Kuota Sertifikasi Guru 2013 Ditambah



JAKARTA, KOMPAS.com -- Kuota sertifikasi guru dalam jabatan pada 2013 ditambah sebanyak 100.000 orang dari tahun lalu. Dengan demikian, kuota sertifikasi guru tahun depan diberikan untuk 350.000 guru pegawai negeri sipil (PNS) dan swasta.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Jumat (24/8/2012) di Jakarta, penambahan kuota sertifikasi guru ini untuk mengejar target penyelesaian sertifikasi guru pada 2015, sesuai amanat Undang-Undang Guru dan Dosen. Peserta sertifikasi untuk tahun depan direncanakan tetap harus lolos uji kompetensi awal (UKA) yang dimulai sejak tahun ini.
Nuh mengatakan, pada tahun depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai fokus untuk membenahi persoalan pembayaran tunjangan profesi guru (TPG) di kota/kabupaten yang sering terlambat dan tidak tepat jumlahnya. Pembayaran TPG guru bersertifikat yang dijadwalkan per triwulan sampai saat ini belum juga berjalan dengan baik sehingga merugikan guru.         

Sumber
Kompas Edukasi                     

Kenapa Harus 9 September dan Di Pacitan?




JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan, pendirian Akademi Komunitas (AK) jauh dari upaya pencitraan politik pemerintah. Sebelumnya, pemerintah menetapkan "launching" pendirian AK negeri percontohan akan dilakukan pada 9 September, yang bertepatan dengan tanggal lahir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Pacitan, yang juga kampung halaman Presiden. 

Nuh menjelaskan, waktu memulai pendirian AK  ditentukan berdasarkan selesainya proses tender dan sesuai dengan keluangan aktifitasnya sebagai menteri. 

"Tidak ada unsur pencitraan politik dalam keputusan itu. Semua terjadi alamiah," kata Nuh, Senin (27/8/2012), di Gedung Kemdikbud, Jakarta.

Pada hari pendirian 9 September mendatang, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dipilih sebagai lokasi pertama untuk dijadikan simbol pendirian AK dengan menancapkan tiang pancang pertama.

Nuh mengungkapkan, alasan Kabuaten Pacitan dipilih sebagai lokasi pertama pendirian AK negeri percontohan dengan alasan urgenitas. Pasalnya, wilayah tersebut memiliki populasi tinggi dan dikenal sebagai kantung penyuplai tenaga kerja Indonesia (TKI) terbesar.

"Itu alasan mengapa kami pilih Pacitan. Mengenai waktunya saya sesuaikan dengan waktu luang saya. Karena saya selalu menggunakan hari Sabtu-Minggu untuk menyelesaikan tugas luar kota," ujarnya.

"Sekarang ini masa sanggah tender, jika sampai 29 Agustus tak ada yang menyanggah maka seminggu kemudian pembangunan AK di Pacitan akan dimulai. Kebetulan akhir pekannya jatuh di tanggal 8 dan 9 September," lanjut Nuh.

Seperti diberitakan, pemerintah akan membangun satu AK percontohan di setiap kota besar di seluruh Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, untuk awalnya, AK percontohan akan dibangun di 20 kabupaten/kota, dan Kabupaten Pacitan dipilih sebagai lokasi perdana untuk memulainya.

Nantinya, akan ada beberapa program studi pada AK percontohan di Pacitan itu. Antara lain pertanian, otomotif, dan perhotelan. Anggaran pembangunannya mencapai Rp 50 miliar.

AK dimaksudkan pemerintah untuk memperlebar akses dan mendongkrak angka partisipasi kasar (APK)  pendidikan tinggi, serta untuk mencetak sumber tenaga kerja yang andal dan berdaya jual.

Sumber

Akademi Komunitas Dinilai Ancam PTS




JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Suyatno mengatakan, keberadaan akademi komunitas (AK) akan mengancam eksistensi perguruan tinggi swasta (PTS). Suyatna khawatir, PTS akan kekurangan peminat karena calon mahasiswa berbelok memilih AK.
Menurutnya, calon mahasiswa tentu akan lebih tertarik pada AK karena waktu belajar yang lebih singkat dan praktis. Dalam satu atau dua tahun saja, mahasiswanya sudah bisa meraih gelar D1 atau D2, sementara program S1 yang rata-rata dibuka oleh PTS harus ditempuh dengan waktu belajar yang lebih lama.

"Pengaruhnya tentu ada, PTS akan sepi peminat karena semua akan masuk AK yang lebih praktis," katanya, kapada Kompas.com, Sabtu (25/8/2012), di Jakarta.

Namun demikian, Rektor Universitas Dr Hamka (Uhamka) Jakarta ini juga mengakui keunggulan AK. Selain praktis, AK juga akan membuka akses pendidikan tinggi dan lebih menggiurkan karena berorientasi pada dunia pekerjaan. Lulusan AK, lanjutnya, mudah diserap oleh tenaga kerja.
"Dari segi kesempatan memang bagus, lebih terbuka, praktis dan orientasinya langsung kerja," ujarnya.
Pemerintah baru saja mengungkapkan rencana untuk membangun AK negeri di 20 kabupaten/kota. AK negeri pertama akan dibangun di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dan pemancanan tiangnya akan dimulai bulan depan.
AK percontohan rencananya akan dibangun di setiap kota besar. Swasta juga diperkenankan turut terlibat dalam pendirian AK.
Pembangunan AK sendiri difokuskan pada pendidikan diploma atau vokasi. Program studinya disesuaikan dengan potensi lokal dan tenaga pendidiknya berasal dari instruktur yang ahli di bidangnya. 

Sumber
Kompas Edukasi                             

Bangsa yang Terlambat Belajar




  
Bangsa yang Terlambat Belajar 

Bruce Lee pernah berujar, “Knowing is not enough. We must apply. Willing is not enough. We must do!

Belajar, itu kata kuncinya. Confucius menegaskan hal serupa, “Saya dengar, saya lupa. Saya lihat, saya ingat. Saya lakukan, saya paham.” 

Belajar, proses sadar untuk memahami sesuatu yang esensial, berdampak pada perubahan perilaku si pembelajar yang menjadi semakin baik dari waktu ke waktu. Pertanyaan menyeruak dalam pikiran, apakah bangsa Indonesia adalah bangsa pembelajar?

Sejak 1908 (Kebangkitan Nasional) sampai sekarang, ternyata tahapan perubahan tatanan kehidupan berbangsa mengikuti pola 20 tahunan (1908, 1928, 1945-48, 1965-68, 1968-78, 1998-…). Momentum perubahan kehidupan berbangsa ada di angka tahun tersebut. Jelaslah ini adalah suatu proses belajar lambat. 

Faktor pendidikan, ikut urun rembug berkontribusi pada kenyataan ini. Padahal di setiap tahapan waktu tersebut, semua kebijakan pendidikan—kurikulum, pengelolaan sekolah, pemberdayaan guru, peningkatan anggaran pendidikan, dsb, terus dikembangkan. Namun, hal itu seakan tak cukup membuat kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih cerdas, beradab, mandiri, dan sejahtera. 

Hari ini, orang miskin masih sulit mengakses pendidikan berkualitas. Kualitas guru masih memprihatinkan. Sekolah menjadi institusi elit yang semakin mencerabut akar budaya masyarakat, dan sistem pendidikan melahirkan orang-orang cerdas tak berkarakter. 

Jangan heran jika kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi jumud, terseret arus globalisasi, miskin inovasi, dan tak pandai mengelola potensi diri. Itu semua terjadi, karena sistem pendidikan kita belum berhasil menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan berkarakter. Ironisnya, praktik-praktik yang jauh dari kesan "mendidik", kerap masih menjadi bagian dari penyelenggaraan pendidikan di tanah air.

Mari sejenak kita berkaca pada negeri sakura. Jepang, satu dari sekian bangsa yang cepat belajar. Banyak bangsa lain di dunia yang menilai, kemajuan Jepang yang cepat dan pesat itu akibat kecerdasan intelektual bangsa Jepang yang tinggi. Hal itu diperoleh lewat sistem pendidikan yang bermutu. 

Sutawi (2009) mencoba mengurai cerita, mengenai proses pengembangan kecerdasan intelektual bangsa Jepang. Pada zaman Restorasi Meiji (1852 – 1912), para samurai yang berpikiran maju menghendaki Jepang jadi bangsa yang modern. Setelah selesainya era Tokugawa yang penuh perang, Jepang mengalami masa damai selama 200 tahun. 

Ketika memasuki era damai, para samurai mengabdikan diri sebagai guru. Mereka mendidik anak-anak orang kaya, terutama kasta pedagang, karena Jepang waktu itu masih mengenal kasta (samurai, kesatria, pedagang, petani, dan beberapa kasta di bawahnya). 

Para samurai, contohnya, mereka memang tidak hanya bisa perang, tapi juga melek sastra, tata negara, hukum. Bahkan lebih dari itu, mereka pun bisa membaca huruf kanji yang memang terkenal susah. Itulah modal bangsa Jepang untuk maju.

Hasil pendidikan para samurai terbukti manjur. Mau bukti? Tingkat melek huruf orang Jepang di era Meiji mencapai 98%. Padahal pada periode waktu yang sama, tingkat melek huruf bangsa Eropa paling tinggi masih berkisar angka 60 – 70% (Prasetyawan, 2006).

Jadi, ketika Jepang masuk proses industrialisasi, mereka sudah memiliki kesiapan sumber daya manusia yang terampil dan terdidik. Pola pikir dan pola sikap mereka sudah sangat adaptif dengan perubahan zaman yang tengah terus terjadi. 

Kaisar Meiji yang terkenal visioner, menyadari kalau bangsa Jepang ingin maju. Maka, mereka harus berpikir ala Eropa dan Amerika dengan tetap berpegang teguh pada budaya leluhur. 

Gerakan Bummeikaika dilakukan, dengan tujuan untuk menjadikan bangsa Jepang sebagai bangsa yang beradab. Gerakan tersebut menginisiasi terjadinya pembaharuan pendidikan, yang mendorong bangsa Jepang untuk meninggalkan feodalisme dan mengedepankan logika. Sejak saat itu, generasi muda Jepang disebar ke berbagai penjuru Eropa dan Amerika untuk satu tujuan utama, belajar. 

Restorasi Jepang berjalan sangat cepat dan efisien mulai tahun 1953. Dalam kurun waktu 100 tahun sejak Restorasi Meiji dimulai, Jepang nyatanya telah mampu menjadi negara dengan kekuatan ekonomi dan militer yang patut diperhitungkan di kawasan Asia, bahkan dunia (Sucahyo, 2003). 

Pasca kekalahan di Perang Dunia II, meski dengan anggaran belanja negara yang pas-pasan, Jepang mulai menerapkan strategi pendidikan dari SD sampai Universitas yang berstrategi. Mereka mengirim banyak orang-orang mudanya belajar ke negara lain. 

Saat itu, mereka membelanjakan sekitar 20 persen uang negara pada bidang pendidikan dan sains, hingga mencetak banyak master dan doktor. Dari situlah, mereka mulai membangun bangsa dengan konsep masyarakat berbasis pengetahuan (Knowledge-based Society). 

Semua kebijakan negara mengacu pada data riset yang bersifat objektif, logis, rasional, dan bebas dari kepentingan golongan-golongan tertentu. Muaranya sangat jelas, demi memastikan terwujudnya masyarakat Jepang yang sejahtera.

Di bidang penerbitan, karena masyarakat mereka gemar membaca, sampai tahun 80-an mereka sudah mencetak 1,2 trilyun copy buku. Puncaknya terjadi pada tahun 1997, di mana mereka mencetak sampai 1,5 trilyun copy. 

Sirkulasi surat kabar di masyarakat Jepang pada tahun 2002 mencapai 70,8 juta copy, dengan perbandingan 653 copy per 1000 penduduk. Sekitar 70 juta dari 127 juta penduduk Jepang adalah pengguna internet, bandingkan dengan masyarakat Indonesia yang hanya 2 persen saja (Humaniora, 2006).

Strategic thinking, ciri utama kebijakan pendidikan bangsa Jepang. Komitmen, konsisten, dan berorientasi masa depan, kunci sukses bangsa Jepang dalam menata sistem pendidikan mereka. 

Contoh nyata bangsa yang cepat belajar. Belajar dari perjalanan sejarah masa lalu yang digunakan untuk merancang masa depan yang lebih baik. 

Indonesia, punya kesempatan yang sama seperti bangsa Jepang. Buka mata dan telinga kita, belajarlah. Sadarilah bahwa pendidikan itu investasi teramat penting bagi kemajuan bangsa. 

Mari kita tanya kepada para pemimpin negeri ini, apa visi Indonesia serta visi pendidikan nasional 50 tahun mendatang? Jika satu yang maha penting ini lupa, atau bahkan tak dirumuskan, maka bangsa kita semakin menasbihkan diri jadi bangsa yang terlambat belajar atau bahkan tak pernah belajar sama sekali. Menurut Anda, apa visi Indonesia di masa depan?





Asep Sapa'at
Teacher Trainer di Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa


Sumber

Ayo, Tes Mata dan Otak Anda Lewat Permainan Ini


Ayo, Tes Mata dan Otak Anda Lewat Permainan Ini

REPUBLIKA.CO.ID, Ada satu permainan menarik dengan melihat gambar di bawah ini. Sesekali kita lakukan tes untuk meneliti seberapa teliti mata mencari dan melatih respon otak.

Aturan mainnya sebagai berikut:

1. Sebaiknya lakukan hal ini bersama keluarga, teman-teman atau pasangan.

2. Ambil stopwatch untuk menghitung waktu

3. Tentukan caranya: "Cari angka 8 dari deretan angka pada gambar"

4. Siap? Langsung cari...

5. Nah, kalau Anda  bisa mendapatkan angka 8 di bawah 15 detik berarti mata kamu masih jeli dan cerdas. Kalau antara 30 hingga 40 detik, artinya standar. Tapi kalau lebih dari 1 menit, wah harus periksa ke dokter mata, deh.

Selamat bermain :-)



Sumber
Republika

Akademi Komunitas Percontohan Segera Didirikan



JAKARTA (KRjogja.com) - Pemerintah segera mendirikan akademi komunitas (AK) percontohan bulan depan. Sejumlah kota dan kabupaten menjadi prioritas pendirian AK terutama di kantong-kantong tenaga kerja Indonesia (TKI).

"Insya Allah pada 9 September dimulai tiang pancang di Pacitan," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Jumat (24/08).
Mendikbud mengatakan, pendirian AK juga diprioritaskan di daerah yang memiliki sumber daya alam cukup melimpah, tetapi belum mampu dikelola dengan baik. Dia menyebutkan, dana yang dianggarkan untuk AK percontohan di Pacitan sebanyak Rp 50 miliar. Berstatus negeri, pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua ini membuka empat program studi yaitu otomotif, agro, teknologi informasi, dan perhotelan. 

"Kita harus mendorong pendidikan vokasi," katanya.

AK juga akan dibangun di Kota Palembang dengan menelan anggaran sebanyak Rp 40 miliar. Daerah lain yang akan dibangun AK yaitu di Temanggung, Aceh Barat, Sumenep, Blitar, Lampung Tengah, Situbondo, Rejang Lebong, Sumbawa, Sidoarjo, Nganjuk, Bojonegoro, Kolaka, Tanah Datar, Kota Mataram, Kota Prabumulih dan Tuban. 

Mendikbud mengatakan, biaya kuliah di AK lebih murah dan lebih terjangkau dibandingkan dengan politeknik. Menurut dia, investasi pemerintah harus lebih besar. "Banyak juga peminat swasta dan perusahaan-perusahaan (yang ingin mendirikan AK)," katanya. Sasaran pendirian AK adalah untuk meningkatkan kualitas ketenagakerjaan, memperbesar akses ke perguruan tinggi, dan meningkatkan angka partisipasi kasar (APK). 

Kebutuhan sarana dan prasarana AK lebih mudah untuk dipenuhi, namun yang tidak mudah adalah menyiapkan tenaga pengajar. Tenaga di AK bisa dosen lulusan S2 dari perguruan tinggi atau instruktur dari industri. "Instruktur itu yaitu orang yang tidak harus S2, tetapi memiliki keahlian tertentu. Misalkan saja orang-orang yang sudah berpengalaman di pabrik," katanya. 

Meskipun bukan lulusan S2, tetapi karena kompetensinya berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bisa dibuat ekuivalensinya, sehingga  diakui disamping jadi instruktur bisa menjadi dosen. 
(Ati)

Sumber 

1,2 Juta Siswa SMP Terancam Tak Tertampung




JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ingin program pendidikan menengah universal (PMU) harus segera diwujudkan. Untuk memulainya, pemerintah akan segera menggulirkan program wajib belajar (wajar) 12 tahun sebagai syarat pada tahun 2013.

Kementerian mencatat, sekitar tiga juta siswa SMP lulus setiap tahun. Sekitar 1,2 juta di antaranya terancam tidak bisa tertampung di jenjang sekolah selanjutnya. Jumlah ini bisa terus meningkat.

Oleh karena itu, meski mengakui bahwa program wajar 9 tahun juga belum tuntas secara kuantitas, apalagi secara kualitas, Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad menuturkan, persiapan ini harus segera diterapkan demi mengejar ketertinggalan pendidikan jenjang menengah universal.

"Mau memulai rintisan wajar 12 tahun, bukan berarti (wajar 9 tahun) menunggu selesai dulu. Kita paralel saja, sama dengan waktu masih jamannya wajar 6 tahun dulu. Persoalan mutu dan kerusakan kelas yang masih ada, kita terus memperbaikinya," kata Hamid kepada Kompas.com di gedung A Kemendikbud, Jakarta, Senin (27/8/2012).

Hamid juga menuturkan, lulusan sekolah menengah pertama belum memiliki kompetensi untuk bekerja, sehingga program wajar 12 Tahun ini membuka harapan siswa untuk menjadi lebih baik lagi.

"Dengan program ini, diharapkan para siswa nanti sudah siap secara skill untuk bekerja, dan sebagiannya lagi dipersiapkan untuk masuk ke perguruan tinggi," tuturnya.

Sumber
Kompas Edukasi                              

Wajar 12 Tahun Belum Layak Dimulai


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerhati pendidikan Retno Listyarti mempertanyakan kelayakan pelaksanaan program wajib belajar (wajar) 12 Tahun. Menurutnya, program rintisan Pendidikan Menengah Universal (PMU) ini tak wajar untuk dimulai karena masih menyisakan 'pekerjaan rumah' dalam program sebelumnya, wajib belajar 9 tahun.


"Menurut saya, pemerintah belum siap merintis wajar 12 tahun, mengingat program wajar 9 tahun masih belum tuntas. Program itu hanya mengurangi angka melek huruf dan angka partisipasi kasarnya saja, tetapi secara kualitas, pendidikan wajar 9 tahun masih jauh dikatakan dari berkualitas," ucap Retno, kepada Kompas.com, Rabu (29/8/2012) sore.

Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) ini menegaskan, masih banyak kepincangan yang diwariskan pemerintah dalam pelaksanaan program wajar 9 tahun. Bahkan, menurutnya pula, pendidikan dasar di dalam negeri masih terbengkalai meski pemerintah telah mengklaim bahwa program wajar 9 tahun telah rampung secara kuantitatif dengan ditunjukkannya Angka Partisipasi Kasar (APK) yang mencapai 98 persen.

"Yang perlu diperhatikan adalah data mengenai kualitas pendidikan wajar 9 tahun. Benar secara kuantitatif APK meningkat tapi perolehan data, dan apa saja bagian yang harus di tingkatkan kualitasnya itu belum ada," katanya meminta penyelesaian lebih lanjut soal kendala dan solusinya.

"Kalo data-data tersebut sudah ada barulah meningkatkan program ke wajar 12 tahun. Jangan asal membuat program yang setengah hati dan hanya untuk kepentingan politis semata," lanjutnya kemudian.

Pemerintah sebenarnya masih mengakui bahwa masih banyak daerah tertinggal yang memiliki APK di bawah 90 persen. Selain itu, pemerintah masih menerima laporan beberapa daerah di kabupaten yang pendidikan dasarnya terbengkalai. Namun, melalui program PMU, pemerintah optimistis dapat menyelesaikan masalah pendidikan bangsa Indonesia untuk menjawab tantangan dan kesiapan kerja di masa mendatang.

Namun, Retno menilai, cita-cita pemerintah itu omong kosong. Pasalnya, dana yang dialokasikan untuk pendidikan tinggi justru lebih besar daripada alokasi dana untuk penuntasan wajar 9 tahun.                    

Sumber
Kompas Edukasi          

Berburu Beasiswa, "Belanja" Informasi Dulu!





KOMPAS.com - Mendapatkan kesempatan studi melalui beasiswa mungkin menjadi keinginan banyak orang. Dengan terbatasnya kursi untuk mendapatkannya, maka perlu trik dan strategi agar bisa memenangkan peluang yang tersedia.  

Beberapa sekolah ada yang menawarkan beasiswa sebelum masuk kuliah. Beberapa beasiswa juga diberikan atas dasar prestasi, beasiswa minat, atau juga beasiswa budaya, dan lainnya. Cara terbaik untuk mencari beasiswa adalah dengan melakukan riset terlebih dahulu. Setiap sekolah dan universitas, biasanya memiliki kerja sama dengan berbagai penyedia beasiswa. 

Nah, sebelum berburu, ada baiknya mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan, seluk beluk dan jenis-jenis beasiswa. 

Beasiswa Berdasarkan Jasa
Beasiswa hibah biasanya banyak tipe dan jenisnya. Orang yang menerima biasanya diberikan karena prestasi akademik dan kinerja keseluruhan akademis mereka.

Beasiswa Berbasis Kebutuhan (tidak mampu)
Jenis beasiswa yang diberikan berarti murni soal keuangan. Panitia biasanya melihat berbagai alasan dari kesulitan-kesulitan orang ini. Misalnya, orangtua memiliki pendapatan terbatas, beban pendidikan, dan jumlah saudara kandung di sekolah terdapat dalam waktu yang secara bersamaan, pengeluaran, biaya hidup, dan lain-lain

Beasiswa Olahraga
Beasiswa ini biasanya diberikan pada bintang-bintang atlet populer dari universitas untuk direkrut dalam tim olahraga di kampus yang bersangkutan. Biasanya, atlet tersebut menerima beasiswa  penuh. Dalam proses perekrutan, terkdang Anda harus melewati berbagai test sesusai kempuan olahraga Anda. Tentunya, Anda harus lulus setiap tahapannya.

Beasiswa Sekolah Individu
Setiap sekolah menawarkan beasiswa spesifik yang relevan dengan kriteria dari universitas masing-masing. Beasiswa yang diberikan bisa dari pendonor, sumbangan atas nama pribadi, beasiswa swasta, dan sebagainya. Terkadang, Anda harus mendaftar langsung ke penyedia beasiswa, dan saat menerima beasiswa tersebut, mungkin Anda akan ditempatkan kerja dalam  grup/instansi tersebut.

Beasiswa Full / Parsial 
Jika beruntung, Anda bisa menerima beasiswa penuh. Penyedia beasiswa akan menutupi biaya hidup, kebutuhan buku, dan dana pendidikan. Tetapi ada juga beasiswa parsial, di mana mereka hanya memberikan dana untuk kebutuhan membeli buku, atau bagian dari biaya pendidikan lain, sedangkan biaya hidup tidak termasuk di dalamnya. Akan tetapi, jika Anda diberi berbagai macam beasiswa, sebaiknya ambil dan jalankan. Beasiswa jenis ini tidak menuntut apa-apa, kecuali prestasi yang Anda pertahankan selama belajar.

Jika sudah tahu jenis beasiswa apa yang paling didambakan, maka lakukan tips dan trik dibawah ini untuk bagaimana cara Anda mendapatkan beasiswa tersebut : 

1. Carilah informasi beasiswa kuliah tentang setidaknya satu tahun sebelum Anda mendaftarkan diri untuk masuk;
2. Menyiapkan data/dokumen yang dibutuhkan selengkap mungkin;
3. Mencari dan menggali bakat Anda untuk mendapatkan beasiswa itu;
4. Mintalah pengalaman senior  Anda yang telah atau pernah mendapatkan kesempatam beasiswa tersebut;
5. Dapatkan lebih banyak link bagi semua teman-teman Anda, karena mereka dapat memiliki banyak informasi yang bisa diterima Anda;
6. Baca beberapa buku tips meraih beasiswa;
7. Optimistis dan selalu berdoa.

Ingat, "If there is a will, there is a way!". Selamat berburu beasiswa! 

Sumber

Perekam Pesanan Makanan Ramah Lingkungan Karya Siswa SMA

SEMARANG, KOMPAS.com – Pernahkah terpikir di benak Anda, berapa banyak kertas yang digunakan restoran-restoran untuk menulis pesanan makanan? Dan, apakah memesan makanan di restoran harus selalu menggunakan kertas?

Banyaknya penggunaan kertas di restoran-restoran  dinilai tidak ramah lingkungan. Hal inilah yang  membuat dua siswi Semesta Boarding School Semarang, Dini Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi menciptakan sebuah alat yang lebih praktis dan ramah lingkungan. Alat tersebut diberi nama Mini Multi Commander (MMC). Sebuah alat kecil berbentuk tabung untuk menyimpan pesan suara dan playback suara sebagai pengganti kertas.

Karya tersebut berhasil menyabet medali emas pada ajang National Young Inventor Award (NYIA) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2011 lalu. Selain itu,  karya ini juga berhasil mengukir prestasi di ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di Bangkok, Thailand akhir Juni lalu dengan mendapatkan Special Award dari tim juri pada kategori Recreational and Educational Invention.

Dini mengatakan, melalui alat yang mereka ciptakan, restoran tidak perlu menyediakan kertas untuk menuliskan pesan makanan. Tentunya akan menghemat pengeluaran untuk pembelian kertas dan ramah lingkungan. Sebab, kertas yang sudah digunakan biasanya tidak bisa terpakai.

“Kalau kertas untuk nota masih tetap, tapi untuk pemesanan tidak perlu menggunakan kertas jika menggunakan MMC ini,” katanya.

Alat ini, ungkapnya, dirakit dari bahan-bahan yang sederhana dan tidak terlalu sulit dalam mencarinya. Misalnya, lampu LED kecil, display screen kecil, micro controller, ISD 25120 untuk perekam, baterai berbentuk kotak rechargable berkekuatan 9 volt, serta tempat bekas makanan ringan yang berbentuk bulat tabung yang digunakan sebagai bentuk luarnya.

“Sistem kerjanya, pengunjung bisa merekam suara jenis makanan apa saja yang akan dipesan dengan membuka tutup bagian atas, dan nanti alat akan diambil oleh pelayan untuk mengetahui pengunjung itu memesan apa. Caranya, dengan membuka tutup bagian bawah untuk mendengar. Jika ada pesan yang terekam, lampu LED akan menyala,” ujar pecinta olah raga tenis dan basket ini.

Sistem kerjanya seperti alat perekam (recorder) pada umumnya. Namun lebih minim tombol agar tidak membingungkan pemakai. Durasi rekaman bisa mencapai dua menit, dan sudah dicoba cukup untuk memesan sejumlah makanan di restoran atau café.

Tugas sekolah

Dini mengisahkan, awal terciptanya alat ini bermula dari tugas sekolah. Bersama Shofi, mereka melakukan survei terhadap penggunaan kertas untuk pemesanan makanan di sejumlah restoran dan café yang cukup besar di Semarang. Hasilnya, setiap restoran minimal menghabiskan uang sebesar Rp 800 ribu hingga Rp 900 ribu untuk pembelian kertas. Adapun, untuk membuat prototipe alat ini hanya menghabiskan uang sekitar Rp300 ribu dan bisa digunakan dalam jangka waktu lama.

“Setelah itu kertas hanya dibuang saja, padahal pengeluarannya besar. Dari situ kami berpikir untuk membuat alat yang lebih hemat dan tahan lama. Jadilah MMC ini. Kalau diproduksi banyak tentu akan lebih murah,” ujar gadis kelahiran Tegal, 11 November 1994.

Bukan hanya untuk merekam pesanan di restoran, alat ini juga multifungsi dan bisa dijadikan sebagai alarm pengingat atau pesan apa pun yang akan disampaikan. Sebab, pada alat tersebut juga terdapat komponen real time clock. Fungsinya bisa seperti alarm, namun menimbulkan suara.

“Misalnya untuk alarm bisa diisi dengan suara 'Bangun, bangun'. Atau, kalau orang tua akan meninggalkan pesan kepada anaknya ketika pergi seperti 'Jangan lupa makan atau jangan lupa mengerjakan PR', juga bisa. Jadi memang multifungsi,” jelasnya.

Saat ini, Dini dan Shofi, sudah lulus dari jenjang SMA. Shofi diterima di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Sementara, Dini  masih mencari universitas yang tepat dan memimpikan bisa kuliah di Fakultas Kedokteran UI untuk mewujudkan cita-citanya sebagai dokter, meski harus menunda kuliahnya tahun depan.

Sukses, ya!

Sumber

ANIMAL SCIENCE STUDENT COMPETITION 2012

Komoditas peternakan merupakan sub sektor pertanian yang mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan mengingat peranannya yang begitu penting dalam penyediaan pangan hewani bagi masyarakat. Selain itu karakteristik produk peternakan yang mudah diterima oleh masyarakat  menunjukkan bahwa usaha di bidang peternakan mempunyai peluang yang sangat menjanjikan apalagi mengingat ketersediaannya yang masih sangat terbatas dan lebih banyak mengimpor dari negara asing, sedangkan jumlah penduduk Indonesia sangat padat dan selalu bertambah tiap tahunnya yang diikuti pula dengan meningkatnya kebutuhan akan pangan hewani.
Ketersediaan sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah serta kondisi geografis yang mendukung menjadi alasan utama mengapa komoditas peternakan perlu diolah dan mendapatkan perhatian penuh terutama bagi kaum muda yang merupakan generasi penerus bangsa di masa mendatang. Adanya bentuk kepedulian terhadap berkembangnya komoditas peternakan sangat diperlukan sehinga peternakan tidak lagi dianggap sebagai pekerjaan sampingan atau hanya sekedar tabungan, tetapi mampu menjadikan peternakan sebagai salah satu industri pokok yang mampu menghasilkan pendapatan yang besar. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi FORUM STUDI MAHASISWA PETERNAKAN untuk menyelenggarakan kegiatan “ANIMAL SCIENCE STUDENT COMPETITION 2012” dengan mengambil  tema “PEMUDA TERDEPAN MENGEDEPANKAN PETERNAKAN” yang akan diselenggarakan pada tanggal 19 sampai 21 Oktober 2012 di Fakultas Peternakan UGM dengan serangkaian acara OLIMPIADE of ANIMAL SCIENCE (OASE), LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL, LOMBA STORY TELLING, SEMINAR NASIONAL, BEDAH JURNAL DAN RISET EXPO .
Image
Download Formulir pendaftaran LKTIN, Olimpiade of Animal Science
dan panduan LKTIN disini
 info yang kurang jelas dapat menghubungi contact person:
LKTIN – Novi Akhirini (087812665507)
OASE – Shifatul Lathiefah (085725339677)
Catatan :
Penulisan nomor panitia dalam poster OASE terjadi kekeliruan, sehingga untuk pendaftaran OASE silahkan sms atau telpon ke nomor Shifatul Latiefah.

Sumber

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH REMAJA NASIONAL TAHUN 2012

PANDUAN UMUM LOMBA KARYA TULIS ILMIAH REMAJA NASIONAL TAHUN 2012
TEMA: Aktualisasi Karya Anak Bangsa Sebagai Problem Solving Permasalahan Global
SUB TEMA:
  1. Terbinanya insan akademis sebagai langkah awal pembentukan karakter Entrepreneur generasi muda.
  2. Maksimalisasi potensi generasi muda sebagai penggerak pembangunan ekonomi nasional.
  3. Terciptanya usaha muda mandiri sebagai pengaplikasian ilmu sekaligus mengembangkan jiwa Entrepreneur muda anak bangsa.
KATEGORI LOMBA : 1. Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMA/MA/SMK/Sederajat TANGGAL-TANGGAL PENTING:
1. Pengiriman Karya Tulis 19 Juni – 15 September 2012
2. Penilaian Karya Tulis 16 – 30 September 2012
3. Pengiriman informasi Finalis LKTI 01 – 06 Oktober 2012
4. Registrasi Ulang via telepon-via online 08 – 13 Oktober 2012
5. Final Lomba Karya Tulis Remaja 27 Oktober 2012
 info lengkap di : http://lktir2012.wordpress.com
Sumber

Suka Menulis? Yuk Ikuti Lomba Cerpen Kisah Ramadhanku

Suka Menulis? Yuk Ikuti Lomba Cerpen Kisah Ramadhanku REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- LP3I menantang anak-anak muda berusia 17 – 22 tahun untuk mengikuti menulis cerita pendek (Cerpen). Tema lomba ini tidak jauh dari bulan suci Ramadhan yaitu kisah-kisah Ramadhan yang terjadi di lingkungan anak-anak muda.

Menurut LP3I, tujuan diadakannya lomba cerpen ini adalah untuk membentuk karakter remaja muslim sejati, memiliki akidah yang bersih, ibadah yang benar, memiliki ahlak  mulia, wawasan berfikir yang luas, berjiwa mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.  “Sistem lomba cerpen dibuat sangat mudah, peserta dapat mengupload cerpennya sendiri dan men-share hasil karyanya kepada semua teman teman sosial medianya. Diharapkan acara ini dapat memotivasi remaja untuk terus berusaha, berkarya, berprestasi menjadi umat terbaik demi mewujudkan hidup yang berkah.”

Hadiah
a.    Pemenang utama 1: 1 Buah Blackberry  922o+  Paket Buku (3 eks) + Piagam
b.    Pemenang utama 2: 1 Buah ponsel Blackberry Gemini + Paket Buku (3 eks) + piagam
c.    Pemenang utama 3: 1 buah ponsel Galaxy Pocket + Paket Buku (3 eks) + piagam
d.    10 Pemenang favorite: masing masing mendapatkan paket buku (3 eks)  + Piagam
Persyaratan Lomba
a.    Peserta 17 – 22 Tahun
b.    Mengirimkann naskah cerpen terbaik
c.    Merupakan karya orisinil penulis
d.    Karya belum pernah dimuat di media/penerbit manapun, tidak dalam proses pengajuan ke media/penerbit mana pun, atau belum pernah memenangkan lomba serupa
e.    Tema Cerpen: Kisah Ramadhanku (1433H)
f.    Posting file naskah cerpen dengan cara mengcopy paste ke kolom “Submit Cerpen” beserta biodata ke dalam landing page LP3I
g.    Melakukan likes pada fanspage LP3I = LP3I Kampus Tepat & Cepat Kerja
h.    Menjadi follower’s twitter LP3I = LP3I_PASTI

Catatan
•    Peserta boleh mengirimkan lebih dari 1 (satu) naskah
•    Lomba ini berlangsung selama 7 Agustus – 30 September 2012, Pengumpulan naskah terakhir ditunggu hingga 30 September 2012, pukul 16.00 WIB
•    Penjurian 1 dilakukan selama mulai 1 Oktober – 8 Oktober 2012 untuk menentukan pemenang utama 1,2,3 dengan penilaian kualitas penulisan terbaik.
•    Penjurian 2 dilakukan mulai tanggal 9 Oktober - 16 untuk menentukan 10 pemenang favorite dengan sistem voting pembaca.
•    Semua naskah yang telah masuk ke panitia akan di posting via fanspage facebook LP3I Kampus Tepat & Cepat Kerja, Twitter: LP3I_PASTI
•    Pengumuman lomba akan dilakukan pada hari Jumat, 19 Oktober 2012, pukul 18.00 WIB (Adv)
Sumber
Republika

Anggaran Pendidikan Hanya Naik 6,7 Persen

Anggaran Pendidikan Hanya Naik 6,7 PersenREPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pemerintah akan menaikan anggaran pendidikan sebesar 6,7 persen di 2013. Persentase itu sama dengan nilai Rp 331,8 triliun. “Anggaran pendidikan yang makin besar itu harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jangkauan pemerataan pendidikan,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan pidato RAPBN 2013 beserta nota keuangannya di ruang rapat paripurna, DPR, Kamis malam (16/8).

Ia mengatakan anggaran untuk pendidikan setiap tahun terus meningkat. Pada 2011 lalu, anggaran pendidikan telah mencapai Rp 266,9 triliun. Pada 2012, meningkat menjadi Rp 310,8 triliun; dan tahun mendatang mengalami kenaikan lagi.

Besarnya anggaran pendidikan itu, ditegaskan Presiden SBY diprioritaskan untuk melanjutkan pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi 45,0 juta siswa setingkat SD/MI/Salafiyah Ula dan SMP/MTs/Salafiyah Wustha.

Selain itu, pemerintah juga akan memulai pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU), antara lain melalui penyediaan BOS pendidikan menengah bagi 9,6 juta siswa SMA/SMK/MA. Untuk mendukung pelaksanaan PMU, Pemerintah juga sedang mempersiapkan penyediaan guru serta pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan. “Pelaksanaan PMU diharapkan dapat meningkatkan APK jenjang menengah, memperkecil disparitas antar daerah, dan memperkuat pelayanan pendidikan vokasi,’ katanya.

Melalui anggaran pendidikan itu pula, direncanakan pembangunan 216 Unit Sekolah Baru (USB), dan lebih dari 4.550 Ruang Kelas Baru (RKB) SMA/SMK/SMLB. Pemerintah juga menargetkan melakukan rehabilitasi ruang-ruang kelas SMA/SMK/MA yang rusak, serta memulai rehabilitasi sekitar 23.000 ruang kelas SMA/SMK yang rusak berat, dan sebanyak 30.350 ruang kelas SD/SMP yang rusak sedang.
“Dengan anggaran pendidikan itu, kita akan melanjutkan penyediaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) bagi sekitar 14,3 juta siswa/mahasiswa, dan memberikan beasiswa prestasi bagi sekitar 220 ribu siswa/mahasiswa,” katanya.

Sumber
Republika

Akhir Tahun 2012, BOS SMA Disalurkan

JAKARTA (KRjogja.com) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menegaskan, akhir tahun 2012 bantuan operasional sekolah (BOS) harus sudah sampai ke sekolah. Unit cost-nya masih sangat kecil, yakni hanya Rp 120.000 per anak per tahun.

"Setelah dinilai berhasil, mulai 2013 jumlahnya akan mengalami kenaikan dengan signifikan. Yakni mencapai Rp 1 juta per anak per tahun," ungkap Mendikbud Mohammad Nuh, di Bekasi Senin (13/8).

Rintisan BOS SMA sengaja digelontorkan dalam jumlah minim untuk melatih dan menguji coba sistem penyalurannya. Kemdikbud juga menjamin  ketersediaan dana untuk mendukung berjalannya BOS jenjang SMA.  Dana tersebut digelontorkan untuk menunjang program wajib belajar 12 tahun yang akan dimulai tahun depan.

"Tidak penting sumber dananya ada di pos anggaran mana, yang penting dananya ada," kata Nuh.

Nuh menegaskan belum dapat dipastikan dari mana nantinya sumber dana untuk BOS jenjang SMA karena di beberapa pos anggaran lain, juga masih ada pos anggaran yang memiliki kelebihan anggaran, misalnya untuk pendidikan dasar. Akan tetapi semuanya masih dibahas pemerintah bersama DPR.

Dalam Pagu indikatif anggaran fungsi pendidikan tahun depan, DAU 2013 menyentuh angka Rp 125 triliun. Namun diketahui kemudian, DAU 2013 hanya memerlukan anggaran sebesar Rp 113 triliun. Itu berarti ada anggaran lebih sebesar Rp 12 triliun.(Ati)
 
Sumber  

Calon Guru Akan Diasramakan

YOGYA (KRjogja.com) - Para calon guru khususnya lulusan yang berasal dari bidang ilmu kependidikan di perguruan tinggi, akan diasramakan untuk menjalani pelatihan. Upaya tersebut dilakukan untuk mencetak guru yang memiliki kemampuan multigrade teaching.

"Jadi begitu diterima sebagai calon guru, maka mereka akan menjalani tes yang dilakukan di asrama dan kita berikan beasiswa. Salah satu yang akan berubah dengan pola tersebut adalah multigrade teaching. Program asrama sendiri tahun ini sudah dimulai," ujar Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof. Dr. Muhammad Nuh, usai membuka Ospek di GOR UNY, Senin (6/8).

Dijelaskan, yang dimaksud dengan multigrade teaching yakni para guru harus memiliki kemampuan mengajar lebih dari satu mata pelajaran. Dimana, akan ada mata pelajara mayor dan minor. Sebagai contoh, guru tidak hanya mampu mengajar matematika, tetapi juga bisa mengajar fisika.

"Jadi akan ada mayor dan minor. Kita masih menjumpai seluruh guru kita mengalami masalah kekurangan mengajar 24 jam. Ini terjadi karena jumlah guru terlalu banyak. Dengan multigrade teaching, maka kita bisa menutup kekurangan 24 jam dan bisa menghemat anggaran," jelasnya.

Para calon guru yang menjalani pelatihan di asrama, lanjutnya, juga akan mendapatkan beasiswa pendidikan. "Calon guru tidak boleh dibebani biaya pendidikan, sehingga diharapkan menjadi guru yang profesional. Kita tidak ingin pendidikan kedepan tercemari gara-gara profesionalitas guru rendah," ungkapnya.

Sementara, terkait jumlah pasti guru yang akan menjalani pelatihan di asrama,  belum dapat dihitung secara pasti.  Setidaknya, terdapat 3 layer bagi calon guru yang harus menjalani tes. Yakni layer semester 7-8 (yang akan lulus), layer semester 5-6, dan layer semester 1-2. "Karena itu harus dipastikan LPTK terutama di tiap perguruan tinggi negri harus punya asrama," imbuhnya.(Aie)
 
Sumber  

Susah Mengingat dan Menghafal? Ini Solusinya

  JAKARTA, KOMPAS.com — Selama studi, Anda kerap dihadapkan berbagai macam materi kuliah yang harus diingat dan dihafal. Sebagai mahasiswa, Anda mungkin kerap mengalami kesulitan. Sekarang Anda cuma perlu memahami cara yang tepat untuk mengingat dan menghafal. Keduanya ternyata berbeda.

Mahasiswa kerap dihadapkan dengan dua tipe pekerjaan memori atau mengingat. Kerja memori yang pertama dan lebih umum adalah mengingat gagasan tanpa menggunakan kata-kata yang tepat dari buku atau dosen. Memori umum ini ada dalam semua mata pelajaran, tetapi lebih sering penggunaannya pada mata pelajaran seni, ilmu sosial, dan sastra.

Tipe lainnya adalah menghafal secara verbatim atau mengingat kata-kata yang identik dengan sesuatu yang dinyatakan. Tipe menghafal ini terdapat juga dalam semua mata pelajaran, terutama di bidang hukum, drama, ilmu pengetahuan, teknik, matematika, dan bahasa asing. Kata-kata dari rumus, aturan, norma, hukum, garis dalam bermain, atau kosakata harus benar-benar dihafal secara tepat.

Masing-masing tipe mengingat memiliki perannya masing-masing pula sehingga mahasiswa harus tahu waktu yang tepat untuk meningkatkan kerja memorinya sesuai yang dibutuhkan.

Memahami secara menyeluruh materi yang harus dihafal, baik soal hafalan nama maupun rantai kimia itu penting. Pemahaman tersebut berguna untuk memperoleh gambaran tentang serangkaian peristiwa kompleks atau rantai penalaran. Proses pemahaman materi yang harus dihafal atau diingat baik untuk mencoba memperbaiki daya ingat untuk memfungsikan kerja nalar.

Pada saat harus menghafal kata demi kata, cara yang baik untuk dilakukan mahasiswa adalah dengan menggunakan simbol, menandai khusus dalam teks dan buku catatan untuk menunjukkan bahwa bagian tertentu, aturan, data, dan semua unsur-unsur lain yang perlu dihafal dan perlu untuk dipahami. Jika memori verbatim diperlukan, kembali ke materi tersebut atau coba untuk mengulangnya pada waktu senggang, misalnya dengan memanfaatkan waktu perjalanan pulang pergi ke sekolah.

Menemukan minat pada materi tertentu dapat membantu Anda lebih cepat menghafal dengan mudah. Yang pasti, menghafal juga terkait dengan waktu yang Anda gunakan untuk mengulang materi yang perlu dihafal.

Mengasosiasikan materi

Sementara itu, untuk mengingat ide-ide umum bisa mulai dilakukan dengan menutup mata Anda dan mendapatkan gambaran dari penjelasan dan ringkasan yang ada. Cobalah untuk membacanya terlebih dulu. Pilahlah kata-kata kunci yang penting dan digarisbawahi atau dengan model ilustrasi sendiri atau dengan grafis, seperti gambar, diagram warna, dan grafik.

Selain itu, perlu untuk membentuk asosiasi terkait hal-hal yang perlu Anda ingat. Makin kaya asosiasi yang Anda bentuk, makin baik pula Anda mengingat materi tersebut. Cobalah menyampaikan ide yang jelas untuk teman Anda tanpa mengacu pada buku atau catatan dahulu. Anda juga bisa melatih diri Anda dengan menuliskan pertanyaan mengenai materi yang Anda pelajari lalu jawab. Dengan demikian, Anda seakan berlatih mengingat beberapa kali. Namun, tetap cocokkan jawaban yang Anda tuliskan dengan buku pengantar agar jawaban Anda sendiri tak salah.

Memang tak ada cara instan untuk bisa mengingat dan menghafal materi pelajaran atau kuliah Anda. Waktu yang disisihkan hingga mengulang-ulang materi wajib Anda lakukan. Selamat mengingat! 

Sumber

Dapat Beasiswa, Harus Bayar Zakat?

Pertanyaan:
Apakah kita wajib mengeluarkan zakat mal jika kita mendapatkan beasiswa sekolah yang besarnya melebihi 85g emas pertahunnya?
Al Anshori J di Bandung
Jawaban:
Ada dua pendapat ulama dalam hal zakat beasiswa. Pertama, ada ulama yang menjelaskan bahwa beasiswa tidak termasuk dalam obyek zakat dan tidak wajib zakat. Pasalnya, mereka yang mendapatkan beasiswa studi adalah sebagai mustahik dan umumnya beasiswa ada yang bersumber dari dana zakat dan ada juga dari sumber lain. Oleh karena itu pendapat ulama pertama ini menegaskan zakat beasiswa tidak ada sebab Anda dikelompokkan dalam kategori mustahik (orang berhak mendapatkan zakat) yaitu ke dalam golongan fi sabilillah.
Selain itu, beasiswa yang diterima merupakan tamlik muqayyad (pemberian bersyarat). Artinya, dana tersebut merupakan transaksi antara pemberi dana dan mahasiswa untuk menyelesaikan studinya. Kalau begitu, jangankan untuk zakat, untuk kepentingan mahasiswa sendiri pun bila tidak ada hubungannya dengan studi dana tersebut tidak boleh digunakan.
Pendapat kedua, ada ulama yang mewajibkan zakat atas seluruh harta termasuk tabungan dan beasiswa jika melebihi nishab zakat maka wajib berzakat 2,5 persen. Menurut ulama ini, beasiswa bisa dihukumi sebagai pemberian/hadiah dan bisa dihukumi sebagai penghasilan jika itu rutin diterima seperti zakat profesi.
Prof Dr. Quraish Shihab menjelaskan, jika beasiswa yang Saudari terima melebihi kebutuhan hidup, dan kelebihan itu senilai sekitar 85 gram emas, dan dimiliki selama setahun penuh, barulah Saudari wajib membayar zakat sebesar 2,5 persen. Kelompok ini menegaskan, pembayaran zakat ditunaikan setahun sekali, tapi kalau sekiranya setahun terlalu memberatkan bisa diangsur perbulan sekali.
Kasus ini senada dengan ungkapan Abu Ubaid dalam Kitab al-Amwal. Zakat wajib dikeluarkan atas seluruh harta termasuk harta hasil pemberian/hadiah (beasiswa). Sebagaimana dipraktikkan oleh sahabat Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas. Abu Ubaid meriwayatkan dari Hubairah bin Yaryam bahwasanya Abdullah bin Mas'ud memberikan kami keranjang-keranjang kecil kemudian menarik zakatnya. Demikian juga Abu Ubaid meriwayatkan juga Ibnu Abbas tentang seorang laki-laki yang memperoleh penghasilan "Ia mengeluarkan zakatnya pada hari ia memperolehnya".
Menurut hemat kami dari kedua pendapat ulama tersebut, kami lebih cendrung kepada pendapat kedua yang menjelaskan beasiswa wajib dikeluarkan zakatnya setahun sekali (atau bisa juga perbulan sekali takut memberatkan kalau setahun sekali) jika harta tersebut sudah memenuhi kebutuhan hidup dan cukup nishab.
Jadi kalau uang beasiswa yang diperoleh dari beasiswa itu setelah ditabung selama satu tahun dan sisa dari uang yang dimiliki mencapai nisab maka Saudari terkena zakat. Namun jika beasiswa tersebut hanya mencukupi kebutuhan bulanan saja  dan tidak terdapat sisa di dalamnya, kemudian setelah satu tahun ternyata uang sisa tersebut tidak mencapai nisab, maka Saudari tidak terkena kewajiban zakat.

Sumber
Kompas Edukasi
 

Pemerintah Hentikan Pendirian Perguruan Tinggi Baru

JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah menghentikan sementara pendirian dan perubahan bentuk perguruan tinggi, serta pembukaan program studi baru mulai September 2012. Kebijakan moratorium ini diberlakukan hingga paling lambat pada 31 Agustus 2014.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso, Senin (20/8/2012), menjelaskan, kebijakan ini terkait disahkannya Undang-undang Pendidikan Tinggi (UU PT) oleh DPR yang memuat berbagai ketentuan baru tentang pendirian dan perubahan bentuk perguruan tinggi, pembukaan program studi baru, serta mengamanatkan penguatan pendidikan vokasi.
Untuk itu, pendirian dan perubahan bentuk perguruan tinggi serta pembukaan program studi baru yang akan diusulkan harus diproses berdasarkan UU PT dan peraturan pemerintah yang harus diterbitkan dalam waktu dua tahun.
"Dengan adanya UU PT, kita harus melakukan penataan kembali. Moratorium yang diberlakukan sementara untuk penambahan program studi baru, perubahan bentuk dan perguruan tinggi baru. Jumlah program studi sudah terlalu banyak, bisa mendekati 20.000," jelas Djoko.
Untuk semua usul pendirian dan perubahan bentuk perguruan tinggi serta pembukaan program studi baru yang telah tercatat dalam agenda surat masuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebelum 1 September 2012, akan tetap diproses sesuai peraturan perundang-undangan. Namun, pengecualian dilakukan jika pemerintah memandang perlu untuk diselenggarakan program-program studi tertentu pada wilayah-wilayah tertentu karena kebutuhan negara.
Menurut Djoko, pemerintah merasa perlu menata perguruan tinggi yang ada supaya kualitasnya seperti yang diharapkan masyarakat. Selain itu, penataan ini dibutuhkan untuk mengatur keberadaan perguruan tinggi berdasarkan lokasi dan juga kebutuhan untuk memperbanyak pendidikan vokasi di jenjang pergruuan tinggi.
"Usulan perguruan tinggi yang masuk, masih lebih banyak sosial. Padahal, kita kan butuh meningkatkan pergruuan tinggi di bidang sains, teknik, dan pertanian, termasuk juga yang vokasi," jelas Djoko. 

Sumber

Ada Universitas Pasifik di Morotai

MOROTAI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara resmi mendirikan sebuah perguruan tinggi di Morotai. Perguruan tinggi itu dinamakan Universitas Pasifik. Mulai hari Senin (30/7/2012) ini, Universitas Pasifik membuka penerimaan mahasiswa baru.

Dengan berdirinya universitas ini, Morotai yang merupakan daerah otonom baru sejak tahun 2008 lalu, sudah memiliki dua buah universitas, yakni Universitas Muhammadiyah dan Universitas Pasifik.

Universitas Pasifik didirikan Pemkab Pulau Morotai melalui sebuah yayasan, yaitu Yayasan Pasifik yang diketuai langsung Sekertaris Daerah Pulau Morotai, Mohdar S Arif. Untuk operasionalnya, dibiayai kolektif antara pemerintah daerah dan yayasan.

"Kini Morotai sudah punya Universitas yang namanya Universitas Pasifik. Jadi saya minta kepada para orang tua agar menguliahkan anaknya di universitas ini," kata Mohdar S Arif, Senin (30/7/2012).

Meski terbilang baru, Universitas Pasifik sudah membuka enam fakultas, yaitu Fakultas Perikanan dan Kelautan, Fakultas Kesehatan, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dari 6 Fakultas ini, terdapat 12 program studi. Saat pertama kali membuka pendaftaran penerimaan mahasiswa baru, para panitia langsung dibanjiri para lulusan SMA.

"Sampai siang ini sudah sekitar 40-an orang yang datang ambil formulir pendaftaran. Mereka datang langsung, karena setelah pengambilan formulir, lalu dikembalikan lagi," jelas Nurnain, salah satu petugas pendaftaran Universitas Pasifik.

Pelaksanaan pendaftaran mahasiswa baru sendiri dilakukan di Gedung SMAN 1 Morotai, karena Universitas Pasifik belum memiliki gedung rektorat.

"Gedung rektoratnya sementara lagi dibangun. Kita berharap pihak rekanan dapat mempercepat pembangunannya agar dalam beberapa bulan ini langsung digunakan," kata Mohdar.

Sementara itu, untuk perkuliahan, Pemkab Morotai dan Yayasan PAsifik masih akan menggunakan sejumlah gedung sekolah, di antaranya SMAN 1, SMA Muhammadiyah, dan MA Gotalamo.

Bupati Pulau Morotai Rusli Sibua mengatakan, Universitas Pasifik  telah melakukan kerja sama dengan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, berupa pertukaran dosen dan pemakaian alat praktik.

"Target kita kedepan, Univesitas Pasifik tidak hanya menjadi tempat kuliah bagi orang orang Morotai. Tapi juga bagi orang-orang Jepang dan Hongkong pun bisa kuliah di Unpas karena jarak tempuh ke Morotai hanya memakan waktu 3 jam," harap Rusli.

Rektor Universitas Khairun Ternate Gufran Ali Ibrahim menargetkan, Universitas Pasifik akan menjadi universitas negeri dalam jangka waktu 5 tahun ke depan. Pihaknya bersedia membantu yayasan Pasifik untuk mendirikan dan mengelola Universitas Pasifik.

"Ada upaya dari Pemerintah pusat untuk memajukan daerah tertinggal, terluar, dan terdepan. Morotai ada dalam tiga bingkai ini, Sehingga dalam waktu 5 tahun kedepan saya optimis Universitas Pasifik sudah bisa dinegerikan," kata Gufran.  

Sumber

Flag Football Mulai Dikenalkan Di Indonesia

Siang itu Sabtu (21/1) bertempat di salah satu lapangan sepak bola Batununggal,  Bandung, puluhan anak nampak asyik bertanding. Namun meskipun berada di lapangan  sepakbola, mereka rupanya tidak sedang bermain sepakbola.
Dua tim, masing-masing berjumlah 8 orang sekilas nampak tengah memainkan semacam  olahraga American Football. Ini terlihat dari cara mereka bermain dan juga bola yang  mereka gunakan yaitu football (bola kaki), berbentuk oval dan berwarna coklat.
Tim melakukan penyerangan dengan membawa bola menggunakan tangan sambil berlari atau  dilemparkan kepada rekan satu tim. Sedangkan tim yang lainnya berusaha menghentikan  gerak maju mereka. Skor dicetak dengan cara membawa atau meletakkan bola di luar garis  gawang pada sisi endzone lawan, atau menendang bola hingga melewati gawang lawan.
Namun anehnya, meskipun yang mereka lakukan sama persis dengan American Football, namun  mereka tidak mengenakan perlengkapan seperti seharusnya. Mereka hanya mengenakan kaus  dan celana training tanpa menggunakan peralatan pengaman apapun seperti layaknya  American Football. Selain itu, masing-masing pemain mengenakan bendera yang diikatkan  pada pinggang.
Ya, ternyata itu bukan American Footbal, melainkan Flag Football. Puluhan anak tersebut  merupakan peserta yang sedang bertanding dalam Indonesia Flag Football Association  (IFFA) National Friendly Game I. Delapan tim dari lima kota di Indonesia yaitu  Semarang, Bogor, Bandung, Jakarta, dan Surabaya bertanding dalam kompetisi yang baru  pertama kali diselenggarakan di Bandung itu.
Apa Itu Flag Football? Flag Football sebenarnya adalah versi “aman” dari American  Football. Kenapa dikatakan aman? Seperti diketahui, American Football adalah olahraga  yang cukup keras karena mengandalkan kekuatan fisik.
Dalam permainannya, American Footbal juga mempertontonkan kontak fisik yang keras,  karena masing-masing pemain berusaha menahan pergerakan lawan dengan adu badan.  Karenanya, dalam American footbal setiap pemainnya menggunakan alat pengaman mulai dari  pakaian khusus dan juga helm pelindung.
Flag Football disebut sebagai versi aman dari American Footbal karena dalam olahraga  ini kontak fisik dihilangkan. Sebagai gantinya, pemain mencabut bendera (Deflagging)  yang diikatkan di pinggang pemain untuk menghentikan pergerakan. Karena itulah olahraga  ini disebut flag football.
Di Indonesia, olahraga ini masih belum begitu umum di telinga masyarakat. Padahal, di  negara-negara lain, termasuk negara-negara Asean, olahraga ini sudah cukup populer.  Presiden IFFA Denny Yustiadi menuturkan, sampai saat ini memang baru segelintir orang  yang tertarik untuk memainkan olahraga yang kategorinya masih olahraga rekreasi itu.
“IFFA sendiri berdiri awalnya dari komunitas-komunitas kecil flag Football terlebih  dulu. Pertama lahir pada tahun 2002 di Jakarta, tapi kemudian kami vakum dan baru  kembali aktif 2009 lalu,” ucapnya ketika ditemui “PR”, Sabtu (21/1) lalu.
Flag Footbal dibawa ke Indonesia oleh sekelompok orang-orang yang baru mengenyam  pendidikan di luar negeri sekitar tahun 2000 lalu. Namun, karena hanya sekedar  dimainkan oleh mereka saja dan tidak ada sosialisasi apapun terhadap masyarakat, maka  tidak terjadi regenerasi pemain sehingga akhirnya Flag Football saat itu vakum begitu  saja.
Kemudian pada tahun 2009, muncul keinginan dari Denny dkk. yang berhasrat menghidupkan  kembali olahraga tersebut di Indonesia dan memasyarakatkannya. “Kami mulai dengan acara  nonton bareng liga profesionalnya yang kebetulan saat itu ditayangkan. Kami juga banyak  melakukan diskusi-diskusi melalui internet,” ucap Denny. Dari sana, minat masyarakat  rupanya cukup bagus. Berbagi pengetahuan membuat mereka tertarik dan akhirnya Flag  Football mulai menggeliat.
Saat ini, selain di Jakarta sebagai kota lahirnya IFFA, komunitas-komunitas Flag  Football mulai bermunculan di kota-kota lainnya di Indonesia. Diantaranya Bandung,  malang, Pekanbaru, Balikpapan, hingga Palembang. “Tapi rata-rata mereka masih kurang  paham dengan peraturan dalam flagfootball ini. Karena itu di ajang kompetisi pertama  ini kami namakan National Flag Football Friendly Game. Karena juara bukan tujuan  utamanya, melainkan sama-sama berlajar untuk lebih memahami olahraga ini,” ungkapnya.
Peluang Flag Football untuk menjadi olahraga yang diminati masyarakat sangatlah besar.  Meskipun saat ini baru beberapa kelompok saja yang memainkannya, namun bukan tidak  mungkin dalam beberapa tahun kedepan Flag Football menjadi olahraga yang tidak asing  lagi di telinga masyarakat.
Olahraga tersebut terbilang olahraga yang sangat mudah karena tidak membutuhkan  fasilitas dan peralatan pendukung yang rumit. “Pakaian bebas bisa kaus dan celana  pendek atau training, tidak ada pakaian khusus. Lapangan yang kita gunakan juga  fleksible, bisa gunakan lapangan bola, lapangan basket, dan ukurannya juga bisa  disesuaikan karena bisa dimainkan 8 lawan 8, atau bahkan 5 lawan 5,” tutur Denny.
Selain itu, olahraga ini juga tidak memandang postur tubuh. Jika dalam American  Football bisa kita lihat para pemainnya berbadan besar dan tinggi, dalam flagfootball  postur tubuh tidak dilihat. “Mereka yang kurus, gendut, kecil, besar, bisa memainkan  olahraga ini. Tidak perlu takut, karena masing-masing ada posisinya. Yang penting  selama dia masih bisa lari dan memiliki semangat bermain yang tinggi, bisa banget,”  ucapnya. (P-08)***

Sumber

Stop Dendam Turun-temurun di Sekolah!

KOMPAS.com - Tahun ajaran baru kerap dihiasi kepahitan yang sama. Jika tidak soal pungutan liar, ya soal bullying atau kekerasan untuk siswa baru. Yang terakhir, nyaris berulang setiap tahun, bahkan sering kali ditemui dilakukan dengan cara-cara yang sama.

Akhir bulan lalu, publik dikejutkan dengan kasus kekerasan yang dilakukan senior terhadap juniornya di SMA Don Bosco. Seperti biasanya, terjadi selama masa orientasi siswa (MOS) di awal tahun ajaran baru.

Para senior mengajak tujuh siswa kelas I di sebuah tempat, biasanya tempat nongkrong yang cukup jauh dari keramaian, atau paling tidak jauh dari perhatian dan kepedulian orang-orang sekitar, untuk "perkenalan" mental. Siswa-siswa baru yang masih "bau kencur" itu pun diminta duduk dan menunduk sembari para senior menutup wajah mereka dengan jaket.

Dalam keadaan menunduk, gelap karena wajahnya ditutup dan secara psikologis merasa junior tak boleh melawan senior, mereka mengalami tindak kekerasan, antara lain ditempeleng, dijambak, dipukul, dipaksa minum minuman keras dan disundut rokok.

Informasi kekerasan di sekolah ini diawali keberanian seorang orangtua murid untuk mengungkapkan kondisi anaknya yang pulang sekolah dengan tubuh babak belur. Menurut pengakuan sang anak, dia diculik ke sebuah lokasi dan berhadapan dengan 18 remaja. Delapan orang adalah siswa kelas III dan sisanya diduga alumni sekolah tersebut.

Dari pemeriksaan polisi kepada para senior yang akhirnya ditetapkan sebagai tersangka diperoleh alasan para pelaku melakukan kekerasan kepada para juniornya. Status senior adalah alasan utamanya.

"Motivasinya, mereka merasa sebagai senior sehingga menurut para tersangka pelaku, tindakan mereka terhadap beberapa siswa junior tersebut masih wajar," ungkap Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Selatan AKBP Hermawan.

Para senior menunjukkan keperkasaan dan "kewibawaan" mereka dengan mengintimidasi para juniornya dan memaksa mereka menuruti semua perintah. Prinsip yang dipegang dari tahun ke tahun sama saja. Pasal pertama, senior tak pernah salah. Pasal kedua, jika senior salah, kembali ke pasal pertama. Maka terjadilah kekerasan.

Dorongan alam bawah sadar
Psikolog anak, Seto Mulyadi, mengatakan masalah kekerasan di sekolah sangat rumit dan kompleks. Pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini menilai faktor trauma dan keinginan balas dendam menjadi pemicu remaja untuk melakukan tindak kekerasan kepada pihak yang lebih "lemah" darinya, bisa secara fisik, bisa pula secara status.

Mereka memanfaatkan waktu MOS sebagai salah satu waktu yang tepat untuk melampiaskan dendam karena traumanya.

“(Penyebabnya) sebetulnya banyak dan cukup kompleks. Keinginan untuk menyakiti orang lain dasarnya adalah kurang rasa percaya diri, mungkin juga korban dari perlakuan yang sama sebelumnya. Jadi ada suatu ada dorongan bawah sadar yang kemudian dilampiaskan dengan cara-cara yang tidak layak,” kata Kak Seto dalam dialog bersama Pro 3 RRI, Minggu (5/8/2012).

Masalah psikologis yang muncul adalah umumnya, para senior menyimpan trauma terhadap kekerasan yang mereka juga telah alami sebelumnya. Sebuah perasaan ingin berontak terhadap perlakukan senior mereka sebelumnya, namun tidak pernah bisa tersampaikan. Akhirnya, mereka memilih melampiaskannya pada anak-anak baru di sekolah mereka.

Sebelumnya, Kak Seto mengatakan keinginan untuk melakukan kekerasan itu menjadi nyata karena ada celah antara ruang pengawasan sekolah dan orang tua. Umumnya, kasus kekerasan di sekolah biasanya terjadi sesaat usai jam sekolah. Saat itu, para siswa sudah lepas dari pengawasan sekolah, namun belum sepenuhnya dalam pengawasan orangtua.

Sementara itu, seperti dilansir Antara, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang juga segera melakukan pengkajian terhadap faktor penyebab kekerasan di sekolah memperkirakan bahwa melampiaskan dendam lama sebagai bagian dari tradisi turun-temurun masa orientasi dan banyak menonton tayangan yang mengandung unsur kekerasan menjadi faktor utama.

Faktor trauma dan psikologis serta celah inilah yang dinilainya harus menjadi pintu masuk untuk memulihkan pelaku dan korban serta menyelesaikan kasus kekerasan di sekolah.

Sanksi terapi dan komunikasi
Oleh karena itu, Kak Seto memandang bahwa penyelesaian kasus kekerasan di sekolah juga harus bertolak dari kepentingan pemulihan anak sendiri. Pelanggaran dan kekerasan tetap harus diganjar dengan sanksi yang tegas, namun jangan sampai meninggalkan trauma yang sama untuk si pelaku di masa depan.

Terapi berbeda, masing-masing untuk pelaku dan korban, diberikan di bawah pengawasan psikolog. Langkah ini diambil oleh SMA Don Bosco untuk para siswanya yang terlibat dalam kasus ini.

Para siswa pelaku juga mendapat sanksi berupa kewajiban mengikuti program pembinaan dan konseling selama 20 hari efektif. Mereka diharapkan bisa kembali dengan nilai-nilai pelayanan sosial dalam kehidupannya selanjutnya.

Selain itu, Kak Seto mengharapkan kerja sama orangtua dan sekolah untuk membangun komunikasi yang intensif dengan anak untuk menjembatani celah yang memungkinkan terjadinya kekerasan di sekolah.

"Karena terjadi di antara celah pengawasan itu makanya penting untuk membangun komunikasi. Orangtua dan guru harus bisa lebih dekat, akrab dengan anak-anak agar mereka dibiasakan mengomunikasikan segala sesuatu secara terbuka," kata Kak Seto saat menyempatkan diri membesuk tujuh tersangka pelaku kekerasan di Mapolres Metro Jakarta Selatan.

"Jadi, yang terpenting adalah komunikasi antara guru dan siswa, antara orangtua dan anak-anak. Kalau sudah hubungan terjalin akrab, jika ada hal-hal yang mengganjal, pasti akan dikomunikasikan secara terbuka," tambahnya kemudian.

Menurutnya, penahanan bisa memberi efek jera. Namun yang terpenting, para siswa pelaku mengaku salah dan berani berubah karena itu bisa merugikan masa depannya.

Sekolah harus lebih ketat dalam hal aturan, sementara orangtua juga harus berani mengaku salah dan mau berubah dalam hal mendidik dan mendampingi anak dan remaja. 

Sumber

4 PTN Masuk Jajaran Kampus Terpopuler di Asia

JAKARTA (KRjogja.com) - Sebanyak empat perguruan tinggi negeri (PTN) Indonesia masuk dalam Top Ten 100 kampus terpopuler di Asia, versi pemeringkat Webometrics periode Juli 2012.

Seperti dikutip dari situs webometrics.info di Jakarta, Rabu, empat universitas yang populer di dunia internet tersebut yaitu Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS) yang berturut-turut menempati peringkat ke-50, 79, 92 dan 96.

Adapun lima besar Asia ditempati oleh University of Tokyo, National Taiwan University, Kyoto University, National University of Singapore, dan Tsinghua University.

Webometrics melakukan pemeringkatan terhadap lebih dari 20.000 perguruan tinggi di dunia, 361 di antaranya perguruan tinggi asal Indonesia.

Lembaga pemeringkat yang berbasis di Spanyol ini, menetapkan empat parameter peringkat yaitu "presence" yang menggambarkan volume konten global masing-masing perguruan tinggi yang terindeks Google.

"Impact" yaitu kualitas konten yang diukur dengan tautan eksternal dari pihak ketiga dengan data visibilitynya menggunakan dua mesin pencari yaitu Majestic SEO dan Ahrefs.

Selanjutnya "opennes" yaitu yaitu jumlah rich file (pdf, doc, docs, dan ppt) yang terindeks di google scholar, serta "excellence" yaitu karya akademik yang dipublikasikan di jurnal international yang tergolong high-impact dengan sumber datanya diambil dari Scimago. (Ant/Ndw)

Sumber
KRJogja

Butet: Pembusukan Bangsa Terus Dilakukan

YOGYA (KRjogja.com) - Seniman asal Yogya Butet Kartaredjasa mengungkapkan, saat ini proses pembusukan terhadap Bangsa Indonesia terus dilakukan oleh para petinggi bangsa. Ibarat panggung drama, adegan penipuan diri yang berjamaah dan berlapis-lapis terus dimainkan, ditampilkan dalam bentuk pencitraan yang mempesona.

Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional 'Malunya Jadi Orang Indonesia', Senin (6/8) di kampus UKDW. Acara digelar dalam rangka peringatan 50 tahun universitas tersebut.

"Dan celakanya, para penonton itu mulai percaya bahwa yang sedang dihadapi adalah sebuah pementasan yang bagus. Ini sungguh mengerikan. Semua ramai-ramai menipu diri," tandasnya.

Menurutnya, aktor utama adegan penipuan berjamaah adalah para politisi. Mereka mendikte aktor lainnya, yakni penegak hukum. Mereka saling bermain siasat sana-sini, membuat improvisasi di luar naskah, untuk membuktikan bahwa mereka sudah bermain peran dengan benar.

"Maka sungguh tak mengherankan jika kitab sucipun dijadikan bahan penipuan itu. Jika kitab suci sudah tak dapat digunakan sebagai alat penipuan, entah apa lagi nanti yang akan dijadikan alat penipuan. Mungkin Gusti Allah pun akan di-lobby, dibujuk untuk terlibat dalam penipuan-penipuan berikutnya," ujar Butet disambut tawa hadirin.

Menurutnya hal ini adalah bentuk 'keajaiban' dan 'kejeniusan' bangsa, yakni memampuannya menciptakan ide cemerlang melanggengkan perangkap semu sebagai tujuan hidup. 'Kejeniusan' itupun berlangsung di semua lini kehidupan, termasuk di ranah kebudayaan.

"Ini termasuk akibat ulah Suharto yang selama 32 tahun menyeragamkan semua kebudayaan bangsa dengan budaya Jawa," imbuhnya.

Butet memaparkan pengalamannya bergaul dengan orang Samin (Komunitas Sedulur Sikep) di Pati Jawa Tengah yang saat ini bertarung dengan usaha kapitalis mendirikan pabrik semen. Mereka adalah kaum tani yang tidak bisa dibeli dengan uang, yang jauh lebih mulia dari para ulama dan budayawan yang sudah dijadikan bemper kapitalis pabrik semen.

"Saya ingin memberi inspirasi, bahwa masih ada kearifan luar biasa dari masyarakat Samin, yang harus kita jaga," lanjutnya.

Ia berpendapat, masyarakat dapat melakukan perlawanan terhadap proses pembusukan bangsa, dengan melakukan perubahan di satuan-satuan kecil.  Perubahan ini dapat dilakukan di berbagai sektor, termasuk bidang seni. "Sekarang ini adalah zamannya kolaborasi dari satuan-satuan kecil itu. Dengan begitu sebuah upaya pembentukan identitas dan karakter jadi lebih mudah dilakukan," pungkasnya. (Den)

Sumber

KRJogja