggi menjadi tujuan selanjutnya. Ada 46 universitas negeri,
enam institut negeri, dan 19 politeknik negeri sudah menanti. Selain
itu, ada 2.700 perguruan tinggi swasta PTS dengan 11 ribu jurusan dan
program studi siap dipilih. Oleh karena itu, para siswa harus jeli dalam
menentukan perguruan tinggi mana yang baik untuk dirinya.
Sampai saat ini, perguruan tinggi negeri (PTN) masih menjadi tujuan utama para calon mahasiswa baru. Mengapa? Pertama, masyarakat masih mempunyai pandangan bahwa masuk PTN biayanya lebih murah dibanding perguruan tinggi swasta (PTS). Padahal sejak otonomi kampus diberlakukan, biaya kuliah antara PTS dan PTN tidak jauh berbeda. Memang paradigma ini sedikit demi sedikit memudar. Namun, jumlahnya masih terbilang minim, seperti terlihat dari orangtua calon mahasiswa yang menyuruh anaknya mendaftar di PTS.
Kedua, jaminan mutu pendidikan yang ada di PTN dipandang lebih berkualitas, jika dibandingkan dengan PTS. Mengapa? Karena sebelum otonomi kampus diberlakukan, PTN mendapat alokasi dana besar untuk memperbaiki kualitas pendidikan di kampus. Hal ini tentu berbeda dengan yang dihadapi oleh PTS. Paradigma yang menganggap bahwa PTS mempunyai kualitas rendah disebabkan oleh mereka tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah, sebelum otonomi kampus diberlakukan.
Ketiga, kualitas dosen atau pengajar di PTN dipandang lebih baik, mumpuni, dan berkualitas dibanding dengan PTN. Padahal, saat ini hampir tidak ada bedanya kualitas dosen dalam kampus karena sudah ada sistem sertifikasi. Sistem ini telah “menyamakan” antara dosen di PTN dengan di PTS, dengan syarat membuat karya ilmiah atau melakukan penelitian. Dan masih banyak alasan lainnya mengapa kebanyakan masyarakat Indonesia lebih memilih PTN daripada PTS.
Keempat, PTN lebih mempunyai fasilitas yang lebih lengkap, sehingga dengan fasilitas yang memadai tersebut bisa menunjang pendidkan kampus yang berkualitas tinggi. Memang, fasilitas sangat menentukan kemajuan pendidikan, di samping kualitas para pendidiknya. Namun, sekarang ini banyak PTS yang mempunyai fasilitas lengkap. Bahkan, lebih lengkap jika dibandingkan dengan PTN. Meski demikian, sampai saat ini PTN masih menjadi primadona bagi siswa ketika memilih perguruan tinggi.
Padahal, tidak selamanya PTS tak berkualitas. Buktinya, banyak PTS yang berani bersaing dengan PTN, baik dalam segi keilmuan, fasilitas, maupun lulusan. Selain itu, banyak PTS yang akreditasinya tidak kalah dengan PTN. Namun, masyarakat kita masih belum sadar dengan fakta itu, sehingga PTS masih dicap sebagai alternatif nomor dua setelah PTN.
Sejatinya, tak ada perbedaan yang esensial antara PTS dan PTN. Dulu, PTS dikenal dengan biaya mahal, kini keadaannya sudah “setara” sejak otonomi kampus diberlakukan. PTS sesungguhnya juga mempunyai tujuan ingin mengantarkan para mahasiswa menjadi sarjana-sarjana yang berkualitas, sehingga mampu membawa bangsa kita ke arah yang lebih baik.
Oleh karena itu, memilih PTS menjadi tujuan yang ideal saat ini. Ada beberapa keuntungan dalam memilih PTS, di antaranya adalah jika mahasiswa baru yang mengikuti tes jalur khusus lebih besar peluangnya diterima. Selain itu, mereka akan mendapat dispensasi biaya karena ikut tes jalur khusus PTS, asalkan mereka yang mendaftar bukan jenis “buangan” dari seleksi PTN, tetapi benar-benar minat masuk PTS.
Mahasiswa yang mendaftar lebih awal di PTS, biasanya juga akan diprioritaskan untuk mendapatkan beasiswa dari kampus. Karena itu, mendaftar di PTS terlebih dahulu merupakan sebuah “perjudian” yang mungkin saja bisa berakibat baik pada mahasiswa ke depannya. Kalaupun mereka juga menginginkan mendaftar di PTN, memilih PTS terlebih dahulu juga sangat berpeluang. Baru jika nanti tidak diterima di PTS, maka mencari PTN adalah sebuah solusi.
Keuntungannya tidak hanya itu, bagi calon mahasiswa yang sudah diterima di PTS dan dia juga menginginkan masuk PTN, maka dia akan dengan tenang mengikuti SNMPTN. Sekali lagi, apabila gagal dalam SNMPTN, dia pun tidak begitu merasa terpukul, karena sudah punya PTS. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya memilih PTS sebagai tempat belajar yang diinginkan.
Akreditasi juga penting kita ketahui dalam rangka memilih perguruan tinggi. Saat ini, banyak PTS yang terakreditasi baik oleh Badan Akkreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT). Tak jarang, PTN juga kurang bagus akreditasinya. Selain itu, sistem birokrasi kampus sekarang ini ditengarai banyak terjadi penyelewangan kekuasaan atau korupsi. Itu sebabnya, banyak kampus yang kurang maju dan berkualitas, karena minimya fasilitas dan tenaga kampus yang korup.
Dalam rangka memilih perguruan tinggi, pastikan calon mahasiswa tahu akreditasi dari jurusan yang dipilihnya. Tujuannya, agar bisa kuiah yang berkualitas, tidak asal kuliah saja. bagi yang sudah terlanjur mendaftar di PTN tetapi tidak diterima, maka tidak ada salahnya mencoba PTS yang berkualitas. Atau yang baru akan mendaftar ke PTN, sebaiknya ikuti dulu seleksi PTS, supaya jika nanti tidak diterima di PTN, maka telah mempunyai PTS yang sudah jelas menerimanya.
PTN dan PTS sama saja tergantung kita sebagai mahasiswa berproses di dalamnya. Semangat mahasiswa Indonesia! Kita pacu semangat kita untuk memperbaiki bangsa yang telah terpuruk ini. Kita yang berkualitas pun akan membawa Indonesia ke arah yang lebih maju. Wallahu a’lam bi al-Shawab.
Mokhamad Abdul Aziz
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
IAIN Walisongo Semarang, Aktivis HMI Cabang Semarang
Peneliti di Monash Institute
(//rfa)
Sampai saat ini, perguruan tinggi negeri (PTN) masih menjadi tujuan utama para calon mahasiswa baru. Mengapa? Pertama, masyarakat masih mempunyai pandangan bahwa masuk PTN biayanya lebih murah dibanding perguruan tinggi swasta (PTS). Padahal sejak otonomi kampus diberlakukan, biaya kuliah antara PTS dan PTN tidak jauh berbeda. Memang paradigma ini sedikit demi sedikit memudar. Namun, jumlahnya masih terbilang minim, seperti terlihat dari orangtua calon mahasiswa yang menyuruh anaknya mendaftar di PTS.
Kedua, jaminan mutu pendidikan yang ada di PTN dipandang lebih berkualitas, jika dibandingkan dengan PTS. Mengapa? Karena sebelum otonomi kampus diberlakukan, PTN mendapat alokasi dana besar untuk memperbaiki kualitas pendidikan di kampus. Hal ini tentu berbeda dengan yang dihadapi oleh PTS. Paradigma yang menganggap bahwa PTS mempunyai kualitas rendah disebabkan oleh mereka tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah, sebelum otonomi kampus diberlakukan.
Ketiga, kualitas dosen atau pengajar di PTN dipandang lebih baik, mumpuni, dan berkualitas dibanding dengan PTN. Padahal, saat ini hampir tidak ada bedanya kualitas dosen dalam kampus karena sudah ada sistem sertifikasi. Sistem ini telah “menyamakan” antara dosen di PTN dengan di PTS, dengan syarat membuat karya ilmiah atau melakukan penelitian. Dan masih banyak alasan lainnya mengapa kebanyakan masyarakat Indonesia lebih memilih PTN daripada PTS.
Keempat, PTN lebih mempunyai fasilitas yang lebih lengkap, sehingga dengan fasilitas yang memadai tersebut bisa menunjang pendidkan kampus yang berkualitas tinggi. Memang, fasilitas sangat menentukan kemajuan pendidikan, di samping kualitas para pendidiknya. Namun, sekarang ini banyak PTS yang mempunyai fasilitas lengkap. Bahkan, lebih lengkap jika dibandingkan dengan PTN. Meski demikian, sampai saat ini PTN masih menjadi primadona bagi siswa ketika memilih perguruan tinggi.
Padahal, tidak selamanya PTS tak berkualitas. Buktinya, banyak PTS yang berani bersaing dengan PTN, baik dalam segi keilmuan, fasilitas, maupun lulusan. Selain itu, banyak PTS yang akreditasinya tidak kalah dengan PTN. Namun, masyarakat kita masih belum sadar dengan fakta itu, sehingga PTS masih dicap sebagai alternatif nomor dua setelah PTN.
Sejatinya, tak ada perbedaan yang esensial antara PTS dan PTN. Dulu, PTS dikenal dengan biaya mahal, kini keadaannya sudah “setara” sejak otonomi kampus diberlakukan. PTS sesungguhnya juga mempunyai tujuan ingin mengantarkan para mahasiswa menjadi sarjana-sarjana yang berkualitas, sehingga mampu membawa bangsa kita ke arah yang lebih baik.
Oleh karena itu, memilih PTS menjadi tujuan yang ideal saat ini. Ada beberapa keuntungan dalam memilih PTS, di antaranya adalah jika mahasiswa baru yang mengikuti tes jalur khusus lebih besar peluangnya diterima. Selain itu, mereka akan mendapat dispensasi biaya karena ikut tes jalur khusus PTS, asalkan mereka yang mendaftar bukan jenis “buangan” dari seleksi PTN, tetapi benar-benar minat masuk PTS.
Mahasiswa yang mendaftar lebih awal di PTS, biasanya juga akan diprioritaskan untuk mendapatkan beasiswa dari kampus. Karena itu, mendaftar di PTS terlebih dahulu merupakan sebuah “perjudian” yang mungkin saja bisa berakibat baik pada mahasiswa ke depannya. Kalaupun mereka juga menginginkan mendaftar di PTN, memilih PTS terlebih dahulu juga sangat berpeluang. Baru jika nanti tidak diterima di PTS, maka mencari PTN adalah sebuah solusi.
Keuntungannya tidak hanya itu, bagi calon mahasiswa yang sudah diterima di PTS dan dia juga menginginkan masuk PTN, maka dia akan dengan tenang mengikuti SNMPTN. Sekali lagi, apabila gagal dalam SNMPTN, dia pun tidak begitu merasa terpukul, karena sudah punya PTS. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya memilih PTS sebagai tempat belajar yang diinginkan.
Akreditasi juga penting kita ketahui dalam rangka memilih perguruan tinggi. Saat ini, banyak PTS yang terakreditasi baik oleh Badan Akkreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT). Tak jarang, PTN juga kurang bagus akreditasinya. Selain itu, sistem birokrasi kampus sekarang ini ditengarai banyak terjadi penyelewangan kekuasaan atau korupsi. Itu sebabnya, banyak kampus yang kurang maju dan berkualitas, karena minimya fasilitas dan tenaga kampus yang korup.
Dalam rangka memilih perguruan tinggi, pastikan calon mahasiswa tahu akreditasi dari jurusan yang dipilihnya. Tujuannya, agar bisa kuiah yang berkualitas, tidak asal kuliah saja. bagi yang sudah terlanjur mendaftar di PTN tetapi tidak diterima, maka tidak ada salahnya mencoba PTS yang berkualitas. Atau yang baru akan mendaftar ke PTN, sebaiknya ikuti dulu seleksi PTS, supaya jika nanti tidak diterima di PTN, maka telah mempunyai PTS yang sudah jelas menerimanya.
PTN dan PTS sama saja tergantung kita sebagai mahasiswa berproses di dalamnya. Semangat mahasiswa Indonesia! Kita pacu semangat kita untuk memperbaiki bangsa yang telah terpuruk ini. Kita yang berkualitas pun akan membawa Indonesia ke arah yang lebih maju. Wallahu a’lam bi al-Shawab.
Mokhamad Abdul Aziz
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
IAIN Walisongo Semarang, Aktivis HMI Cabang Semarang
Peneliti di Monash Institute
(//rfa)
Sumber