Tips Mencegah Sekolah Kita Cupu Bagian (1)
Bosan melihat sekolah kita dianggap cupu (culun Punya)!
Bosan setiap kali ada anak sekolah lain bertanya, "Sekolah dimana?" terus dijawab kemudian dia tanya lagi, "Gak pernah denger tuh sekolah, alamatnya mana sih?"
Bosan kalau sekolah kita gak bisa jadi pihan pertama pas penerimaan siswa baru!
Kami dari Jesaba Redaksi punya beberapa solusi penting untuk mencegah kecupuan sekolah Anda semakin parah terutama dalam kasus ini SMA, yaitu:
1. Perbaiki Kualitas Output Sekolah
Kebanyakan orang menganggap bahwa sekolah yang
memiliki input sekolah bagus pasti outputnya juga bagus. Hal ini bisa dianggap
sebagi mitos karena realitanya mayoritas input sekolah di Indonesia ditentukan
lewat Ujian Nasional yang notabenya banyak kecurangan disana-sini. Fakta yang
sering terjadi banyak sekolah yang inputnya dianggap kurang justru memiliki
output siswa yang bagus yaitu banyak yang diterima di Perguruan Tinggi atau
mencapai tingkat kesuksesan tertentu. Poin penting disini adalah siapkan diri
kalian menjadi siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata agar dapat
meninglatkan kualitas output di sekolah kalian.
2. Jangan Bertumpu Pada Satu Cabang Pelajaran
Olimpiade (Dalam hal kejuaraan Olimpiade Sains maupun Sosial)
Dalam hal ini kami membuat suatu perbandingan kecil
sekolah yang bertumpu dalam satu cabang pelajaran Olimpiade dengan Tim
Olimpiade Indonesia. Tim Olimpiade Indonesia hanya bertumpu pada satu cabang
olahraga (Cabor) saja yang memiliki jaminan untuk juara yaitu Bulutangkis.
Akibatnya hanya cabor bulutangkis yang selalu dinomorsatukan dan cabang lain di
anak tirikan. Begitu Bulutangkis gagal mempersembahkan ya habislah peluang Indonesia,
padahal selama Indonesia menjuarai cabor Bulutangkis tetap saja orang bertanya,
“Indonesia sebelah mananya Bali?” Itu juga sama dengan sekolah yang bertumpu
pada satu cabang pelajaran Olimpiade. Selama mereka hanya dapat mengirimkan
satu cabang secara terus menerus tanpa ada peningkatan dengan cabang pelajaran
olimpiade lagi berarti prestasi sekolah tersebut jalan ditempat. Hal itu juga
berimbas pada minat pelajar-pelajar yang memiliki kemampuan di bidang olimpiade
karena biasanya pelajar-pelajar tersebut akan lebih senang masuk di sekolah
yang memiliki kualitas tim olimpiade yang merata dan berprestasi di setiap
cabang mata pelajaran karena peluang mereka untuk mengembangkan ilmu lebih baik.
3. Ikuti Event Lomba Sebanyak Mungkin!
Saat ini banyak sekolah yang hanya mau ikut event
lomba yang berafiliasi dengan dinas maupun kementrian untuk penghematan dan
efektifitas dana. Hal itu tidak sepenuhnya salah bilamana sekolah itu telah
dikenal dan peluang juara dalam lomba-lomba
yang diikuti tinggi (diatas 70 persen). Namun bila sekolah kalian tidak
termasuk dalam dua kategori tersebut, itu adalah blunder besar. Alasan pertama,
hal tersebut meminimalisir penerimaan prestasi karena semakin sedikit lomba
yang diikuti dan peluang menangpun juga kecil, maka semakin miskin pula prestasi
yang diraih suatu sekolah. Kedua, hilangnya
kesempatan publikasi sekolah akibat kebijakan tersebut. Ada suatu perbandingan
lurus pada sekolah yang sering mengikuti lomba dengan semakin dikenalnya
sekolah tersebut apalagi bila lomba tersebut dimuat di surat kabar atau media
elektronik, itu sama dengan promosi secara gratis lewat Koran dan media
elektronik. Ketiga, sekolah yang
jarang mengikuti lomba akan dianggap (maaf) pelit dan justru akan dijauhi oleh
siswa-siswa yang punya potensi dan bakat.
4. Adanya kesetaraan Prestasi Antara Siswa
peminat IPA dan IPS
Masih belum jelas apakah Kurikulum 2013 masih menganut
sistem penjurusan/peminatan IPA/IPS. Namun hal ini penting untuk diingatkan dan
ditulis karena realita yang terjadi bahwa banyak (maaf) oknum di sekolah yang
masih menyatakan bahwa IPS adalah warga kelas dua. Secara sadar atau tidak, (maaf)
oknum-oknum itulah yang membuat sekolah kalian menjadi cupu. Bagaimana bisa
tercapai poin pertama bilamana diskriminasi tersebut terjadi. Tengoklah bebarapa sekolah yang dianggap
memiliki kualitas baik di Indonesia tidak menafikan bakat-bakat anak IPS sehingga
berpengaruh pada kualitas sekolah. Sekolah tersebut memiliki siswa IPA dan IPS
yang setara kulaitasnya sehingga mutu pendidikan tidak tumpang tindih dan hal
itulah juga membuat sekolah tersebut menjadi pilihan nomor satu. Maka
teman-teman baik yang cenderung IPA maupun IPS yang (maaf) ada oknum-oknum
diatas marilah bersama-sama berkompetisi secara sehat untuk berprestasi karena
hal tersebut yang akan membungkam oknum-oknum tersebut.
Bersambung