Unnes: Kepsek jangan lupa rekomendasi siswa SNMPTN

Semarang (ANTARA News) - Universitas Negeri Semarang mengingatkan kepala sekolah untuk tidak melupakan tugasnya memberi rekomendasi siswanya pada pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013.

"Tugas berat kepala sekolah (kepsek) melakukan `input` data ke pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) belum selesai, masih ada tugas merekomendasi siswa," kata Pembantu Rektor I Unnes Agus Wahyudin di Semarang, Kamis.

Berdasarkan data pendaftar Unnes melalui SNMPTN, ia menyampaikan dari total pendaftar sebanyak 22.017 orang, baru sebanyak 8.422 orang yang telah mencetak kartu peserta SNMPTN sebagai tahapan akhir pendaftaran.

Pencetakan kartu peserta SNMPTN, kata dia, mengharuskan adanya rekomendasi dari kepala sekolah yang melakukan verifikasi data pendaftar siswa, padahal batas waktu pendaftaran SNMPTN akan berakhir pada 8 Maret 2013.

Sesuai mekanisme pendaftaran SNMPTN 2013, ia menjelaskan, pendaftar SNMPTN harus mengawali dengan membuka PDSS untuk memverifikasi data diri yang telah dimasukkan kepala sekolahnya, setelah itu membuka laman SNMTN.

Ia mengatakan, siswa membuka laman SNMPTN untuk mengisi data pendaftaran, seperti program studi yang dipilih di dua perguruan tinggi negeri (PTN), dengan masing-masing dua prodi untuk setiap PTN yang dipilihnya.

"Ada syarat lagi, satu dari dua PTN yang dipilihnya harus berada di provinsi tempat tinggal siswa bersangkutan. Setelah itu, pendaftar yang sudah merasa mantap dengan pilihannya melakukan finalisasi data," katanya.

Langkah selanjutnya, kata dia, pendaftar harus mencetak kartu ujian, setelah ada verifikasi dari kepala sekolah atas data pendaftaran siswa secara "online" sebagai bentuk rekomendasi yang diberikan kepada siswanya.

"Semua prosesnya `online`, termasuk verifikasi yang diberikan kepala sekolah sebagai bentuk rekomendasi. Tanpa ada rekomendasi dari kepala sekolahnya, siswa tak bisa mencetak kartu ujian SNMPTN," katanya.

Ia memperkirakan banyaknya pendaftar Unnes yang belum mencetak kartu ujian sebagai bukti sah pendaftaran disebabkan belum mantapnya siswa dengan pilihannya di SNMPTN, atau memang belum direkomendasi oleh kepala sekolah.

"Bisa juga kepala sekolah memberikan kesempatan siswa untuk mempertimbangkan pilihannya. Sebab, jika sudah diverifikasi kepala sekolah sudah final dengan pilihan di SNMPTN dan tidak bisa diubah-ubah lagi," katanya.

Persoalannya, kata dia, apabila kepala sekolah lupa memverifikasi hingga batas akhir waktu pendaftaran atau justru tidak mengetahui mekanisme pendaftaran sehingga akan merugikan siswa yang akan mendaftar SNMPTN.

"Ya mudah-mudahan tidak seperti itu, barangkali kepala sekolah masih memberikan kesempatan siswa untuk mempertimbangkan. Hanya saja, kami ingin mengingatkan kepala sekolah berkewajiban memberi rekomendasi," kata Agus.

(KR-ZLS/S023)

Sumber

UGM siapkan 3.000 mahasiswa untuk KKN Keistimewaan DIY

Yogyakarta (ANTARA News) - Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menyiapkan sekitar 3.000 mahasiswa setiap tahun untuk melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam rangka pendampingan dan pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan.

"Setiap tahun Universitas Gadjah Mada (UGM) menerjunkan sekitar 6.000 mahasiswa untuk melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN). Khusus untuk program KKN Keistimewaan, UGM akan mengerahkan separuhnya," kata Wakil Ketua Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM UGM Irfan Dwidya Prijambada di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, program KKN Keistimewaan nanti lebih diarahkan pada peningkatan kemampuan sumber daya manusia, bukan lagi pada bentuk pemberian bantuan secara fisik. Dengan demikian, program tersebut bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat dan pengurangan angka kemiskinan di DIY bisa digapai.pelaksanaan KKN untuk selama tiga tahun di lokasi yang sama.

"UGM juga berencana mengerahkan dosen untuk melakukan riset di setiap lokasi KKN sehingga bisa diketahui tema yang dilaksanakan di setiap lokasi itu sesuai atau tidak dengan kebutuhan masyarakat. Kami juga akan mengawal pelaksanaan KKN Keistimewaan tersebut," katanya.

Koordinator KKN Keistimewaan DIY Gatot Murdjito mengatakan, melalui program tersebut setiap perguruan tinggi akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) mengenai daerah mana saja yang menjadi kantong-kantong penduduk miskin. Selanjutnya program akan dilselaraskan dengan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daearh (SKPD) dari dinas terkait.

Selain itu, menurut dia, lokasi yang menjadi tempat KKN akan dijadikan lokasi KKN selama tiga tahun berturut-turut. Jadi, tidak lagi dua bulan, tetapi di tempat yang sama minimal tiga tahun dilaksanakan KKN oleh satu atau beberapa perguruan tinggi.

Ia mengatakan, saat ini sedang dilakukan pemetaan daerah kawasan penduduk miskin dan pemetaanprogram kerja apa saja yang akan dilaksanakan. Rencananya proses pemetaan akan berkoordinasi dengan instansi terkait.

"Instansi terkait itu di antaranya Bappeda provinsi, Bappeda kabupaten dan kota, serta menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengetahui secara detil lokasi penduduk miskin. Dengan demikian, kami bisa mengetahui mereka secara `by name` dan `by address`," katanya.

Sumber

UGM, ITB, UI kampus terpopuler Asia

Jakarta (ANTARA News) - Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Indonesia (UI) masuk ke dalam jajaran 100 kampus paling populer di Asia versi Webometrics periode Februari 2013.

UGM berada di peringkat 70, menjadikan universitas negeri tertua di Indonesia tersebut berada di posisi paling tinggi di antara semua kampus di Indonesia.

Sementara itu, ITB menempati rangking 81 dan UI di posisi 95.

Webometrics juga memasukkan 7 perguruan tinggi Indonesia lainnya dalam Top 200 Asia. Universitas swasta Gunadarma berhasil merebut posisi 112, menjadikannya satu-satunya universitas swasta di Indonesia yang berhasil masuk ke dalam peringkat bergengsi Webometrics.

Sementara itu, beberapa perguruan tinggi yang juga masuk ke dalam Top 200 Asia yaitu, Unbraw (131), Undip (152), IPB (166), ITS (168), Unpad (170), dan Unair (194).

Adapun lima besar peringkat perguruan tinggi Asia ditempati National Taiwan University, University of Tokyo, Kyoto University, Tsinghua University China, dan University of Hong Kong.

Webometrics melakukan pemeringkatan terhadap dari 20.000 perguruan tinggi dari 200 negara, sebanyak 356 di antaranya adalah perguruan tinggi di Indonesia.

Lembaga pemeringkat yang berbasis di Spanyol ini, menggunakan 4 parameter penilaian yaituPresence, Impact, Openness, dan Excellence.

Sumber

Pelaksanaan UN dan UNPP Bersamaan, Jangan Sampai Rugikan Siswa

SEMARANG, KOMPAS.com — Pengamat pendidikan IKIP PGRI Semarang, Ngasbun Egar, mengingatkan, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Nasional Program Paket (UNPP) secara bersamaan jangan sampai merugikan hak siswa.
"Harus disiapkan secara matang, mulai sumber daya manusia (SDM), yakni kepanitiaan, koordinasi antarpihak, hingga sarana dan prasarananya. Jangan sampai nanti justru tidak siap," kata Ngasbun Egar, di Semarang, Jumat (22/2/2013).
Pelaksanaan UNPP atau biasa disebut ujian kejar paket pada tahun-tahun sebelumnya digelar setelah UN, baik UNPP periode pertama maupun kedua. UNPP perode pertama tahun ini dilaksanakan bersamaan dengan UN.
Meski jam pelaksanaannya tak sama, UN pada pagi hari sementara UNPP siang hari, tanggal dan hari pelaksanaan kedua ujian tersebut bersamaan sesuai jenjang pendidikan, misalnya UN SMA dengan UNPP C setara SMA.
Rencananya, UN dan UNPP 2013 akan dilaksanakan pada 15-18 April 2013 (SMA dan paket C), UN SMP dan paket B setara SMP pada 22-25 April 2013, sementara UN SD dan paket A setara SD pada tanggal 6-8 Mei 2013.
Menurut Wakil Rektor I IKIP PGRI Semarang itu, pelaksanaan UN dan UNPP pada tanggal yang sama memang menimbulkan kekhawatiran kesemrawutan pelaksanaannya jika tidak disiapkan secara matang oleh panitia.
"Bagaimana nanti tempatnya, kan sama-sama menggunakan sekolah. Bagaimana SDM-nya, apakah sudah siap? Prinsipnya, siswa kedua ujian tersebut memiliki hak yang sama, tidak boleh ada yang lebih diutamakan," katanya.
Karena itu, Ngasbun, yang juga Ketua PGRI Kota Semarang, meminta Dinas Pendidikan setempat sebagai panitia pelaksana kedua ujian untuk menyiapkan semuanya secara matang sehingga hak-hak siswa terlayani dengan baik.
Sementara itu, Sekretaris Panitia UN dan UNPP Kota Semarang, Sutarto, mengakui pelaksanaan kedua ujian yang bersamaan pada tahun ini memang membutuhkan persiapan lebih dan "ekstra" dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kami telah membagi tugas kepanitiaan dengan bidang lain, yakni pendidikan nonformal dan informal (PNFI) untuk UNPP. Sementara kami dari bidang pendidikan dasar dan menengah mengurusi pelaksanaan UN," kata Sutarto.
Meski demikian, kata Kepala Seksi SMA Disdik Kota Semarang itu, koordinasi antarbidang tetap menyatu pada ketua panitia UN dan UNPP sehingga terkontrol meski SDM yang dipakai melibatkan lebih banyak personel.
"Prinsipnya, kami berupaya agar pelaksanaan UN dan UNPP bisa berlangsung secara baik dengan persiapan yang matang. Untuk pelaksanaan UNPP C memakai gedung sekolah, tetapi siang hari setelah selesai UN," katanya.
Sutarto menjelaskan, pelaksanaan UNPP C rencananya memakai gedung SMP Negeri 37 dan SMP Negeri 39 Semarang, yang berdekatan, sementara untuk UNPP A dan B menggunakan gedung Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) kecamatan.

Sumber

SNMPTN 2013 Wah, Ada Kepsek Merasa Terbebani Isi Data Siswanya?

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 yang mengharuskan sekolah masuk dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) ternyata menimbulkan keluhan dari para kepala sekolah. Muncul keluhan para pimpinan sekolah ini merasa terbebani dengan kewajiban mengisi PDSS agar siswanya dapat ikut SNMPTN.

Ketua Umum Panitia Pelaksana SNMPTN 2013, Akhmaloka, mengatakan bahwa pihaknya akan menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat untuk penyelenggaraan tahun depan sehingga sosialisasi juga dilakukan oleh Dinas Pendidikan masing-masing kabupaten/kota.

"Keluhannya kepala sekolah ada yang merasa malas dan sekolah terbebani untuk mengisi PDSS," kata Akhmaloka kepada Kompas.com, Jumat (22/2/2013).

Sistem baru ini memang mewajibkan sekolah melalui Kepala Sekolah untuk mengisi PDSS dan memasukkan data siswa beserta rincian nilai rapor dari kelas X hingga kelas XII. Setelah proses ini dilalui, Kepala Sekolah akan mendapat password dan username tiap siswa yang bisa digunakan untuk mendaftar SNMPTN 2013.

"Ada juga sekolah yang kurang percaya sekolahnya bisa bersaing. Jadi tidak mengisi PDSS," ujar Akhmaloka.

Untuk itu, kerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat untuk pelaksanaan tahun depan tersebut agar mendorong sekolah-sekolah ini supaya mau mengisi PDSS sehingga anak-anak sekolahnya yang ingin ikut SNMPTN tidak terlantar.

"Siswanya yang terlantar kalau sekolahnya tak mau isi PDSS. Kerja sama dengan Dinas Pendidikan ini agar bisa encourage sekolah-sekolah yang belum pengen ini," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, dari sebanyak 27.630 SMA/SMK/MA hanya 14.680 sekolah yang siswanya mendaftar ikut SNMPTN. Sementara 13.000 sisanya kemungkinan tidak terdaftar dalam PDSS sehingga siswanya tidak bisa mendaftar SNMPTN 2013 yang memang mengharuskan sekolah untuk memasukkan sekolahnya dalam PDSS.

Sumber
Kompas Edukasi

Beasiswa S-1 sampai S-3 dari Pemerintah China, Mau?

KOMPAS.com — "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China". Meski jarak Indonesia ke China tak lagi jauh seperti pikiran nenek moyang kita dulu, pepatah ini masih relevan. Kini, China menjadi negara yang diperhitungkan di dunia dalam banyak bidang.

Nah, ini ada kesempatan untuk menuntut ilmu sampai China. Pemerintah "Negeri Tirai Bambu" itu melalui Kementerian Pendidikan-nya kembali menawarkan beasiswa kepada kandidat internasional, termasuk Indonesia.

Beasiswa ini terdiri dari beasiswa penuh dan beasiswa parsial. Penerima beasiswa penuh akan ditanggung semua biaya kuliahnya, tunjangan hidup, tunjangan tempat tinggal, biaya pelayanan kesehatan, dan uang saku jalan-jalan.

Berminat? Kandidat harus memenuhi syarat masing-masing jenjang studi yang dituju. Pelamar beasiswa S-1 harus telah menyelesaikan sekolah menengah atas dan berusia di bawah 25 tahun. Pelamar beasiswa S-2 harus berusia di bawah 35 tahun dan pelamar S-3 di bawah 40 tahun.

Kandidat yang berminat bisa memilih perguruan tinggi dan program studi yang dituju yang terdaftar dalam Chinese Higher Education Institutions (HEIs). Menariknya, beasiswa yang ditawarkan meliputi jenjang S-1 sampai S-3.

Menurut informasi yang diterima Kompas.com, tahun lalu, penerima beasiswa Pemerintah China ini dari Indonesia mencapai 15 orang. Tahun ini tak akan jauh berbeda.

Kantor Bagian Kebudayaan China di Indonesia menanti aplikasi sampai tanggal 31 Maret 2013. Informasi bisa diperoleh melalui laman resmi penawaran beasiswa ini dan menghubungi Kantor Bagian Kebudayaan China di Indonesia di nomor 021-5761032 atau alamat e-mail cultural@chnemb.or.id.

Khusus untuk aplikasi, menurut informasi yang diterima Kompas.com, lebih baik dikirimkan via pos ke:
Kedutaan Besar China 
Jl. Mega Kuningan 2 Jakarta Selatan Jakarta, Indonesia 12950 

Ayo buruan daftar!

Sumber
Kompas Edukasi

5 Cara 'Murah Meriah' Belajar Bahasa Asing

KOMPAS.com  Di era global saat ini, kemampuan berbahasa asing menjadi sesuatu yang perlu dimiliki oleh para profesional muda. Banyak orang akhirnya menghabiskan uang mereka dengan membelisoftware dan buku teks untuk belajar bahasa asing dan mereka memang mencapai hasil yang menggembirakan.

Namun sebenarnya, tak perlu mahal lho untuk bisa memiliki kemampuan bahasa asing yang baik. Dengan budget yang minim, Anda bisa memperoleh alat pembelajaran bahasa asing dengan hasil maksimal pula.

Seperti ditayangkan oleh Telegraph, Anne Merritt, pengajar EFL di Korea Selatan, menyebut ada lima cara untuk membantu meningkatkan kemampuan berbahasa asing Anda. Jika tak benar-benar gratis, maka paling tidak sangat murah. Apa saja?

1. Koran onlineKoran online berbahasa asing merupakan aset yang tak ternilai bagi siapa saja yang mau belajar. Koran selalu ter-update, berkaitan erat dengan budaya, dan dapat membantu orang-orang yang belajar dari level kemampuan mana pun.

Iklan pendek dan teks foto merupakan tantangan awal bagi para pemula, termasuk pula keterangan-keterangan gambar. Mereka yang kemampuannya sudah tergolong intermediate dapat memanfaatkan artikel-artikel berita. Sementara itu, para pembelajar kelas advance bisa membaca kolom dan editorial yang banyak berisi idiom, bahasa gaul, dan tulisan dengan gaya tertentu.

Mengikuti berita atau cerita bersambung selama beberapa hari atau minggu dapat membantu Anda mempelajari kosakata, kata, atau frase tertentu yang sering diulang.

2. Situs web komunitas belajarSitus seperti Busuu dan Livemocha merupakan sumber yang baik untuk belajar bahasa asing secara komprehensif. Cara pembelajaran mendengar dan mengulang mungkin tidak selalu cocok dengan setiap orang yang mau belajar. Namun, satu sumber yang paling baik di situs-situs semacam ini adalah forum komunitasnya. Anda bisa terhubung dengan native speakers dari bahasa asing yang memang ingin dipelajari.

Komunitas semacam ini memang dirancang untuk chatting atau mengoreksi satu sama lain dalam menulis atau berbicara. Situs ini juga memiliki model pembelajaran seperti "online-dating" yang memungkinkan mereka yang mau belajar untuk terhubung dengan mudah.

3. Lirik laguMusik adalah kendaraan yang baik untuk mengingat bahasa asing. Pada faktanya, proses pembelajaran dapat terjadi begitu saja, seperti yang dialami oleh para pendengar lagu "Gangnam Style".

Banyak lagu dalam bahasa asing yang ingin kita pelajari memiliki nilai-nilai pembelajaran. Namun, lagu terbaik yang perlu dicari adalah lagu-lagu klasik, yang kira-kira satu zaman dengan "Fly Me to the Moon" atau "Yesterday". Lagu yang populer seperti ini cukup terkait dengan bahasa dan tema kehidupan sehari-hari. Video dengan lirik lagu juga bisa ditemukan dengan mudah di Youtube.

Untuk Anda yang belajar bahasa Italia, bisa belajar lagu "Volare (Nel Blu, Dipinto di Blu)", sementara Anda yang ingin belajar bahasa Jerman bisa mendengarkan lagu klasik "Lili Marleen". Manfaat lain dari lagu klasik adalah Anda dapat sering menemukan petunjuk untuk belajar dari lirik lagu secara onlineyang memang dirancang oleh para guru.

4. Kelompok diskusi bahasaApa ini? Untuk Anda yang tinggal di kota, kelompok ini dapat menjadi aset yang baik untuk mempraktikkan kemampuan berbicara Anda dan bertukar sumber pembelajaran dengan rekan lainnya. Komunitas ini melibatkan mereka yang belajar langsung dengan native speakers. Facebook dan Meetup.com misalnya.

Kemampuan berbicara adalah salah satu kemampuan berbahasa yang sering diabaikan ketika belajar sendiri. Namun, ini adalah kemampuan yang sangat penting. Pada saat Anda mempraktikkannya padanative speakers, dia bisa memberikan tips-tips penting mengenai pelafalan dan berbicara sehari-hari.

Bisa bersosialisasi menjadi bonus. Hubungan persahabatan menjadi motivator yang besar untuk pengembangan kemampuan berbahasa asing.

5. PodcastsOrang-orang yang belajar bahasa asing sendiri biasanya kurang bisa menangkap secara alami ketika belajar dengan menggunakan kaset atau CD rekaman. Podcasts menjadi salah satu solusinya karena dapat menjadi alat belajar yang mudah diakses.

Para pemula dapat menemukan podcasts secara spesifik langsung sesuai dengan bahasa yang ingin dipelajarinya, seperti "Coffee Break Spanish" atau "Talk Me in Korean". Sementara itu, mereka yang sudah di kelas advance bisa mengunduh podcasts sesuai bahasa yang sedang dipelajari dan juga sesuai dengan minat atau hobi mereka, misalnya "Inter’s La Marche de l’Histoire", podcast bahasa Perancis untuk mereka yang gemar dengan sejarah.

Sumber
Kompas Edukasi

"Kurikulum 2013 Hanya Akan Lahirkan Generasi Tukang"

JAKARTA, KOMPAS.com - Alih-alih menunjukkan kemajuan, perubahan kurikulum dinilai malah akan membawa kemunduran seperti kembali pada abad 17-18 yang kala itu tengah masuk masa industrialisasi. Pakar pendidikan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Daniel Mohammad Rosyid, mengatakan bahwa perubahan kurikulum ini justru hanya menghasilkan generasi tukang. 

Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) diminta untuk mempertimbangkan ulang penerapan kurikulum baru pada pertengahan Juli mendatang.

"Kalau Kurikulum 2013 ini berhasil, hanya akan menghasilkan tukang dan pekerja saja. Ini seperti kembali lagi pada abad 17-18. Ini paradigma pabrik," kata Daniel saat "Diskusi Publik Kurikulum 2013 Menjawab Tantangan Generasi Emas 2045" di Ruang KK II DPR RI, Jakarta, Senin (18/2/2013).

Ia juga menilai pendekatan dalam Kurikulum 2013 ini terlalu ilmiah karena lebih mengedepankan materi Matematika dan Sains. Padahal, lanjutnya, agar generasi muda dapat memiliki kompetensi seimbang, kurikulum membutuhkan banyak sentuhan artistik yang tidak hanya mengandalkan wawasan ilmiah.

"Pendekatannya sangat ilmiah, padahal yang kita butuhkan itu unsur artistik juga. Matematika dan Sains dikedepankan, tapi Seni Budaya selalu disisihkan," ujar Daniel.

"Jadi, sebaiknya kurikulum tidak terlalu ilmiah dan obyektif. Selama ini manusia hanya dijadikan obyek. Manusia itu subyek. Kalau begini, menurut saya, guru harus menolak," tandasnya.

Seperti diketahui, Kurikulum 2013 yang merupakan pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini mengangkat metode tematik integratif dan mengarahkan anak untuk mampu mengobservasi tema bahasan tersebut dari berbagai segi mata pelajaran. Meski Seni Budaya masuk dalam pelajaran wajib, Sains tetap menjadi penggerak bagi semua.

Sumber
Kompas Edukasi

3 Peluang yang Pantang Dilewatkan Lulusan Baru

JAKARTA, KOMPAS.com – Apa harapan Anda setelah berhasil lulus dari studi pendidikan tinggi Anda? Tentu bekerja sesuai latar belakang ilmu yang sudah Anda tekuni. Namun, impian untuk bekerja sesuai bidang ilmu saja tak cukup.

Pasalnya, peluang-peluang besar ada di depan mata generasi muda Indonesia yang baru lulus kuliah. Dalam orasi ilmiah yang disampaikan di depan para wisudawan program studi Manajemen dan Akuntansi dalam acara wisuda ketiga Universitas Bakrie di Jakarta Convention Center, Kamis (21/2/2013), Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengungkapkan tiga peluang yang pantang untuk dilewatkan oleh sarjana-sarjana Indonesia. Peluang apa saja?

1. Kekuatan Pasar IndonesiaBayu mengatakan 65 persen pendapatan nasional Indonesia berasal dari konsumsi dalam negeri atau biasa disebut juga konsumsi rumah tangga dan ada sekitar 50-60 juta rakyat Indonesia yang disebut consumer class dengan pendapatan rumah tangga sebesar 20 juta per bulan.

“Anda bisa lihat betapa pesatnya perkembangan industri ritel dan eceran di Indonesia. Sektor ritel tumbuh 19-24 persen. Hampir tiap hari dibuka toko ritel baru, department store dan mal tumbuh pesat,” ungkapnya.

Hebatnya lagi, lanjut Bayu, perkembangan ekonomi yang pesat itu tak hanya terjadi di kota-kota besar, namun sudah merambah ke kota-kota kelas dua, seperti Malang dan Kediri di Jawa Timur, Purwokerto dan Purworejo di Jawa Tengah dan Kalimantan.

“Yang ingin saya sampaikan, kita yang harus ambil peluang itu karena kalau tidak, akan diisi oleh orang lain. Potensi sektor konsumsi Indonesia sangat besar. Tidak hanya sekadar beli, mereka mulai memilih kualitas, kemasan, delivery dan mekanisme pembayaran yang lebih baik dan enggak masalah mau bayar sedikit lebih tinggi,” tuturnya kemudian.

2. Sumber daya alamPeluang kedua adalah sumber daya alam Indonesia. Menurut Bayu, kekuatan sumber daya alam Indonesia memang selalu diulang-ulang sejak anak Indonesia duduk di sekolah dasar. Namun, Bayu menegaskan bahwa memang sumber daya hayati Indonesia membutuhkan kekuatan bisnis yang besar.

“Kita terhitung eksportir besar timah, sawit, kakao, dan kopi. Mari lihat itu sebagai kekuatan bisnis yang luar biasa. Kalau kita eksportir terbesar timah, harusnya kita yang nentuin harga dong. Nah, bagaimana kita bisa menjadi penguasa bisnis, butuh tantangan untuk memberi nilai tambah terhadap sumber daya alam kita. Enggak bisa lagi hanya menjual sumber daya alam yang ada, harus beri nilai tambah pada sumber daya alam kita,” tambahnya.

3. “We have to go beyond border”Apakah ini? Bayu mengatakan ini terkait rencana penerapan ASEAN Economic Community pada tahun 2015. Hampir tak ada lagi batas-batas ekonomi di antara negara ASEAN nantinya. Menurut Bayu, banyak orang khawatir dan takut untuk menghadapi pasar bebas ini. Namun, dia mendorong agar setiap orang, terutama para generasi muda, optimistis menghadapinya.

“Anda lulus sekarang, nanti akan bekerja, dan 2015 kita akan masuki Asean Economic Community. Praktis enggak ada batas negara-negara ASEAN. Ada yang takut tapi kita tetap diserbu, jadi lebih baik kita optimistis dan memanfaatkan itu. Vietnam, Laos, Myanmar sangat butuh ilmu Anda. Kibarkan Merah Putih di tempat lain,” tegasnya.

Ketiga peluang ini, lanjut Bayu, harus disikapi dengan sikap yang benar. Bayu mendorong para generasi muda untuk bersikap sebagai generasi bangsa yang besar.

“Tiga itu saja kalau Anda mau untuk mencoba mencermatinya agar enggak ada kekhawatiran. Indonesia diramalkan akan menjadi negara nomor tujuh terbesar di dunia pada tahun 2020. Kalau demikian, ekonomi kita harus kita yang pegang, bukan orang lain,” tandasnya.

Nasihat Bayu ini disimak oleh 236 wisudawan yang dilepas Universitas Bakrie pada hari ini. Ada sebanyak 113 lulusan dari program studi Manajemen dan 123 lulusan dari program studi Akuntansi. Wisuda dipimpin oleh Rektor Universitas Bakrie Sofia W Alisjahbana. Acara ini juga dihadiri oleh Koordinator Kopertis Wilayah III Ilza Mayuni, Ketua Yayasan Pendidikan Bakrie Ratna Indira Nirwan Bakrie dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Bakrie Nirwan Bakrie.

Sumber
Kompas Edukasi

Ajarkan Toleransi Lewat Sekolah Gratis

KOMPAS.com - Julianto Eka Putra (40) bermimpi Indonesia menjadi bangsa yang saling menghargai perbedaan suku dan agama. Pria asal Surabaya itu pun coba mewujudkan mimpi tersebut lewat SMA Selamat Pagi Indonesia, sekolah gratis yang dia bangun di Batu, Jawa Timur. Herpin Dewanto

Sekolah yang mulai beroperasi pada 2007 ini unik. Siswa yang diterima di sekolah itu harus memenuhi syarat utama, yaitu yatim piatu atau punya orangtua tetapi amat miskin. Selama bersekolah, mereka tak mengeluarkan uang sedikit pun, bahkan mendapat uang saku Rp 100.000-Rp 150.000 per bulan.

Tak hanya itu, dalam setiap penerimaan siswa baru, komposisi siswa yang diterima harus berasal dari sejumlah daerah, dari Sabang sampai Merauke. Proses seleksi semakin ketat karena siswa yang diterima per tahun harus mewakili kelima agama yang diakui di Indonesia.

”Proses ini yang membuat perjalanan kami pada awalnya terasa berat. Namun, ini harus dilakukan agar proses belajar tentang perbedaan dapat berjalan,” kata Julianto, pekan lalu, di Surabaya, Jawa Timur.

Pada penerimaan siswa baru tahun 2007, sebanyak 27 siswa yang diterima dari kuota penerimaan 30 orang. Jumlah murid sekolah ini tak sebanyak sekolah pada umumnya karena SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) bersistem asrama dengan tempat terbatas.

Ide spontan

Tahun 2000 Julianto memberikan motivasi bisnis di Surabaya. Waktu itu ia menjadi distributor sebuah produk kesehatan yang dipasarkan secara multi-level marketing (MLM). Pekerjaan yang ditekuninya sejak 1995.

”Tahun 2010 kita harus punya sebuah sekolah gratis,” kata Julianto waktu itu. Ia menyerukan kalimat itu secara spontan dan di luar naskah. Hadirin langsung bersorak. Namun, rekan dekat dan istri Julianto menganggap seruan spontannya itu sebagai keteledoran. Ia dianggap berbicara tanpa berpikir dulu.

Setelah itu dia baru bingung, bagaimana bisa membangun sebuah sekolah gratis, sementara penghasilannya sekitar Rp 20 juta per bulan.

Ia lalu mengajak rekannya berpartisipasi dengan menyumbang 5 persen dari pendapatan. Namun, uang yang terkumpul baru sekitar Rp 300 juta, masih jauh dari cukup.

Pendiri perusahaan tempat Julianto bekerja, Peter Chia, yang berada di Singapura, mendengar rencana pembangunan sekolah itu pada 2003. Dia menghubungi Julianto dan menyatakan mau membantu. Peter meminta Julianto segera mencari tanah.

Batu dipilihnya karena daerah itu berhawa sejuk sehingga sekolah sekaligus asrama tak memerlukan banyak mesin pendingin ruangan. Biaya operasional bisa ditekan.

Julianto mendapat tanah 3,3 hektar seharga Rp 5,3 miliar. Tanah sudah ada, tetapi sekolah tak segera bisa dibangun karena dia sibuk dan biaya pembangunan gedung yang ditaksir Rp 7,5 miliar belum terkumpul.

Tahun 2005, selama tiga hari berturut-turut ia membaca berita tentang siswa yang bunuh diri karena tak punya uang untuk sekolah. Julianto berjanji dalam hati, jika esok hari masih mendapati berita serupa, artinya berita itu merupakan teguran dari Tuhan. Keesokan hari, ia membaca berita serupa.

Tanpa pikir panjang, Julianto mengumpulkan koleganya di Surabaya untuk membahas pembangunan sekolah. ”Apa pun yang terjadi, sekolah itu harus dibangun sekarang,” katanya waktu itu.

Sekolah dan asrama itu pun dapat dibangun dengan dana sumbangan dari rekan-rekan Julianto dan uang pribadi. Kebetulan tahun 2001-2005 Julianto mendapat bonus 300 persen per tahun. Di perusahaan, Julianto kini menjadi distributor dengan tingkatan tertinggi, Royal Crown.

Saat sekolah itu berhasil dibangun lebih cepat dari yang diimpikan, Julianto merasa takjub. Ia menyebut sekolah yang berawal dari gagasan mustahil itu sebagai karya Tuhan.

Belajar hidup

Sistem pendidikan SMA SPI memakai kurikulum umum. Namun, siswa sebanyak mungkin tak belajar di kelas karena kelas akan memenjarakan imajinasi dan kreativitas siswa. Mereka banyak belajar di kebun atau pendapa di lingkungan sekolah.

Dengan misi menanamkan jiwa toleransi, maka ada lima guru agama berbeda di sini. Namun, dalam setiap perayaan hari besar agama, siswa yang tak merayakan ikut membantu. Mereka dilatih menghargai cara berdoa dan keyakinan pemeluk agama lain.

Keistimewaan lain yang dirasakan siswa adalah kesempatan studi banding ke luar negeri. Siswa diajak Julianto ke Singapura, China, Makau, dan Hongkong. ”Tak semua siswa ikut, hanya 13-17 siswa terpilih.”

Siswa yang mengikuti studi banding disaring dengan kriteria PAKSA (pray/ketakwaan, attitude/sikap, knowledge/pengetahuan, skill/keahlian, dan action/aksi). Siswa tak hanya dituntut pandai berdoa dan pintar, tetapi juga harus dapat mengimplementasikan ketakwaan mereka dalam keseharian dengan bentuk aksi nyata dan sikap yang baik.

Di luar negeri, siswa belajar melihat cara hidup orang lain. Misalnya, kerja keras para pedagang di China atau cara berjalan para pekerja di Singapura yang cepat. Julianto berharap, hal-hal positif itu dapat dicontoh dan kelak siswa pun menularkannya kepada masyarakat.

Setelah lulus, para siswa tak wajib menjadi entrepreneur. Mereka bebas menentukan profesi sesuai bakat, sekolah hanya memancing bakat mereka dan mengarahkan. Namun, banyak siswa yang lalu mengembangkan usaha seperti makanan ringan dan biro perjalanan.

Daya tarik SMA SPI itulah yang membuat banyak orangtua ingin menyekolahkan anaknya di sini. Pada penerimaan siswa baru angkatan pertama, tahun 2007, hanya ada 27 siswa. Kini, kuota ditingkatkan menjadi 40 siswa, tetapi pendaftar mencapai 150 orang. Ia berencana membangun asrama lagi agar jumlah murid bisa ditambah.

Penerimaan siswa juga dibantu jaringan Julianto dalam bisnis MLM yang tersebar di Indonesia. ”Banyak pengusaha yang minta anaknya dimasukkan (SMA SPI), tetapi kami tolak berapa pun mereka akan bayar,” ujar Julianto menegaskan.

Sesuai namanya, sekolah itu bertujuan memberikan semangat dan harapan bagi anak yatim piatu dan tak mampu. SMA SPI juga mematahkan pola lama bahwa hanya anak pandai yang mendapatkan beasiswa. Jika sekolah seperti ini tersedia di banyak daerah, setiap pagi anak-anak akan berseru lantang, ”Selamat Pagi Indonesia!”

Sumber
Kompas Edukasi

Opini Urgensi Kurikulum 2013

Oleh Mohammad Abduhzen
KOMPAS.com - Pemerintah berkukuh melaksanakan Kurikulum 2013 pada Juli mendatang seolah ada keharusan yang mendesak. Padahal, ”barangnya” masih kontroversial, perangkat pelaksanaannya pun belumlah siap.

”Tidak bisa ditunda dan harus dimulai tahun ajaran ini. Jika kita menunda, taruhannya besar terhadap masa depan generasi bangsa,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.

Implementasi Kurikulum 2013, menurut Mendikbud, penting dan genting terkait bonus demografi pada 2010-2035. Generasi muda Indonesia perlu disiapkan dalam kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Sikap pemerintah itu terasa berlebihan karena sejatinya pengaruh perubahan Kurikulum 2013 tidaklah sedahsyat yang dibayangkan. Asumsi-asumsi teoritisnya memang muluk, tetapi yang riil berubah dan mudah dilaksanakan hanya pengurangan jumlah mata pelajaran dan penambahan durasi pembelajaran di sekolah.

Sementara pendekatan tematik dan integratif bukanlah perkara baru, tetapi sekadar penegasan yang malah terkesan sebagai dalih ketiadaan IPA dan IPS dalam lis mata pelajaran SD. Gagasan tematik dan integratif tidak dirancang untuk pembaruan model pembelajaran siswa aktif (active learning) yang menyeluruh bagi semua mata pelajaran di setiap jenjang persekolahan seperti dikehendaki UU.

Penerapan Kurikulum 2013 pada Juli atau kapan pun dalam format yang ada tampaknya tidak menimbulkan efek kualitatif yang signifikan bagi kemajuan bangsa. Tak ada faktor yang mendukung perubahan ke arah itu, apalagi jika berbagai kerancuan kompetensi inti dan dasar dengan materi dibiarkan kabur, dan kurikulum dilaksanakan sebelum matang. Selain itu, posisi kurikulum dalam suatu sistem pendidikan berada pada level operasional yang jalannya ditentukan oleh fondasi, visi, dan substansi pendidikan, yang di negeri ini justru bermasalah.

Wakil Presiden Boediono mengakui bahwa kita memang belum punya konsepsi yang jelas mengenai substansi pendidikan yang dapat dijadikan kompas bagi begitu banyak kegiatan dan inisiatif pendidikan di Tanah Air (Kompas, 29 Agustus 2012). Dengan menyampingkan persoalan arah pendidikan, kiranya perubahan metode pembelajaran jauh lebih strategis dan urgen daripada kurikulum.

Pembaruan metode
Meski kontroversial, tadinya Kurikulum 2013 diharapkan masih berkah terkait pendekatan pembelajaran tematik-integratif. Namun, setelah dicermati konsep dan rencana pelatihan guru yang kolosal dan kilat, semakin meyakinkan bahwa Kurikulum 2013 nantinya sekadar menghasilkan kesibukan—selain penerbitan buku—penataran kurikulum, bukan pelatihan metode baru yang sesungguhnya sangat dibutuhkan.

Pembaruan metode pembelajaran dibutuhkan dan seharusnya dilakukan sejak lama dalam pendidikan kita. Pertama, karena adanya ”revolusi Copernican” dalam definisi pendidikan dari pembelajaran berpusat pada guru (teacher-centered) seperti dalam Pasal 1 Ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), ke berpusat pada murid (student-centered) menurut UU No 20 Tahun 2003 sebagai revisi UU Sisdiknas.

Pembalikan paradigma ini bukan satu kelatahan, melainkan didasari pergeseran konsep interaksi belajar mengajar dari ”mengajar” (teaching) ke ”pembelajaran” (learning). Perkembangan ini selanjutnya menuntut perubahan cara pandang, pendekatan, dan metode pembelajaran yang lebih partisipatif dan dialogis. Pendekatan tematik-integratif sesungguhnya sesuai dengan paradigma baru ini, tetapi sayangnya tidak dielaborasi secara jelas hingga model pembelajaran.

Kedua, hasil riset Profesor Beeby tahun 1970-an (bukunya diterbitkan 1975) menyimpulkan bahwa persoalan kronis pendidikan kita di antaranya praktik kelas yang membosankan. Guru-guru mengajar dengan latar belakang pengetahuan dan keterampilan metodik yang minimal sehingga aktivitas kelas seperti ritual. Sedikit sekali, kata Beeby, sekolah di Indonesia membantu menumbuhkan potensi seorang murid. Pengaruh sekolah yang menjemukan serta tak imajinatif itu tetap terasa ketika seseorang menjadi dewasa dan memimpin masyarakatnya.

Ketiga, profesionalisme guru. UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah memberikan landasan kuantitatif bagi peningkatan mutu guru, yaitu kualifikasi akademik, sertifikat pendidik, dan empat kompetensi: pedagogis, profesional, sosial, dan kepribadian. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan mengelola pembelajaran dengan mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Peningkatan profesionalisme guru seyogianya ditandai berbagai aktivitas pembaruan metode dan kinerja guru.

Keempat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 2009 (saat membuka Temu Nasional) meminta Mohammad Nuh mengubah metodologi belajar mengajar. Pola yang sekarang, kata Presiden, tidak mendorong siswa kreatif dan inovatif sehingga sulit memunculkan jiwa kewirausahaan anak didik.

”Saya minta Menteri Pendidikan Nasional mengubah metodologi belajar mengajar yang ada selama ini. Sejak taman kanak-kanak hingga sekolah menengah jangan hanya gurunya yang aktif, tetapi harus mampu membuat siswanya juga aktif,” kata Presiden (Kompas, 30 Oktober 2009). Presiden seharusnya mengaudit kinerja menterinya apakah gagasan bagus dalam pidato dikerjakan dengan benar atau hanya berlalu terbawa angin.

Perubahan kesadaran
Metode pembelajaran melekat pada perilaku guru sehingga pembaruan metode inheren dengan pengembangan aspek kemanusiaan guru. Oleh sebab itu, pelatihan metode tak cukup dengan berceramah tentang pengetahuan dan teknik mengajar, tetapi juga harus sekaligus melibatkan guru dalam proses dinamis perubahan kesadaran dan motivasi profesi. Perbaikan metode akan berpengaruh lebih cepat dan luas terhadap kualitas pendidikan karena posisi dan peran strategis guru. Metode yang dipergunakan dan sikap guru juga sangat menentukan keberhasilan penanaman nilai-nilai dan pembentukan pola pikir dalam Pendidikan karakter.

Namun, tak seperti kurikulum—yang 10 kali diubah—metode kurang dianggap/tak diketahui penting sehingga upaya pembaruan hanya sekali sepanjang sejarah pendidikan kita, yakni ketika eksperimen Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) 1980-an yang tak berkesinambungan. Di samping itu, mengubah metode tak semudah mengembangkan kurikulum yang biasanya cukup menambah atau mengurangi jumlah mata pelajaran dan jam pelajaran.

Era profesionalisme guru sekarang ini seyogianya jadi momentum memperbarui ”praktik kelas” dengan prioritas pengembangan metode baru, bukan mengubah kurikulum yang sebenarnya tak urgen.


Mohammad Abduhzen Direktur Eksekutif Institute for Education Reform Universitas Paramadina, Jakarta; Ketua Litbang PB PGRI

Sumber
Kompas Edukasi

Jumlah Siswa yang Daftar SNMPTN Masih Jauh dari Target

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 untuk siswa masih dibuka hingga dua pekan depan. Sekitar 320.000 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) telah mendaftar ke perguruan tinggi negeri yang menjadi incarannya.

Ketua Umum Panitia Pelaksana SNMPTN 2013, Akhmaloka, mengatakan bahwa jumlah ini kemungkinan akan bertambah jelang penutupan pendaftaran. SNMPTN kali ini sendiri menargetkan 800.000 pendaftar dari jenjang pendidikan menengah atas di seluruh Indonesia.

"Contohnya saja di Bandung. SMA yang bagus-bagus itu masih tercatat 25 persen saja siswanya yang mendaftar," kata Akhmaloka pada Kompas.com, Jumat (22/2/2013).

"Ada kemungkinan anak-anak ini masih menunggu temannya untuk melihat jurusan apa yang akan diambil temannya," ujar Akhmaloka.

Ia memperkirakan sisa 15 hari ini jumlah pendaftar akan bertambah sekitar 300.000 pendaftar lagi. Namun jika melihat fenomena siswa-siswa yang ada di kota besar, kemungkinan jumlah pendaftar bisa membludak pada masa akhir pendaftan SNMPTN.

"Tapi kami akan evaluasi lagi untuk melihat dari pendaftar yang ada ini banyak yang dari kota besar atau daerah remote," ungkap Akhmaloka.

Apabila ternyata siswa yang berasal dari daerah terpencil masih sedikit yang mendaftar, maka pihaknya akan kembali melakukan aksi jemput bola seperti yang dijalankan pada saat pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) sebelumnya. Dengan demikian, tak ada alasan bagi siswa daerah terpencil tak bisa mendaftar karena kendala fasilitas.

"Kalau memang yang di daerah remote banyak yang belum mendaftar, kami akan jemput. Kalau ternyata di kota besar, berarti ya kemungkinan saling tunggu itu," tandasnya.

Sumber
Kompas Edukasi

Uang Kuliah Tunggal Mulai Berlaku Tahun Ini

DEPOK (KRjogja.com) - Salah satu topik utama yang menjadi pembahasan dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2013 adalah pelaksanaan Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dalam penerapan UU tersebut, salah satu konsekuensi yang datang adalah pemberlakuan Uang Kuliah Tunggal (UKT).  
Dirjen Dikti Djoko Santoso menyebutkan, pemberlakuan UKT akan dimulai pada tahun akademik mendatang. Oleh karena itu, saat ini Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memiliki waktu untuk menyiapkan diri dengan menetapkan jumlah UKT tersebut.

"Semua perguruan tinggi (PT) harus mulai melaksanakan pada semester satu tahun akademik 2013/2014. Sekarang masih persiapan, jadi PT tidak perlu dikejar-kejar," ujar Djoko selepas penutupan RNPK 2013 di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbangtendik) Bojongsari, Depok, Selasa (12/2/2013).

Dalam penerapan UKT, lanjut Djoko, Dikti tengah menyiapkan Unit Cost atau standar biaya kuliah bagi masing-masing PT. Standar tersebut dapat menjadi panduan bagi PT dalam menentukan UKT bagi para mahasiswa mereka.

"Kami menyiapkan unit cost, yakni standar biaya untuk masing-masing PT dan ada tarif. Tarif ini seperti Harga Eceran Tertinggi (HET) yang besarannya di bawah standar biaya kuliah karena dibayar pemerintah lewat Bantuan Operasional (BO) PTN," jelasnya.

Sehingga, kata Djoko, dengan adanya BOPTN mahasiswa PTN tidak perlu lagi membayar uang pangkal. Para mahasiswa baru cukup membayar uang SPP saja tanpa ada biaya lainnya.

Djoko mengaku, berbagai PTN masih dalam proses menyiapkan diri untuk menentukan besaran UKT tersebut. Namun, beberapa PTN sudah melaporkan besaran UKT di kampus mereka. "Beberapa PT, di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB) sudah menetapkan UKT," imbuh Djoko. (Okz/Git)

Sumber